PETUNJUK

NUUR نُوْرُ
Petunjuk dari ALLAH, 4:175, 5:15, 5:44, 5:46, 6:91, 7:157, 9:32, 24:40, 39:22, 42:52, 61:8. 64:8, maka yang mendapat petunjuk hanyalah yang dikenai petunjuk ALLAH. Dalam hal ini ALLAH selaku pusat petunjuk yang meluas ke segala jurusan, karenanya petunjuk itu dinamakan NUUR.

KITAB

KITAAB كِتَابُ
Kitab, atau ketentuan, lihat istilah KATABA di atas. KITAAB yang berarti "kitab" tercantum pada ayat 2:2, 2:79, 7:52, 7:169, 35:32, 42:14, 46:30, dan lain-lain,jamaknya ialah KUTUBU pada ayat 34:44. KITAAB yang berarti "ketentuan" termuat pada ayat 17:14, 19:12, 19:16, 19:51, 22:70, 23:62, 30:56, 34:3, 35:11, 39:23, 57:22 dan lain-lain, jamaknya ialah KUTUBU tercantum pada ayat 2:285, 21:104, 66:12, dan 98:3. Sementara itu KITAAB pada ayat 27:28, berarti "surat ketetapan, dan KITAABUN HAFIIZH pada ayat 50:4 berarti "ketentuan yang menjaga". Dan istilah IKTATABA pada ayat 25:5, berarti "menulis"; begitu pun istilah MAKTUUBAN pada ayat 7:157, berarti "yang tercantum" atau "yang tertulis"

MENJAGA

BAARAKA بَارَكَ
Menjaga, atau memberkahi, 17:1, 21:71, 21:81, dan lain-lain. Maka BARAKAAT adalah :Penjagaan atau barkah”. 7:96, 11:48 dan lain-lain. Muhammad dijaga dengan Mar’a atau Neutrino yang mengitarinya sewaktu Mi’raj Muhammad hingga dia tidak kehabisan udara untuk bernafas di angkasa bebas. Bumi diberi berkah dengan Mar’a atau Neutrino yang mengapung tinggi hingga terbentuklah lapisan ionosfir yang semakin tebal mengakibatkan Bumi ini semakin sejuk.

TRANSIT PLANEET

ZHULLAH ظُلَّةُ
Transit Planet, 7:171, 26:189 atau beradanya suatu planet di atas orbit planet lain setantang dengan Surya yang diorbit. Waktu itu berlaku pembesaran radiasi Surya kepada planet yang dilintasi, hingga menimbulkan berbagai bencana alam. Diketahui bahwa berat Bumi ini sekira 200 trilliun ton maka sekuat itu pula tenaga magnet Surya menahan planet ini dalam orbitnya hingga tidak terpelanting jauh. Sekiranya Jupiter yang diketahui 318 kali besar Bumi kebetulan melakukan transit di atas orbit Bumi otomatis pembesaran radiasi Surya berlipat ganda sampai 318 kali menimpa Bumi. Waktu itu biasanya berlaku sekira 11 tahun sekali. Bencana yang ditimbulkan ZHULLAH tersebut dipakai ALLAH untuk membinasakan masyarakat durhaka dinyatakan pada 11:83 jo. 26:89. Dan itulah radiasi atau SIJJIIL yang tercantum pada ayat 11:82. Lihat THIIN.

BUMI

ARDHU :
Bumi-bumi atau bumi, jamak atau mufrad. Yang termuat 39:67 dll. Adalah jamak sebagai realisasi dari pada ayat 13:3 dan wujudnya sama dengan planet-planet pada ayat 65:12.

SURYA

NAJMU :
Bintang 16:16, 53:1, 55:6, 86:3 yang maksudnya yaitu surya sebagai salah satu bintang. Sedangkan bintang-bintang lainya disebutkan dengan NUJUUM pada ayat 6:97, 7:54, 16:12, 22:18, 37:88, 52:49, 56:75, 77:8, dan 81:2.
Dalam istilah lain disebutkan dengan MISHBAAH dan MASHAABIIH.
MISHBAAH : 
 Bintang berapi 24:35, jamaknya MASHAABIIH berarti “bintang –bintang berapi” pada ayat 41:12 dan 67:5.

