WUJUD ALAM, KONSTRUKSI WUJUD ALAM

Manusia diberi ALLAH hati atau mental. Mental ini harus digunakan untuk berfikir tentang laba rugi dalam hidup. Berpikir laba rugi inilah yang dimaksud dengan moral menurut istilah masyarakat umum. Moral begini tidak diberikan ALLAH kepada makhluk konkrit lainnya, karenanya mereka hidup tanpa ujian, dan mereka hanya diciptakan untuk kebutuhan hidup manusia yang diuji. Kalau diperinci wujud alam yang didapati di dunia, maka semuanya terbagi pada lima bagian, demikian pada konstruksi wujud itu, sebagai berikut ini:
Wujud Alam 
1. Ruh : 
Yaitu yang datang dari ALLAH, waktu mana makhluk dikatakan hidup, dan dikatakan mati ketika wujud ruh itu kembali pada ALLAH.
2. Fisik : 
Yaitu tubuh konkrit yang memiliki ukuran berat dan ukuran besar.
3. Aktivitas : 
Yaitu tindak konkrit, defensif atau ofensif, juga gerak pada pertumbuhan dan perubahan.
4. Mental : 
Yaitu hati atau tubuh abstrak yang merasa duka, suka, cinta,  benci, dan sakit, senang.
 5. Moral : 
Yaitu tindak batin atau abstrak untuk rencana laba, rugi, berujung dengan risiko.
Konstruksi Wujud Alam
Segala yang diciptakan oleh Allah, baik yang berakal maupun benda jumud baik itu nampak maupun tidak nampak yang ada di dunia.
A. Manusia : 
Yaitu yang memiliki ruh, fisik, aktivitas, mental, moral, dan jadi konstruksi alam tertinggi karena memiliki moral yang ber  ujung dengan risiko bagi ujian hidup. Manusia memiliki lima wujud alam.
B. Hewan : 
Yaitu yang memiliki ruh, fisik, aktivitas, dan mental tanpa moral. Demikian dia mempunyai otak tanpa rencana laba rug i. Hidupnya t  idak dala m ujian, dan karenanya hewan tidak berusaha mengubah keadaan di sepanjang zaman. Hewan memiliki empat wujud alam.
C. Jin :
Yaitu yang memiliki ruh, mental, dan moral berujung dengan risiko bagi ujian hidup. Karenanya jin itu ada yang beriman dan ada pula yang kafir. Jin memiliki tiga wujud alam.
D. Malekat :
Yaitu yang memiliki ruh dan mental, tanpa moral. Demikian   dia patuh dengan keadaan yang sama di sepanjang zaman. Malekat memiliki dua wujud alam.
E. Materi: 
Yaitu benda jumud, memiliki fisik dan aktivitas dalam pertumbuhan dan perubahan, tanpa ruh,  tanpa mental, dan tanpa moral. Materi memiliki dua wujud alam: 
  1. Tetumbuhan mempunyai protoplasma atau sel-sel yang bertumbuh tanpa ruh, begitu dia dipotong, dia masih bertumbuh sampai pada waktu yang sama dengan yang tidak dipotong. Dia bertumbuh secara korelasi vertikal dengan ALLAH dan horizontal dengan alam sesamanya di mana gravitasi dan kohesi memegang peranan penting. 
  2. Pada setiap biji tetumbuhan sudah ada jantan betinanya. Lihatlah batok kelapa dengan tiga mata. Ketiganya ialah pertanda jantan dan betina dan untuk bertumbuh. Begitu dia tumbuh maka tidak dapat dibedakan jantan betinanya karena sudah jadi satu, semuanya berbuah dan berketurunan. Perkawinan yang dilakukan orang hanyalah usaha penyuburan, bukan pernikahan.
Pada semua wujud dan konstruksi alam ini terkandung ketentuan tersendiri dari ALLAH, baik dia atom di ujung pena, maupun bintang di angkasa, begitupun pada manusia dan jin dengan segala bangsa-bangsanya. Semuanya berumur, berkeadaan dan bernasib yang telah digariskan ALLAH. Tentang ini perhatikan maksud Ayat 54:49, 57:22, dan 76:30. <-- klik ayat

