MANUSIA SEMPURNA ?

`als salaamu 'alay–kum, wa rahmatu–`allaahi, wa barakaatu–huu.

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّــــــهِ الرَّحْــــــمَنِ الرَّحِــــــيْم
الحمــد للــه والصــلاة والســلام علــى رســول اللــه
وعلــى آلــه وصحــبه أجمعــين, أما بعد:

Saudara dan Saudariku yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Jika mereka katakan manusia kini telah sempurna kejadiannya, maka dalam hal apakah kesempurnaan itu?

Dengan ukuran apakah atau dengan perbandingan apakah ditentukan kesempurnaan manusia kini?

Tentulah mereka akan menjawab bahwa manusia telah sampai pada titik kesempurnaan sebab telah memiliki otak, akal, serta susunan tubuh yang elok harmonis, namun mereka sengaja melupakan hukum evolusi yang mereka canangkan harus mencakup keseluruhan organik hidup tanpa batas dan golongan.

Padahal ALLAH hanya menyatakan pada Ayat 17/70 bahwa manusia diberi kurnia di atas kebanyakan yang DIA ciptakan yaitu dengan menyerahkan semua benda alam konkrit ini untuk kebutuhan hidup seperti dimaksud dalam Ayat 2/29, jadi bukan kesempurnaan wujud diri manusia itu sendiri.

Kalau manusia mempunyai mental dan otak, maka binatang juga memiliki keduanya, cuma tidak bermoral, karenanya binatang tidak diwajibkan ALLAH menjalankan hukum-hukum agama sebagai yang harus berlaku pada manusia.

Pada bagian dan susunan tubuh lain, tidaklah benar bahwa manusia melebihi keadaan binatang.

Hanya manusia itulah yang menyatakan dirinya lebih sempurna dan bersikap sombong, memberikan pertimbangan tidak adil, selalu berbuat untuk keuntungan sendiri.

Demikian pula mereka katakan Bumi inilah yang hanya cocok untuk kehidupan dan bukan planet-planet lain, hanya Surya kitalah yang sedang besar dan panasnya sedangkan bintang-bintang lain terlalu besar dan panas atau terlalu kecil dan kurang panas, dan sebagainya.
Kesempurnaan susunan tubuh manusia sangat relatif dan menyatakan dirinya sempurna menurut pandangan sendiri, padahal banyak binatang yang susunan tubuhnya lebih baik dengan mana manusia telah dikalahkan.

Susunan otak dan tubuh manusia kini tidak benar untuk dijadikan tanda kelebihannya daripada makhluk lain.

Pada bagian-bagian tertentu anggota tubuh binatang bahkan lebih baik, dan bangkai manusia malah lebih menakutkan daripada bangkai seekor binatang.

Sementara itu perhatikanlah pernyataan ALLAH yang artinya:

ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُم مِّن بَعْدِ ذَ‌ٰلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً ۚ وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الْأَنْهَارُ ۚ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاءُ ۚ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ ٧٤
2/74. Kemudian hatimu iadi keras sesudah itu maka dia seperti batu atau lebih sangat keras....

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَـٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَـٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ ١٧٩
7/179. Sesungguhnya KAMI biarkan untuk Jahanam kebanyakan dari manusia dan jin, bagi mereka ada hati yang mereka tidak memahami dengannya, dan bagi mereka ada mata yang mereka tidak melihat dengannya, dan bagi mereka ada telinga yang mereka tidak mendengar dengannya. Itulah yang seperti ternak bahkan mereka lebih sesat. Itulah orang-orang lengah.

أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ ۚ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ ۖ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا ٤٤
25/44. Apakah engkau kira bahwa kebanyakan mereka mendengar atau memikirkan? Mereka hanyalah seperti ternak bahkan lebih sesat dalam garis hukum.

Di antara binatang ada yang sanggup mendengar suara supersonic atau juga suara yang bergetar lebih besar atau lebih kecil daripada frekuensi gelombang radio.

Instrumen pertama dipakai untuk ini ialah yang dinamakan dengan Galton's Whistle yaitu alat yang membuktikan bahwa anjing dan kucing bisa mendengar suara-suara yang tidak dapat didengar telinga manusia.

Di antara binatang ada yang memiliki penglihatan lebih tajam. Di waktu malam gelap gulita ketika mana manusia terpaksa jalan meraba-raba tetapi binatang itu dapat berlari cepat dan menangkap mangsanya dengan cermat dan tangkas. Dia juga melihat makhluk abstrak yang tidak dapat dilihat mata manusia.