TATA SURYA

NUUR :
Tatasurya atau planet-planet yang berada keliling surya tercantum pada 24:35, 39:69, 57:12, 57:19, 57:28, 66:8. Surya sebagai pusat berbentuk api besar, maka yang ada disekitarnya yaitu yang ada dalam daya tarik surya dinamakan NUUR.
YAUM :
Tatasurya 6:73, 9:36, 14:5, 32:5, 44:10, 45:14, dan 45:27, yaitu Tatasurya yang juga berputar di sumbunya sebagaimana bumi berputar. Lihat juga NUUR.
YAUMAN : 
Dalam satu tatasurya, 20:102, 20:104, bahwa di akhirat nanti akan tahulah manusia ramai tentang planet-planet yang sepuluh dalam tatasurya ini.
YAUM : 
hari di tatasurya 11:7, 41:9, 41:10, 41:12, yaitu berputarnya tatasurya ini 360 derajat selama 1.000 bulan Qamariah atau Lunar Year menurut ayat 22:47. Jamaknya ialah AYYAAM tercantum pada 7:40, 11:7, 25:59, 32:4, 41:10, 50:38.

SAMAWAT

SAMAWAAT :
Planet-planet, 3:190, 13:2, 37:5, 42:29, 55:33, 65:12, dll. Semua istilah Samawaat dalam Al-Quran pastilah berarti planet-planet ditandai dengan dapat dipelajari penciptaannya, dapat dilihat dan tidak bertiang, berputar disumbunya hingga disana juga ada timur dan barat, tempat pembiakkan makhluk berjiwa, dapat didatangi dengan pesawat angkasa ultra modern, dan keadaan samawaat itu sama dengan bumi.

LOGIS

HAQ : 
Yang logis, boleh diartikan dengan Yang Haq saja. Tetapi bukanlah HAQ itu berarti BENAR karena untuk istilah ini Al- Quran memakai SHADAQA,SHIDQU, SHADIQUUN, SHADIIQ ayat 17:81 menyatakan bahwa bilaman yang HAQ dating maka yang BATIL jadi lenyap, begitu pula ayat 2:121 menyatakan bahwa orang yang menganalisa kitab secara HAQ maka itulah yang akan beriman. Jika HAQ dalam kedua ayat itu diartikan dengan BENAR maka gagallah ketentuan Allah dimaksud, karena betapa banyak kebenaran telah datang tetapi yang batil masih berlaku, dan betapa banyak orang yang membaca kitab Allah dengan benar namun mereka masih kafir. Jadi istilah Haq harus diartikan yang logis, bahwa sesudah yang logis datang maka lenyaplah yang batil, dan yang akan beriman pada kitab Allah ialah orang yang menganalisanya secara logis, karena memang semua ketatapan Allah adalah yang HAQ atau yang LOGIS, 3:102, 4:122, 6:73, 6:141, 15:64, 22:62, 24:25, 27:79,30:38, 34:49, 37:37, 40:78, 43:29, 69:51.
HAAQA : 
jadi logis, 6:10, 11:8, 16:34. HAAQQAH. Yang menjadikan logis, 69:1, 69:3. HUQQAT. Dijadikan logis, 84:2, 84:5. Dan HAQIIQUN : hal yang logis, 7:105.

