TANYA__________
**
Makna ber_sholawat Nabi sama artinya dengan mendo'akan Nabi?
JAWAB__________
**Apa maksud 'bershalawat' untuk nabi itu dijelaskan di ayat-ayat lain seperti berikut ini ...
[QS.7:156-157]
Dan
tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat;
sesungguhnya kami kembali kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan
Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi
segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang
bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada
ayat-ayat Kami."
(Yaitu)
orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang mereka dapati
tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang
menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari
mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik
dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka
beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang
yang BERIMAN KEPADANYA. MEMULIAKANNYA, MENOLONGNYA dan MENGIKUTI CAHAYA
YANG TERANG YANG DITURUNKAN KEPADANYA (Al Quran), mereka itulah
orang-orang yang beruntung.
Sesungguhnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya BERSHALAWAT untuk Nabi. Hai orang-orang
yang beriman, BERSHALAWATLAH kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya [QS.33:56]
Maka,
Allah
dan Malaikat-MalaikatNYA bershalawat untuk nabi --> Allah dan
Malaikat-MalaikatNYA menolong nabi, konsisten dg ayat-ayat ini
[QS.22:40; 40:51]. Meskipun demikian ancaman Allah terhadap nabi/rasul
pun keras jika nabi/rasul mengadakan sebagian perkataan atas nama Allah
[69:44-46]. Nabi/rasul adalah manusia biasa yg bisa saja berbuat
kesalahan [QS.3:144; 18:110; 66:1]. Kalimat-KalimatNYA harus "Tetap
Lurus". Siapapun yg menyampaikan dengan tidak Lurus pasti ada akibatnya.
Orang-Orang
yg beriman diperintahkan bershalawat untuk nabi, --> mereka
diperintahkan beriman kepada nabi, memuliakan nabi (bukan mengidolakan
atau mengakui dia saja yang rasul Allah, apalagi menyembahnya
[QS.3:79]), mereka juga diperintahkan menolongnya [QS.57:25], "mengikuti
Cahaya Yang Terang yang diturunkan kepadanya" (bukan mengikuti yg
diluar itu karena yg diluar itu bukanlah Cahaya Yang Terang dari Allah),
kemudian dalam keseharian mereka juga diperintahkan mengucapkan 'salam
penghormatan' ketika berjumpa/berpapasan dengan nabi [QS.33:56].
mengapa dipakai istilah "nabi", dan bukan rasul ? ....
karena
istilah "nabi" itu KHAS di dalam Al-Quran, ia dipakai untuk menjelaskan
ketika orangnya masih hidup. Artinya, ayat yg menggunakan kata "nabi"
itu adalah ayat ketika orangnya (Muhammad) masih hidup. Coba perhatikan
dan cermati baik-baik setiap ayat yg menggunakan kata "nabi" (yg diluar
tanda kurung), .... contoh :
[QS.66:1]
Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu;
kamu mencari kesenangan hati isteri-isterimu? Dan Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
--> secara fisik (muhkammat) bagaimana ia mencari kesenangan hati istri-istrinya, jika ia sudah wafat ?
[QS.3:81]
Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi:
"Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah
kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada
padamu, ....dst
--> secara fisik (muhkamaat) untuk apa Allah mengambil perjanjian jika orangnya sudah wafat ?
[QS.33:53]
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabi
kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu
waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan
bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang
percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu
Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu
(menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan)
kepada mereka (isteri- isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir.
....dst
--> rumah-rumah nabi ...(secara muhkammat) adalah rumah fisik. Itu ada ketika dia masih hidup dahulu.
--> nabi malu ? ... bagaimana ia bisa malu jika ia sudah wafat ?
[QS.33:56] ....bershalawatlah kamu untuk nabi ....dst
-->
secara fisik, bagaimana kita sekarang bisa bershalawat untuk nabi
(menolongnya, memuliakannya dan mengucapkan salam penghormatan) ?
bukankah ia sudah wafat ? Satu-satunya yang bisa kita lakukan dalam
"bershalawat untuk nabi" sekarang ini hanyalah "mengikuti Cahaya Yang
Terang yang diturunkan kepadanya" ialah mengikuti Ayat-Ayat Allah
(AL-Quran).
Kalau
ada orang mengatakan bahwa bershalawat itu mendoakan dia, bukankah dia
sudah wafat? apakah bisa orang yg sudah wafat berubah kondisi jiwanya
dengan didoakan oleh yg masih hidup? kalau bisa, tentu semua orang masuk
Surga. Lalu untuk apa Allah menciptakan Neraka ? Bukankah kematian itu
adalah "hari yang diyakini" [QS.15:99], sudah tetap, sudah baku, sudah
tidak bisa berobah, sudah inkrah. Perobahan hanya bisa terjadi ketika
manusia masih hidup di muka bumi sekarang ini, Allah Maha Pengampun bagi
mereka yg bersedia hijrah kepada kiblat-NYA sekarang (ketika masih
hidup di muka bumi sekarang ini). Jika sampai matinya masih berkiblat ke
Thaghut, maka kondisi jiwanya kotor, dan tidak bisa menjadi suci dengan
didoakan oleh mereka yg masih hidup.
Maka,
bershalawatlah untuk nabi, maksudnya "IKUTILAH CAHAYA YANG TERANG YANG
DITURUNKAN KEPADA NABI" yg sekarang ada dihadapan kalian semua.
"Cahaya
Terang benderang" itu TIDAK BERUBAH, dan Tidak Pernah Berubah, Tidak
Pernah Berganti dan Tidak Pernah Menyimpang [QS.33:62; 35:43], walaupun
sudah ribuan/jutaan/milyaran tahun, itulah "diin Allah".
[QS.3:112] ....membunuh para nabi ...dst
-->
secara fisik, bisa dibunuh jika orangnya masih hidup, maka digunakan
istilah "nabi" karena ketika dibunuh tentu orangnya masih hidup.
[QS.33:38]
Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang telah
ditetapkan Allah baginya. Sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah
berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang
pasti berlaku,
--> ketetapan Allah berlaku tentu ketika orangnya masih hidup.
[QS.2:246] .....Nabi mereka menjawab : " ....dst
--> ia (nabi) bisa menjawab karena ia masih hidup.
... masih banyak lagi ayat-ayat yg memakai istilah 'nabi", yg semuanya itu menerangkan kejadian ketika orangnya masih hidup.
Jadi,
sangat keliru jika 'bershalawat untuk nabi' itu diartikan dg 'mendoakan
nabi'. Siapa yg mendoakan nabi kalau bukan nabi sendiri ? Siapa yg
mendoakan diri kita kalau bukan kita sendiri ? Setiap manusia dibalas
sesuai apa yg sudah diputuskannya/dikerjakannya sendiri.
Nabi/Rasul hanya MENYAMPAIKAN saja, tidak diperkenankan membuat hukum sendiri.