Dalam hal ini setiap orang boleh memperhatikan kebenarannya pada hewan piaraan masing-masing.

Kalau hidung manusia dapat aktif dalam jarak maksimal 25 meter, tetapi binatang bisa mencium sesuatu dari jarak sejauh 3.000 meter dari arah datangnya angin.

Tentang ini tanyakanlah pada pemburu yang pandai.

Kalau manusia disebut invalid sewaktu matanya buta, tetapi semut yang hidup bergaul teratur dalam kelompok bangsanya dapat
melihat tanpa mata semenjak lahirnya.

Dalam hal ini pancaindera manusia telah dikalahkan oleh yang dimiliki semut.

Kalau manusia dikatakan makhluk sosial, tetapi manakah yang lebih sosial daripada semut, lebah, atau udang yang hidupnya senantiasa damai makmur tanpa perbantahan dalam persukuannya?

Dan perhatikan pula keadaan cacing dalam tanah untuk bahan perbandingan terhadap diri manusia, bahkan masih dapat hidup setelah tubuhnya terpotong putus.

Kulit binatang begitupun perutnya bahkan lebih tahan daripada yang dimiliki manusia.

Kebanyakan binatang tahan dingin atau tahan panas, tahan lapar dan tahan derita melebihi kesanggupan manusia tentang mana manusia pasti dikalahkan.

Banyak lagi detail kelebihan binatang daripada manusia maka dalam soal apa lagi hendak dikatakan dia telah sempurna dalam evolusi fisiknya atau telah berada pada tingkat tertinggi?

Dikatakan manusia adalah hasil evolusi dari binatang melalui cara mutasi, use and disuse, atau melalui natural selection, padahal nyatanya binatang memiliki alat pertahanan diri yang dibawanya semenjak lahir berbentuk taring, gading, baji, tanduk, paruh, cakar, racun bisa, dan sebagainya bagi perlindungan diri dari serangan musuh atau untuk mengalahkan mangsa.

Juga binatang lahir dengan membawa pakaian berbagai warna dan waterproof atau lain-lainnya untuk pertahanan diri dari serangan iklim.

Semua itu tidak dimiliki manusia menurut kelahirannya.

Binatang yang diceraikan semenjak lahir dari suku bangsanya akan langsung memperlihatkan tingkah laku ibu bapaknya yang tidak pernah dilihatnya.

Hal ini memberikan bukti bahwa makhluk hidup kini bukanlah menjalani evolusi menurut teori naturalis, tetapi semunya berlangsung menurut ketentuan ALLAH yang telah berlaku semenjak purbakala sampai pada hari terakhir kehidupan di dunia, waktu mana suatu bangsa makhluk tidak pernah berevolusi dan tidak akan menjelma jadi bangsa lainnya.

Kambing di Timur dan di Barat sama-sama membebek walaupun tiada yang mengajarnya.

Laba-laba di London akan membuat jaring untuk tempat tinggal dan untuk tempat mencari makan dengan tingkah laku yang sama di seluruh zaman, bersamaan dengan apa yang dilakukan laba-laba yang lahir di Hawaii.

Ayam di Port Darwin akan menciap dan lari melihat elang terbang di udara tanpa suatupun yang mengajarnya.

Tiada seekor ayam pun merasa elang itu bangsanya atau temannya, bersamaan dengan perbuatan ayam yang lahir di Peking atau di Stalingrad.

Kucing di Berlin akan mengeong dan mencuci muka dengan ludahnya menurut tingkah laku bersamaan pada kucing di Washington.

Karenanya bagaimana pula orang dapat menyatakan bahwa semua itu berevolusi untuk perubahan yang lebih baik daripada keadaannya bermula.

Kalau benar makhluk berevolusi melalui natural selection, kenapa manusia sendiri tidak memilih bertelur saja bagi pembiakan keturunan padahal unggas telah melakukannya lebih praktis?
Kenapa manusia tidak memiliki racun untuk pertahanan diri sebagai dimiliki ular berbisa?
Kenapa dia tidak rnemilih hidup di udara seperti burung?
Dan kenapa manusia kini melakukan pembatasan kelahiran atau birth control sementara makhluk lain berkembang terus tanpa takut kurang makan bagi generasinya?