TAQWA

TAQWAA
Keinsyafan, 47:17, 49:3, 58:9, maka ITTAQA berarti menginsyafi, 2:183, 24:52, 73:17, dan Muttaquun berarti orang-orang yang insyaf, 2:177, 39:33, dll. Itulah sebabnya Allah memerintahkan manusia agar berpuasa pada siang hari bulan Ramadhan semoga menginsyafi keadaan diri betapa lemahnya tanpa kurnia dari Allah, bukan agar jadi takut sebagaimana pendapat orang-orang selama ini. Itu pula sebabnya dianjurkan saling berisik dengan kebaikan dan keinsyafan dan agar insyaf pada Allah yang kepadanya setiap diri harus kembali.
MUTTAQUUN
Orang-orang yang insyaf 2:177, 39:33, 77:40 dll. Berasal dari ITTAQA berarti “menginsyahi” 2:183, 24:52, 73:17 dll. ATQAA berarti “lebih insyaf” 49:13, 92:17. Lihatlah TAQWAA.

‘AALAMIIN

‘AALAMIIN
Seluruh manusia, karena pada umumnya yang berakhiran dengan YAA NUUN atau WAA NUUN adalah yang berjiwa. Jadi bukanlah istilah itu berarti seluruh benda atau seluruh alam dimana termasuk batu dan tetumbuhan.
Istilah ‘AALAMIIN tercantum ada banyak ayat diantarannya 21:107, 29:6, 29:6, 29:28, 44:32, 45:6 dll. Semuannya menunjukkan makhluk berakal, sehubungan dengan istilah ‘ALIMA berarti “mengetahui” 30:59, 41:3, dll.; dengan ‘ILMU pada 20:114, 27:66 dll.; dengan ‘ALLAMA berarti “mengajarkan” pada 2:102, 55:4, dll.; dengan ‘AALIM berarti “yang berilmu” pada 21:51, 29:43 dll.; dengan ‘ULAMMA-U pada 26:197, 35:28, dan sehubungan dengan ‘ALIIM berarti “yang mengetahui” pada ayat 40:2, 57:3, 58:7 dll.

FIDYAH

Orang yang sedang lemah pisik karena baru sembuh dari sakit, baik dia muda atau tua, lelaki atau perempuan, harus menunda puasa Ramadhannya pada hari-hari berikutnya jika dia sempat kuat kembali. Jika dia tetap lemah maka atasnya wajib memberi fidyah yaitu memberi makan seorang miskin untuk satu hari puasa Ramadhan yang dia tinggalkan. Tetapi wajib Shalat tetap berlaku baginya, baik sewaktu lemah ataupun waktu sudah kuat. Orang lemah ini tidak termasuk pada SAFAR pada Ayat 4/43 dan 5/6.

ASLAMA

ASLAMA :
Masuk Islam, 2:112,3:83 dll. Sehubungan dengan “salam” keselamatan dan “sallama”, menyelamatkan pada 8:43. Masuk Islam berarti menyelamatkan diri di dunia dan di akhirat nanti pada Allah, caranya ialah mematuhi hukum yang diturunkan ALLAH.

GAIB

GAIB :
Gaib juga diartikan karena tiada istilah lain yang cocok untuk maknanya. Ada dua macam yang dikatakan dengan gaib yaitu wujud. Allah dan Ruh; juga keadaan, seperti yang berlaku di zaman purkala, di akhirat nanti, atau yang kejadian di planet yang mengitari bintang lain. Gaib tercantum pada 5:109, 5:116, 9:78, dan 34:48.
Gaib ialah gaib dan tidaklah tepat jika yang diartikan dengan “tak kelihatan” karena banyak wujud yang tidak kelihatan tetapi bukanlah dia gaib. Namun istilah GAYAABAH berarti “kegelapan” pada ayat 12:10.

WASHIILAH

WASHIILAH : 
Penghubung 5:103, bahwa Allah tidak mengadakan penghubung antara DIA dan manusia begitupun sebaliknya, tetapi memang DIA mengutus Rasul-rasul untuk menyampaikan Firman-NYA. Istilah itu sehubungan dengan WASHALA berarti “sampaikan” pada ayat 13:21, 13:25, dan WASH-SHALA pada ayat 28:51; dan dengan WASHALA ILAA berarti “mencapai” pada 6:136, 11:70, 11:81, 28:35, dan 4:90.

