SYAFAAT

>Bhw SEMUA SYAFAAT HANYALAH milik Allah (39:44), tiada yg dpt mmberi syafaat TANPA IJIN-NYya (2:255 / 10:3 / 20:109 / 34:23 / 53:26), yg diijinkan dpt mmberi syafaat adlh malaikat & org2 yg mengakui serta meyakini yg haq/tauhid (43:86 / 53:26).
>Di hr kiamat tidak ada prlindungan & pmberi syafaat SELAIN Allah (6:51,70 / 32:4).
>Tidak mendapat syafaat KECUALI yg tlh mengadakan perjanjian disisi Allah / SYAHADAT (2:63,83,93 / 19:87 / 48:10), inipun dibagi 2 :
1. Yg diberi syafaat adlh orang2 yg DIRIDHOI Allah SWT ((21:28). Ingin tahu orang2 yg diridhoi Allah SWT, monggo berkenan membaca alQuran > 2:207 / 2:265,272 / 3:15-17 / 4:114 / 5:16 / 5:119 / 9:20-22 / 9:100 / 13:22 / 18:28 / 22:37 / 30:37,38 / 39:7 / 48:29 / 58:22 / 59:8 / 60:1 / 76:8,9 / 92:17-21 / 98:7,8.
2. Syafaat yg tdk diterimakan (2:48, 254) & yg tidak bermanfaat (2:123), karena MUSRIK (6:94 / 10:18 / 26:100 / 30:13 / 36:23 / 39:43 / 43:86), DHOLIM (40:18), MELUPAKAN alQuran (7:53), tidak sholat/ tdk mmberi makan org miskin/ bicara bathil/ mndustakan hr pembalasan (74:42-48).
Dmkn yg dpt sy sampaikan, jk ada yg salah mhn MAAF & tlg Bpk YKS serta sdr/sdri semuanya berkenan meluruskan (103:1-3).

SHOLAWAT NABI = MENDO'AKAN NABI

TANYA__________
**
Makna ber_sholawat Nabi sama artinya dengan mendo'akan Nabi?

JAWAB__________
**
Apa maksud 'bershalawat' untuk nabi itu dijelaskan di ayat-ayat lain seperti berikut ini ...

[QS.7:156-157]
Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami."
(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang BERIMAN KEPADANYA. MEMULIAKANNYA, MENOLONGNYA dan MENGIKUTI CAHAYA YANG TERANG YANG DITURUNKAN KEPADANYA (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya BERSHALAWAT untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, BERSHALAWATLAH kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya [QS.33:56]

Maka,

Allah dan Malaikat-MalaikatNYA bershalawat untuk nabi --> Allah dan Malaikat-MalaikatNYA menolong nabi, konsisten dg ayat-ayat ini [QS.22:40; 40:51]. Meskipun demikian ancaman Allah terhadap nabi/rasul pun keras jika nabi/rasul mengadakan sebagian perkataan atas nama Allah [69:44-46]. Nabi/rasul adalah manusia biasa yg bisa saja berbuat kesalahan [QS.3:144; 18:110; 66:1]. Kalimat-KalimatNYA harus "Tetap Lurus". Siapapun yg menyampaikan dengan tidak Lurus pasti ada akibatnya.

Orang-Orang yg beriman diperintahkan bershalawat untuk nabi, --> mereka diperintahkan beriman kepada nabi, memuliakan nabi (bukan mengidolakan atau mengakui dia saja yang rasul Allah, apalagi menyembahnya [QS.3:79]), mereka juga diperintahkan menolongnya [QS.57:25], "mengikuti Cahaya Yang Terang yang diturunkan kepadanya" (bukan mengikuti yg diluar itu karena yg diluar itu bukanlah Cahaya Yang Terang dari Allah), kemudian dalam keseharian mereka juga diperintahkan mengucapkan 'salam penghormatan' ketika berjumpa/berpapasan dengan nabi [QS.33:56].

mengapa dipakai istilah "nabi", dan bukan rasul ? ....
karena istilah "nabi" itu KHAS di dalam Al-Quran, ia dipakai untuk menjelaskan ketika orangnya masih hidup. Artinya, ayat yg menggunakan kata "nabi" itu adalah ayat ketika orangnya (Muhammad) masih hidup. Coba perhatikan dan cermati baik-baik setiap ayat yg menggunakan kata "nabi" (yg diluar tanda kurung), .... contoh :

[QS.66:1] Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu; kamu mencari kesenangan hati isteri-isterimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

--> secara fisik (muhkammat) bagaimana ia mencari kesenangan hati istri-istrinya, jika ia sudah wafat ?