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

LIBUR [2]

`als salaamu 'alay–kum, wa rahmatu–`allaahi, wa barakaatu–huu.

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّــــــهِ الرَّحْــــــمَنِ الرَّحِــــــيْم
الحمــد للــه والصــلاة والســلام علــى رســول اللــه
وعلــى آلــه وصحــبه أجمعــين, أما بعد:

Saudara dan Saudariku yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

ALLAH menurunkan Alquran berisikan hukum praktis logis untuk kesempurnaan hidup manusia. Jika ada sesuatu ketentuan hukum yang pada zahirnya bertantangan dengan tradisi hingga timbul keengganan hati untuk melaksanakannya, maka orang hendaklah mengambil kesimpulan bahwa hukum ALLAH itu lebih sempurna dan lebih menguntungkan kehidupan tentang mana masyarakat umumnya kekurangan analisa.

Apa yang biasanya dianggap aneh, padahal hakekatnya benar dan wajar. Begitu pula apa yang dirasa baik adakalanya mengandung kepalsuan selaku sumber bahaya dan kecelakaan.

Atas semua itu sangat dibutuhkan IMAN pada ALLAH pengatur alam dan kehidupan tentang mana pengetahuan manusia sangat terbatas.

Karenanya orang-orang Islam yang mendasarkan hidupnya atas hukum Alquran hendaklah sesegera mungkin mengadakan self-koreksi mengenai tatahidup sehari-hari, meninjau kembali tradisi yang berlaku untuk disesuaikan dengan keredhaan ALLAH.

Dalam hal ini terutama sekali para ahli hukum hendaklah merasa tergugah.

Bukankah banyak sekali tradisi Yahudi dan Kristen serta ajaran agama lain yang masih berlaku dan jadi penghayatan dalam masyarakat Islam?

Bukankah dalam masyarakat Islam masih berlangsung perbuatan dan tingkah laku yang dianggap makruf dan halal sedangkan menurut sesungguhnya adalah mungkar dan haram?

Begitu pula para juru dakwah seharusnya meninjau dan memikirkan kembali bahan-bahan dakwah yang mereka sampaikan.

Bukankah berbagai kejadian yang berupa cerita tentang para Nabi mereka sampaikan kepada masyarakat umum berdasarkan hadis Israiliyat atau bersumber dari The Bible, tidak berdasarkan Firman ALLAH dan bukan bersumber Alquran?

Tentang ini sekali lagi kita cantumkan maksud Ayat Suci:

أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ ٥٠
5/50. Apakah hukum kolot yang mereka cari? Siapakah yang lebih baik daripada ALLAH tentang hukum bagi kaum yang yakin?

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ٢
8/2. Bahwa Mukminin itu ialah yang ketika diingatkan ALLAH, hati mereka merasa takut, dan ketika dianalisakan atas mereka Ayat-ayat-NYA bertambah iman mereka dan berserah diri pada TUHAN mereka.

وَاتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِن كِتَابِ رَبِّكَ ۖ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَلَن تَجِدَ مِن دُونِهِ مُلْتَحَدًا ٢٧
18/27. Dan analisakanlah yang diwahyukan kepadamu dari Kitab TUHAN-mu. Tiada perubahan bagi Kalimat-NyA, dan tidak akan engkau dapatkan penguasa selain DIA.

آخِذِينَ مَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَ‌ٰلِكَ مُحْسِنِينَ ١٦
51/16. Bukankah kini bagi orang-orong beriman agar hati mereka tenang untuk memikirkan ALLAH dan hal logis yang DIA turunkan, dan tidak seperti orang-orang diberi Kitab dulunya? Telah panjang jangka waktu atas mereka, maka hati mereka jadi keras dan banyak dari mereka adalah fasik.

Demikian hendaknya setiap orang Islam, bahwa mereka meninggalkan tradisi kolot lalu kembali memikirkan dan melaksanakan hukum yang terkandung dalam Alquran.

Demikian sikap orang-orang beriman mengenai hal-hal prinsipil dan taktis, termasuk dalamnya masalah libur.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

LIBUR [1]

`als salaamu 'alay–kum, wa rahmatu–`allaahi, wa barakaatu–huu.