WA’AZHA

WA’AZHA :
Ajarkan 2:231, 2:232, 4:34, 4:58, 4:66, 7:164, 11:46, 16:90, 24:17, 26:136, 31:13,34:46, 58:3, 65:2, dan benarlah Allah mengajar Nabi Nuah agar termasuk orang-orang bodoh sebagai pada ayat 11:46. Hal ini karena umurnya sudah sangat tua sedangkan anak isterinya karam bersama orang- orang kafir. Dan sesudah topan besar, dimulailah peradaban manusia dari bermula, sedangkan dulunya telah mencapai peradapan tinggi, 30:9, 40:82, jo.34:45.
Istilah itu sehubungan dengan MAW-IZHAH berarti “pembelajaran” 2:66, 2:275, 3:138, 5:46, 7:145, 10:57, 11:120, 16:125, 24:34; dan denagan WAA’IZHIIN berarti “yang mengajarkan ‘ pada ayat 26:136.

WALIIJAH

WALIIJAH : 

Inti utama 9:16 sehubungan dengan WALAJA berarti “masuk” 57:4, dan dengan AWLAJA berarti “memasukkan” pada ayat 3:27, 7:40, 22:61, 31:29, 35:13, 57:6.

HABITHA

HABITHA :
Turun 2:36, 2:61, 2:74, 7:74, 11:48, 20:123, seperti batu jatuh dari tempat tinggi kepada tempat rendah. Dan Adam bukan diturunkan derajatnya tetapi diturunkan atau turun dari Muntaha ke bumi sebagaimana keberangkatan Isa almasih dari Bumi, 3:59, atau melayang di angkasa bebas, 17:61, turun bersama-sama dengan isterinya dan hewan yang dibutuhkan dalam kehidupan di bumi 39:6.

HAWAA-U

HAWAA-U :
Keserakahan 2:145, 5:49, 6:119, 6:150, 14:43, 23:71, 28:50, 30:29, jamaknya ialah AHWAA-U tercantum pada ayat 2:120, 5:49, 5:77, 6:56, 6:119, 6:50, 13:3, 23:71, 28:50, 30:29, 42:15, 45:18, 47:14, 47:18, dan 54:3.

YAHUULU

YAHUULU : 
Pisahkan 8:24 sehubungan dengan HAALA tercantum pada ayat 11:43, 34:54, dan dengan MIHAAL berarti “teliti” pada ayat 13:13.

YAHMUUM

YAHMUUM : 
Yang dikhayalkan 56:43, sehubungan dengan HAMI pada ayat 6:70, 10:4, 22:19, 26:101, 36:67, 40:18, 41:34, 47:15, 55:44, 56:42, dan lain-lain.

YAQIIN

YAQIIN :
Kepastian 15:99, 27:22, 69:51,74:47, 102:5, 102:7, sehubungan dengan YAQIINAA berarti “dengan kepastian” 4:157; dengan AWQANA berarti “mendapat kepastian” 2:4, 2:118, 5:50, 13:2, 27:82, 30:60, 31:4, 32:2, 45:4, 45:20; dengan MUSTAIQINIIN berarti “yang merasa pasti” 45:2; dan dengan MUUQINUUN berarti “yang mendapat kepastian” tercantum pada ayat 6:75, 26:24, 32:12, 44:7, dan 51:20.

YAMMU

YAMMU : 
Air hanyut tercantum pada ayat 7:136, 20:39, 20:78, 20:97, 28:7, 28:40,51:40. Musa diwaktu kecil dihanyutkan pada air hanyut di sungai Nil, 20:39, 28:7, karenanya teranglah bahwa waktu Musa bersama Bani Israil melintasi Laut Merah, air laut waktu itu mengalir ke salatan karena gelombang pasang di teluk Aden, maka waktu air laut itu mengalir ke utara barulah Firaun dan tentaranya dibenamkan Allah, 7:136, 20:78, 28:40, dan 51:40.

Jadi, bukanlah waktu itu laut Merah terbelah sebagaimana dongeng selama ini atau sebagaimana dinyatakan The Bible. Lihat juga THUUD.