[QS.3:81] Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, ....dst

--> secara fisik (muhkamaat) untuk apa Allah mengambil perjanjian jika orangnya sudah wafat ?

[QS.33:53] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. ....dst

--> rumah-rumah nabi ...(secara muhkammat) adalah rumah fisik. Itu ada ketika dia masih hidup dahulu.
--> nabi malu ? ... bagaimana ia bisa malu jika ia sudah wafat ?

[QS.33:56] ....bershalawatlah kamu untuk nabi ....dst

--> secara fisik, bagaimana kita sekarang bisa bershalawat untuk nabi (menolongnya, memuliakannya dan mengucapkan salam penghormatan) ? bukankah ia sudah wafat ? Satu-satunya yang bisa kita lakukan dalam "bershalawat untuk nabi" sekarang ini hanyalah "mengikuti Cahaya Yang Terang yang diturunkan kepadanya" ialah mengikuti Ayat-Ayat Allah (AL-Quran).
Kalau ada orang mengatakan bahwa bershalawat itu mendoakan dia, bukankah dia sudah wafat? apakah bisa orang yg sudah wafat berubah kondisi jiwanya dengan didoakan oleh yg masih hidup? kalau bisa, tentu semua orang masuk Surga. Lalu untuk apa Allah menciptakan Neraka ? Bukankah kematian itu adalah "hari yang diyakini" [QS.15:99], sudah tetap, sudah baku, sudah tidak bisa berobah, sudah inkrah. Perobahan hanya bisa terjadi ketika manusia masih hidup di muka bumi sekarang ini, Allah Maha Pengampun bagi mereka yg bersedia hijrah kepada kiblat-NYA sekarang (ketika masih hidup di muka bumi sekarang ini). Jika sampai matinya masih berkiblat ke Thaghut, maka kondisi jiwanya kotor, dan tidak bisa menjadi suci dengan didoakan oleh mereka yg masih hidup.

Maka, bershalawatlah untuk nabi, maksudnya "IKUTILAH CAHAYA YANG TERANG YANG DITURUNKAN KEPADA NABI" yg sekarang ada dihadapan kalian semua.

"Cahaya Terang benderang" itu TIDAK BERUBAH, dan Tidak Pernah Berubah, Tidak Pernah Berganti dan Tidak Pernah Menyimpang [QS.33:62; 35:43], walaupun sudah ribuan/jutaan/milyaran tahun, itulah "diin Allah".

[QS.3:112] ....membunuh para nabi ...dst

--> secara fisik, bisa dibunuh jika orangnya masih hidup, maka digunakan istilah "nabi" karena ketika dibunuh tentu orangnya masih hidup.

[QS.33:38] Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya. Sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku,

--> ketetapan Allah berlaku tentu ketika orangnya masih hidup.

[QS.2:246] .....Nabi mereka menjawab : " ....dst

--> ia (nabi) bisa menjawab karena ia masih hidup.

... masih banyak lagi ayat-ayat yg memakai istilah 'nabi", yg semuanya itu menerangkan kejadian ketika orangnya masih hidup.

Jadi, sangat keliru jika 'bershalawat untuk nabi' itu diartikan dg 'mendoakan nabi'. Siapa yg mendoakan nabi kalau bukan nabi sendiri ? Siapa yg mendoakan diri kita kalau bukan kita sendiri ? Setiap manusia dibalas sesuai apa yg sudah diputuskannya/dikerjakannya sendiri.
Nabi/Rasul hanya MENYAMPAIKAN saja, tidak diperkenankan membuat hukum sendiri.

SHALLA

TANYA__________

**Pada ayat 33/43 da 33/56 di_artikan dg 'memulyakan', dan pd beberapa ayat laen dijumpai pula dg 'melakukan' shalat, hal itu bukanlah kontradiksi karena istilah ((shallat)) itu sendiri seberarnya berarti 'memulyakan' dg cara tertentu dlam islam.
Kalau shalla termuat dlm 33/43, 33/56 kita artikan dg 'melakukan shallat' mungkin akan timbul anggapan bahwa Allah dan malaikat melakukan shalat spti yang dilakukan manusia, suatu hal yang mustahil, karena kita menggunakan arti sebenarnya dg 'memulyakan', jadi Allah dan Malaikatnya memulyakan para Nabi dan org beriman semuanya diperintah memulyakan Nabi dg ucapan salam yang biasa disebut shalawat Nabi serta melakukan hukum islam yg disampaikannya dlam kehidupan sehari-hari.

Over View

PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH

(Nana Masrur) Kompetensi Dasar : Mampu Menguraikan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di Madrasah Indikator : Madrasah dan Perkemb...