Sistem dan Model Pemerintahan Umayyah

Kiriman oleh Nana Masruri.

Sistem dan Model Pemerintahan Umayyah

Kiriman oleh Nana Masruri.

KHILAFAH YANG MANA...?

Mahasiswa Indonesia menolak demokrasi, mereka menginginkan khilafah.

Saya bertanya, khilafah yang mana?

Khilafah di maza khulafaur rasyidin? 

• Ketika itu "negara" memang dipimpin oleh orang berakhlak baik seperti Abubakar, Umar, dan Ali. Well, ada yang agak nepotis seperti Usman. Tapi, 3 dari khalifah itu mati terbunuh. Dua di antaranya terbunuh oleh kalangan internal umat Islam sendiri.

• Perang saudara terjadi beberapa kali. Kesejahteraan, pengembangan ilmu pengetahuan, boleh dibilang masih di titik nadir...!! Mau...?! 

Khilafah Bani Umayyah? 

• Pada zaman ini kekhalifahan sebenarnya sudah berubah menjadi kerajaan. Khalifah tidak lagi dipilih oleh rakyat atau perwakilannya, putra raja betapapun bengisnya, otomatis menjadi khalifah. Dalam masa inipun banyak terjadi perang saudara. Cucu nabi dibantai di Karbala. Pernah Ka'bah diserang sampai rata dengan tanah. Beberapa khalifah dari dinasti ini adalah pemabuk. Mau?

Khilafah Bani Abbasiyah?  

• Kekhilafahan ini memulai kuasa dari kebencian terhadap Umayyah. Semua yang berbau Umayyah dibantai habis. Bahkan kuburan pun dibakar. Ada sisi-sisi kejayaan, termasuk dalam sains. Tapi prinsip utama, kedaulatan di tangan rakyat tidak ada. Khalifah adalah orang dengan kekuasaan mutlak. Mau?

Ada beberapa kekhalifahan setelah itu. 

• Pada masa itu khilafah tidak lagi tunggal, tapi terdiri dari beberapa dinasti yang saling bersaing satu sama lain. Ada sisi baik, ada pula sisi buruknya.

Satu-satunya persamaan antara keempatnya adalah, mereka secara formal menyatakan hukum Islam sebagai hukum negara. Titik...!!
Bayangkan, khalifah menyatakan Islam sebagai hukum negara, tapi ia sendiri mabuk...!!
Khalifah kebal hukum...!! Mau?

• Saya lebih memilih Republik Indonesia, dengan Pancasila sebagai dasar negara. Ini bukan negara sempurna. 
• Kita harus memperbaiki negeri ini. 
• Tapi ini negara nyata, sehingga kontribusi kita untuk memperbaikinya nyata juga. 
• Bukan negara khayalan di mana semua serba baik, tapi hanya di atas kertas.