YAMIIN

YAMIIN : 
Kanan atau tangan kanan, 20:18, 20:69, 29:48, dan 37:93.
YAMIIN : 
Kanan, ASH-MAABUL YAMIIN = Golongan kanan atau yang mematuhi Allah, tercantum pada ayat 56:27 dan 56:38. Lawannya ialah ASH-HAABUSY SYIMAAL pada ayat 56:41.
YAMIIN : 
Tatahukum 17:71, 33:50, 33:52, 37:28, 69:19, 69:45, 84:7, jamaknya ialah AIMAAN. Maka YAMIIN yang tercantum pada ayat 39:67 ialah Tatahukum Allah bukan tangan Allah. Dengan tatahukum itulah DIA memutar bintang-bintang, planet-planet dan semesta raya ini.

Yaum

YAUM : 
Hari di bumi kini 2:80, 2:184, 2:203, 2:259, 3:24, 3:140, 5:3, 6:141, 10:102, 11:65, 23:113, 34:18, 40:29, 40:49, 69:7, dan 69:24. Hari di bumi yaitu satu kali putaran bumi di sumbunya 360 derajat.
YAUM : 
Tatasurya 6:73, 9:36, 14:5, 32:5, 44:10, 45:14, dan 45:27, yaitu Tatasurya yang juga berputar di sumbunya sebagaimana bumi berputar. Lihat juga NUUR.
YAUMAN : 
Dalam satu tatasurya, 20:102, 20:104, bahwa di akhirat nanti akan tahulah manusia ramai tentang planet-planet yang sepuluh dalam tatasurya ini.
YAUM : 
hari di tatasurya 11:7, 41:9, 41:10, 41:12, yaitu berputarnya tatasurya ini 360 derajat selama 1.000 bulan Qamariah atau Lunar Year menurut ayat 22:47. Jamaknya ialah AYYAAM tercantum pada 7:40, 11:7, 25:59, 32:4, 41:10, 50:38.
YAUM : 
Hari di semesta raya 70:40 yaitu putaran semesta raya 360 derajat selama 50.000 tahun di bumi.
YAUM : 
Hari di akhirat nanti 2:125, 7:51, 24:37, 25:14, 31:33, 32:14, 36:54, 40:17, 76:10, dan 83:34.

Yaumu [....]

YAUMUL AAKHIRAH : 
  • Hari akhirat tercantum pada ayat 2:8, 58:22, 60:6, 43:65.
YAUMUL AAZIFAH : 
  • Hari yang mendekat yaitu hari kematian total dan dihidupkan kembali di akhirat, 40:18.
YAUMUL ALIIM : 
  • Hari yang perih bagi orang-orang kafir di akhirat nanti, 11:26, 433:65.
YAUMUL BA’TSU : 
  • Hari berbangkit di akhirat nanti, 30:56.
YAUMUT TAGAABUN : 
  • Hari penyesalan bagi orang-orang kafir di akhirat nanti, 64:9.
YAUMUT TALAAQ : 
  • Hari pertemuan di akhirat nanti, 40:15.
YAUMUT TANAAD : 
  • Hari penggilan untuk hidup kekal di akhirat nanti, dimana setiap yang pernah hidup berjiwa akan dihidupkan kembali, 40:32.
YAUMUTS TSAQIIL : 