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّــــــهِ الرَّحْــــــمَنِ الرَّحِــــــيْم
الحمــد للــه والصــلاة والســلام علــى رســول اللــه
وعلــى آلــه وصحــبه أجمعــين, أما بعد:

Saudara dan Saudariku yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

sama dengan pelanggaran hukum yang dilakukan setengah Bani Israil tadi pada siapa berlaku ketentuan ALLAH, bahwa mereka suka meniru sekalipun tidak memahami tujuan perbuatan.

Bahwa mereka suka melakukan gertak sambal atau juga gertak monyet sewaktu bersama tetapi secara pribadi adalah pengecut dan opportunis.

Bahwa mereka suka berlagak gagah, berpakaian bagus dengan berbagai alat make-up, mondar-mandir dalam negeri sembari memandang enteng terhadap orang lain, sementara keadaannya sehari-hari sangat menyedihkan, berpakaian kumal, dalam tingkatan hidup rendah.

سُبْحَـــــــــــــانَكَ اللَّـــــــــــــهُمَّ وَبِحَمْـــــــــــــدِكَ، أَشْـــــــــــــهَدُ أَنْ لاَ إِلَـــــــــــــهَ إِلاَّ أَنْـــــــــــــتَ، أَسْتَغْـــــــــــــفِرُكَ، وَأَتُـــــــــــــوْبُ إِلَيْـــــــــــــكَ

DUA GENERASI

______ ____ ____

`als salaamu 'alay–kum, wa rahmatu–`allaahi, wa barakaatu–huu.

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّــــــهِ الرَّحْــــــمَنِ الرَّحِــــــيْم
الحمــد للــه والصــلاة والســلام علــى رســول اللــه
وعلــى آلــه وصحــبه أجمعــين, أما بعد:

Saudara dan Saudariku yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

ALLAH bukan hanya mengutus Rasul kepada masyarakat manusia sesudah tofan besar di zaman Nabi Nuh, tetapi juga kepada manusia sebelumnya yang disebut dengan Manusia Purbakala.

Ayat 10/47 dan 16/36 menyatakan bahwa kepada setiap umat diutus Rasul .yang menyampaikan wahyu ALLAH. Sementara Ayat 13/7 menerangkan bahwa untuk setiap kaum ada pemberi petunjuk, dan Ayat 14/4 menegaskan bahwa setiap Rasul itu menerangkan ajaran hidup dengan memakai bahasa kaum dan umat masing-masingnya.
Keadaan demikian tentulah juga telah berlaku pada umat dan kaum yang hidup sebelum tofan besar di zaman Nabi Nuh.

Ayat 56/49 dan 56/50 menjelaskan bahwa manusia dalam sejarahnya terbagi dua, yaitu Awwaluun dan Akhiruun.
Kedua bagian ini akan dikumpulkan semuanya di Akhirat nanti.
Awwaluun yaitu masyarakat manusia yang hidup sebelum tofan besar di zaman Nabi Nuh, sedangkan Akhiruun ialah yang hidup sesudahnya, kini, sampai ke akhir sejarah dunia.

Ayat 15/10 dan 43/6 menyatakan bahwa kepada Awwaluun atau manusia purbakala itu diutus ALLAH para Nabi dan Rasul-rasul, semuanya menyampaikan ajaran Islam sebagaimana dinyatakan pada Ayat 3/19 dan 3/85.

Tetapi Awwaluun itu mendustakan Nabi-nabi dan Rasul-rasul tersebut, dibuktikan oleh Ayat 15/11 dan 43/7, karenanya mereka dimusnahkan ALLAH sebagaimana dibuktikan pada Ayat 30/9 dan 40/83.
Sementara itu Ayat 25/37 secara terang menyatakan bahwa kaum Nabi Nuh mendustakan Rasul-rasul, begitu pula dinyatakan dalam Ayat 26/105.
Maka jelaslah bahwa pada zaman sebelum tofan besar itu banyak sekali Nabi dan Rasul diutus ALLAH, apalagi jika ditinjau dari segi masa waktu yang jumlahnya jutaan tahun.

Sebagai Nabi dan Rasul, tentulah mereka menyampaikan Firman ALLAH yang tercantum dalam Kitab Suci, terutama lagi dalam peradaban yang sudah tinggi.
Demikian Ayat 28/43 menyatakan bahwa Tawrat yang disampaikan Nabi Musa adalah Kitab Suci yang ada sesudah tofan besar di zaman Nabi Nuh, yaitu yang pertama kali bagi Akhiruun tetapi kesekian kalinya bagi Awwaluun.