Di antara lima macam konstruksi wujud alam tadi hanya manusia dan jin yang hidupnya diuji didunia kini. Karena itu kedua makhluk ini diberi moral untuk pertimbangan laba rugi, semua geraknya berujung dengan risiko. Khusus untuk manusia ialah sebagai berikut: 
Risiko Alamiah: 
Yaitu tanggung jawab sebagai penguasa Bumi dengan segala  isinya dan udaranya 2:29, dan risiko ini mungkin diterimanya di dunia kini tetapi pasti ditemuinya di Akhirat nanti.
Risiko Insaniah : 
Yaitu tanggung jawab makhluk tertinggi dengan moral untuk laba rugi dalam setiap geraknya. Risiko ini diterimanya dalam hubungannya dengan masyarakat kini dan pasti diberikan kepadanya di Akhirat nanti, 3/112. 
Risiko Ilmiah : 
Yaitu tanggung jawab diri yang diberi ilmu pengetahuan baik melalui kegiatan penyelidikan, maupun melalui Kitab Suci ALLAH yang disampaikan kepadanya. Risiko ini akan menjuruskannya kepada Surga atau Neraka di Akhirat nanti 103:2 - 3.
يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي وَيُنذِرُونَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَـٰذَا ۚ قَالُوا شَهِدْنَا عَلَىٰ أَنفُسِنَا ۖ وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَشَهِدُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُوا كَافِرِينَ ﴿١٣٠﴾
6:130. Wahai masyarakat jin dan manusia, apakah tidak datang padamu Rasul-rasul dari bangsamu yang menceritakan atasmu Ayat-ayat-KU, serta memberi peringatan padamu tentang Hari ini? Mereka berkata: "Kami telah membuktikan apa-apa atas diri kami." Dan kehidupan di dunia memperdaya mereka, dan mereka membuktikan atas diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang kafir.
وَكَذَ‌ٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لِّتُنذِرَ أُمَّ الْقُرَىٰ وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لَا رَيْبَ فِيهِ ۚ فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ ﴿٧﴾
42:7. Seperti itulah KAMI wahyukan kepada engkau Alquran berbaasa Arab agar engkau peringatkan pada penduduk ibu negeri dan orang-orang sekelilingnya, serta engkau peringatkan tentang Hari berkumpul yang tiada keraguan padanya. Sebahagian dalam Surga dan sebahagian dalam tempat Pembakaran.

SETAN, JIN, MANUSIA

S-E-T-A-N ( syaythan / satan) ; hal ini bukanlah nama suatu makhluq..., tapi predikat..., istilah ato sbutan untk menyebut suatu kelompok ato golongan..., yang terdiri dr dua jenis makhluq:

ras-JIN dan ras-MANUSIA [mina `al jini wa `al `insi].

Masing2nya memiliki subkelompok baik dan jahat [Q 72:11], dan

yg jahat dinyatakan dgn sebutan setan [Q 6:112; 43:38].

 

Para-setan..., tak tampil ato menampakkan dlm bentuk buruk, seram, n menakutkan, n bertindak kasar, yg membuat orang lari terbirit-birit dr mereka, tapi...  

sebaliknya....

tampil secantik n semenarik mungkin, dg brbagai strategi n trik atau siasat n tipuan licik, agar orang mendekati n menghampiri mereka, lalu terperosok dan terperangkap, dan ikut terjerumus kedalam golongan setan [Q 72:6], 

Over View

PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH

(Nana Masrur) Kompetensi Dasar : Mampu Menguraikan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di Madrasah Indikator : Madrasah dan Perkemb...