  • Hari yang berat bagi orang-orang kafir di akhirat nanti, 76:27.
YAUMUL JAM’I :
  • Hari berkumpul di akhirat nanti, 42:7, 64:…  
YAUMUL JUM’AH : 
  • Hari jum’ah untuk berkumpul di masjid setiap minggu, 62:9.
YAUMUL HISAAB : 
  • Hari perhitungan di akhirat nanti, 38:16, 8:26, 38:53, 40:24.
YAUMUL HASRAH : 
  • Hari kekecewaan bagi orang-orang kafir di akhirat, 19:39.
YAUMUL HAQ : 
  • Hari yang logis pasti akan ada di akhirat, 78:38.
YAUMUL KHURUUJ : 
  • Hari keluar dari kubur untuk hidup kedua di akhirat, 50:42.
YAUMUL KHULUUD : 
  • Hari masuk orang-orang islam ke surga di akhirat nanti, 50:34.
YAUMUD DIIN : 
  • Hari agama di akhirat nanti dimana hukum dan pengabdian hanya bagi Allah, 1:4, 15:35, 26:82, 37:20, 51:12, 56:56, 70:26, 82:15, 82:18, 83:11.
YAUMUZ ZIINAH : 
  • Hari keramaian memakai hiasan, di dunia kini, 20:59.
YAUMUZH ZHULLAH : 
  • Hari transit planet diatas orbit bumi, 26:189.
YAUMUUN’ASIIR : 
  • Hari kesulitan bagi orang-orang kafir di akhirat nanti, 25:26, 54:8, dan 74:9.
YAUMUL’AZHIIM : 
  • Hari yang agung, 6:15, 10:15, 19:37, 26:135, 26:189, 39:13, 46:21, dan 83:5.
YAUMUN ‘AQIIN : 
  • hari yang tunggal dimana tiada pergantian siang dan malam, 22:55, yaitu di akhirat nanti.
YAUMUL FATHI : 
  • Hari pembukaan kesadaran penuh bagi manusia di akhirat nanti, 32:29.
YAUMUL FASHLI : 
  • Hari penjelasan bagi manusia di akhirat nanti tentang semua problem, 44:40, 77:13, 77:38, 78:17.
YAUMUL QIYAAMAH : 
  • hari berbangkit bagi setiap yang pernah hidup di dunia kini, berlaku di akhirat nanti, 19:95, 21:47, 39:15, 39:24, 39:47, 39:60, 39:67, 42:45, 45:26, 58:7, 60:3, 68:39, 75:1. 
YAUMUL KABIIR : 
  • Hari yang besar di akhirat nanti, 11:3.
YAUMUL MAJMUU : 
  • Hari dikumpulkan manusia yang pernah hidup kini di akhirat nanti, 11:103.
YAUMUL MA’LUUM : 
  • Hari tertentu yaitu hari berbangkit di akhirat nanti, 56:50.
YAUMUL MAW’UUD : 
Hari yang dijanjikan yaitu hari berbangkit di akhirat nanti, 85:2.
YAUMUN NAHSI : 
  • Hari Nahas untuk orang kafir, 41:16, 54:19.
YAUMUL WA’IID : 
Hari perjanjian yaitu setiap diri harus hadir di akhirat nanti, 50:20.

SYAHRU

SYAHRU :
Bulan (penanggalan), 2:185, 4:92, 9:36, 34:12, 2:226, 9:2, 9:5, dan 65:4. Jadi ‘bulan” yang termaktub pada ayat 2:185 bukanlah ‘bulan” yang mengorbit di angkasa yang dalam Al- Quran disebut QAMAR, tetapi bulan penanggalan yang harus diketahui dengan perhitungan. Jumlah bulan 12 dalam setiap tahun Qamariah atau lunar year disebut SHUHUUR pada 9:36.