Kesimpulannya ialah bahwa telah banyak Kitab Suci yang diturunkan ALLAH pada manusia purbakala tetapi Tawrat adalah Kitab Suci pertama bagi masyarakat kini, kemudian diikuti oleh Injil dan ditutup dengan Alquran selaku Kitab Suci terakhir:

وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ مِن بَعْدِ مَا أَهْلَكْنَا الْقُرُونَ الْأُولَىٰ بَصَائِرَ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةً لَّعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ ٤٣

28/43. Sesungguhnya KAMI mendatangkan Kitab pada Musa sesudah KAMI binasakan generasi-generasi pertama, sebagai kenyataan-kenyataan bagi manusia serta petunjuk dan rahmat, semoga mereka memikirkan.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

SELAMAT HARI IBU

`als salaamu 'alay–kum, wa rahmatu–`allaahi, wa barakaatu–huu.

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّــــــهِ الرَّحْــــــمَنِ الرَّحِــــــيْم
الحمــد للــه والصــلاة والســلام علــى رســول اللــه
وعلــى آلــه وصحــبه أجمعــين, أما بعد:

Saudara dan Saudariku yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Setiap orang Islam haruslah sangat berhati-hati terhadap anak cucu dan masa depannya. Sikap yang benar akan menguntungkan dirinya sendiri dan anak cucunya, sebaliknya sikap yang keliru akan menimbulkan sesal berkepanjangan.
Sebagai orang yang bertanggung jawab, setiap Bapak tentulah berusaha membelanjai dan mengelamatkan hidup anak-anaknya, baik dalam hal sandang, pangan maupun pengasuhan dan lain sebagainya. Hal ini termuat pada ayat 2/33, tetapi tanggung jawab itu hanya sekedar tenaga atau sekadar kesanggupan yang dimiliki, karena memang rizky seseorang hanya ditentukan olah Allah. Namun didikan dan nasehat yang mengandung amar makruf nahi mungkar harus selalu diberikan.

"Musuh dalam selimut selalu ada diantara kita"
Pendidikan yang diberikan kepada anak-anak sangat dipentingkan untuk ketinggian martabat generasi mendatang. Dalam hal ini si-Ibu ternyata melakukan peranan utama karena dia selalu berdampingan dengan si-Anak, bahakan menghamilkan, melahirkan dan merawatnya sampai tumbuh dewasa.
Walaupun persoalan pendidikan diberatkan kepada kedua orang tua tetapi, karena si-Bapak banyak memakai waktunya di luar rumah tangga untuk mencarikan kebutuhan hidup keluarga, maka praktislah tanggung jawab dalam mendidik anak-anak lebih ringan dibandingkan dengan yang harus dipikul si-Ibu. Karena itulah timbul motto :
“SURGA BERADA DI TELAPAK KAKI IBU”
“MAJU MUNDURNYA MASYARAKAT TERGANTUNG PADA SIKAP KAUM IBU”
Ayat 11/46 menceritakan betapa Nabi Nuh dulunya telah tertipu dengan didikan yang diberikan isterinya kepada anaknya. Pada ayat 66/10 dinyatakan bahwa isterinya itu termasuk golongan orang-orang kafir. Rupanya Nabi Nuh tak menyadari hal tersebut, mungkin terlalu sibuk dengan tugas dakwah agama diantara masyarakat kala itu, ataupun mungkin karena sebab lain, maka dia menyangka bahwa anaknya telah dididik secara Islami olah isterinya, ternyata tidak, bahkan Allah menyatakan anak itu bukan termasuk orang-orang shaleh.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
_______________
- CATATAN -
1. Selamat Hari Ibu
2. Dua Generasi
3. Libur (Lanjutan)
4. Libur
5. Sempurna
6. Keadaan Konkrit
7. Salam Untuk Saudaraku Yang Jauh Disana
8. Jaminan Rizki
9. Hadits Isralliat
10. Kafir - Dzalim - Fasik
11. Dunia Arab Masa Silam
12. Tantangan Risalah
13. Sekuler
14. Pendidikan dan Pelajaran
15. Da’i dan Guru Agama (Lanjutan)
16. Da’i dan Guru Agama
17. Istilah Allah Bukan Milik Islam Semata
18. Bangunan Islam
19. Religion

Over View

PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH

(Nana Masrur) Kompetensi Dasar : Mampu Menguraikan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di Madrasah Indikator : Madrasah dan Perkemb...