YAA WAILANA

YAA WAILANA :
Wahai celakalah kita, demikian kata orang-orang kafir sewaktu bangun di akhirat nanti,
سُوۡرَةُ المَائدة
فَبَعَثَ ٱللَّهُ غُرَابً۬ا يَبۡحَثُ فِى ٱلۡأَرۡضِ لِيُرِيَهُ ۥ كَيۡفَ يُوَٲرِى سَوۡءَةَ أَخِيهِ‌ۚ قَالَ يَـٰوَيۡلَتَىٰٓ أَعَجَزۡتُ أَنۡ أَكُونَ مِثۡلَ هَـٰذَا ٱلۡغُرَابِ فَأُوَٲرِىَ سَوۡءَةَ أَخِى‌ۖ فَأَصۡبَحَ مِنَ ٱلنَّـٰدِمِينَ (٣١)
[5/31] Maka Allah membangkitkan seekor gagak mengorek di tanah untuk diperlihatkan betapa dia harus menutupi tubuh saudaranya. Dia katakan: "Hai nasibku, apakah aku dapat berlepas diri bersamaan dengan gagak ini lalu aku tutupi tubuh saudaraku?" Maka jadillah dia termasuk orang-orang menyesal. (16/89, 23/40, 26/157).
سُوۡرَةُ هُود
قَالَتۡ يَـٰوَيۡلَتَىٰٓ ءَأَلِدُ وَأَنَا۟ عَجُوزٌ۬ وَهَـٰذَا بَعۡلِى شَيۡخًا‌ۖ إِنَّ هَـٰذَا لَشَىۡءٌ عَجِيبٌ۬ (٧٢)
[11/73] Mereka berkata: "Herankah engkau tentang perintah Allah? Rahmat Allah dan berkah-NYA atasmu penghuni rumah, bahwa DIA terpuji, berkecukupan." (19/9, 51/30)
سُوۡرَةُ الکهف
وَوُضِعَ ٱلۡكِتَـٰبُ فَتَرَى ٱلۡمُجۡرِمِينَ مُشۡفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَـٰوَيۡلَتَنَا مَالِ هَـٰذَا ٱلۡڪِتَـٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً۬ وَلَا كَبِيرَةً إِلَّآ أَحۡصَٮٰهَا‌ۚ وَوَجَدُواْ مَا عَمِلُواْ حَاضِرً۬ا‌ۗ وَلَا يَظۡلِمُ رَبُّكَ أَحَدً۬ا (٤٩)
[18/49] Dan diletakkan ketetapan lalu engkau lihat orang-orang berdosa prihatin tentang yang ada di sana, dan mereka katakan : "Wahai nasib kami, kenapa ketetapan ini tidak meninggalkan yang kecil, juga tidak yang besar, kecuali mencatatkan semuanya." Mereka dapati hadir apa yang telah mereka kerjakan, dan tidaklah Tuhan-mu menzalimi seseorang. (23/62, 53/40, 84/11)
سُوۡرَةُ الاٴنبیَاء
وَٱقۡتَرَبَ ٱلۡوَعۡدُ ٱلۡحَقُّ فَإِذَا هِىَ شَـٰخِصَةٌ أَبۡصَـٰرُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ يَـٰوَيۡلَنَا قَدۡ ڪُنَّا فِى غَفۡلَةٍ۬ مِّنۡ هَـٰذَا بَلۡ ڪُنَّا ظَـٰلِمِينَ (٩٧)
[21/97] Dan semakin dekat janjian logis, ketika itu terbelalak pemandangan orang-orang kafir : "Celakalah kita, sungguh kita dalam kelengahan tentang ini, malah kita orang-orang zalim." (24/24, 67/27, 78/18)
سُوۡرَةُ الفُرقان
يَـٰوَيۡلَتَىٰ لَيۡتَنِى لَمۡ أَتَّخِذۡ فُلَانًا خَلِيلاً۬ (٢٨)
[25/28] "Hai celaka, alangkah baiknya aku tidak mengadakan si Anu jadi pengatur." (20/111, 23/62, 37/26)
قَالُواْ يَـٰوَيۡلَنَا مَنۢ بَعَثَنَا مِن مَّرۡقَدِنَاۜ‌ۗ هَـٰذَا مَا وَعَدَ ٱلرَّحۡمَـٰنُ وَصَدَقَ ٱلۡمُرۡسَلُونَ (٥٢)
[36/52] Mereka katakan : "Hai celakalah kita, siapakah yang membangkitkan kita dari tempat tidur kita. Inilah yang ARRAHMAN janjikan, dan benarlah para utusan." (6/30, 10/45, 28/75)
سُوۡرَةُ الصَّافات
وَقَالُواْ يَـٰوَيۡلَنَا هَـٰذَا يَوۡمُ ٱلدِّينِ (٢٠)
[37/20] Dan mereka katakan : "Celakalah kita, inilah Hari agama." (1/4, 17/52, 83/11)
سُوۡرَةُ القَلَم
قَالُواْ يَـٰوَيۡلَنَآ إِنَّا كُنَّا طَـٰغِينَ (٣١)
[68/31] Mereka katakan: "Hai nasib kami, bahwa kita pelanggar hukum." (19/67, 78/22)

Puasa Ramadhan 1 (Tujuan dan Hikmah)

     Puasa wajib ialah selama siang hari Ramadhan yaitu bulan kesembilan setiap tahun Qamariah. Kewajiban ini berlaku bagi kaum lelaki dan perempuan, diketahui dari Firman ALLAH yang artinya sebagai berikut:
 2:184. Pada hari-hari berbilang, maka siapa yang sakit dari kamu atau atas beban,hitungannya pada hari-hari berikutnya, dan atas orang-orang yang menguatkan diri padanya ialah fidyah makanan orang miskin. Siapa yang menyanggupi dengan baik maka dia baik baginya. Kamu berpuasa itu baik bagimu jika kamu mengetahui. [home]

Kewajiban Puasa

 B. Mereka yang diwajibkan puasa.

  1. 1. Diwajibkan melakukan ibadah puasa adalah orang-orang beriman yaitu mendirikan Shalat dan hukum lainnya dalam Islam. Orang-orang yang tidak beragama Islam boleh melakukan puasa itu untuk keuntungan dirinynya secara psikologis dan biologis, tetapi tiada faedahnya bagi orang itu dalam perhitungan risiko dirinya di Akhirat nanti, kecuali sewaktu dia telah bertobat dan menganut Islam lalu melaksanakan hukum agama itu sebelum meninggal dunia. Tentang ini ALLAH menyatakan dalam Alquran yang artinya:   [home]

Safar

C. Istilah SAFAR 
     Biasanya diartikan orang dengan “perjalanan” padahal Alquran dengan beberapa Ayat Suci secara jelas menyatakan maksud istilah itu adalah BEBAN. Hal ini telah dibicarakan juga mengenai wajib Shalat. Tetapi untuk jelasnya di bawah ini kita tambahkan keterangan yang lebih terperinci.
  1. Untuk “perjalanan” Alquran memberikan istilah SAIRU, SAYYAARAH, MASYYU, MASYSYAA-U, dan JUNUBU , bahkan juga memberikan istilah DHARABA FII, tercantum dalam Ayat 2/273, 3/156, 4/94, 4/101, 5/106, dan 73/20. Jadi istilah SAFAR bukanlah berarti "perjalanan" tetapi BEBAN sehubungan dengan sangkut-pautnya dengan Ayat Suci lain. home

Istilah Shalat (4)

asshalat
      Selaku makhluk ciptaan, manusia hendaklah memuliakan ALLAH ALKHALIQ yaitu dengan mematuhi hukum yang diturunkan-NYA serta menyembah-NYA dalam kehidupan sehari-hari. Memuliakan ALLAH dengan menyembah-NYA itu disebut dengan melakukan Shalat atau mendirikan Shalat pada waktu-waktu yang telah ditentukan-NYA setiap hari. Shalat tersebut harus dilakukan menurut cara tertentu dalam Islam yaitu dalam keadaan suci, atau sehat, berdiri, ruku’ sujud dan duduk dengan bacaan tertentu sebagai yang dulunya dicontohkan Nabi. Memang untuk Shalat itulah ALLAH menciptakan jin dan manusia:
وَمَا هَـٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ ﴿٦٤
29:64. Tidaklah kehidupan dunia ini kecuali olok-olok dan main-main, bahwa kampung Akhirat adalah kehidupan sebenarnya kalau mereka mengetahui.

Over View

PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH

(Nana Masrur) Kompetensi Dasar : Mampu Menguraikan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di Madrasah Indikator : Madrasah dan Perkemb...