BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan akan berkualitas/bermutu jika sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat (bench mark) dapat terpenuhi. Apabila suatu sekolah telah mencapai standar mutu yang dipersyaratkan maka sekolah tersebut secara bertahap mampu mencapai mutu yang kompetitif baik bertaraf nasional maupun bertaraf internasional. Peningkatan mutu akan terpenuhi jika pembinaan sumberdaya manusia tetap terjaga kualitas profesionalnya. Kemudian perlu menerapkan pengawasan yang intensif agar semua pelaksanaan program dan kegiatan sekolah dapat memenuhi standard dan pencapaiannya terukur. Pengawasan atau control yang terukur dapat dilakukan oleh pemerintah, pengawas sekolah, kepala sekolah, sejawat guru dan stakeholder. (Sagala, 2008:193)


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ini memakai teori-teori yang erat hubunganya dengan pokok bahasan tentang supervisi, supervisi akademik, kepala sekolah dan kualitas tugas guru sebagai pisau analisis dalam pembahasan hasil penelitian.

A. Kajian Teori

1. Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Akademik

Secara bahasa, kata Supervisi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris supervision yang terdiri atas dua kata yaitu super dan vision. Super berarti atas, atau lebih, sedangkan vision berarti melihat, memandang atau meninjau. Oleh karena itu, secara etimologi kata supervisi (supervision) berarti melihat atau meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas yang dilakukan pihak atasan (orang yang memiliki struktur jabatan lebih tinggi) terhadap perwujudan kegiatan dan hasil kerja bawahan. Hadari Nawawi (1981:103)


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitan yang penulis gunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Kualitatif bermaksud untuk member makna atas fenomena secara holistik dan harus memerankan dirinya secara aktif dalam keseluruhan proses tadi. Oleh karena itu temuan-temuan dalam studi kualitatif sangat dipengaruhi oleh nilai dan persepsi peneliti (research’s values and perseption). Data pada penelitian kualitatif berbentuk kata-kata dan dianalisis dalam terminology respon-respon individual, kesimpulan deskriptif, atau keduanya. Kesimpulan yang dirumuskan tidak dimaksudkan oleh peneliti untuk mengeneralisasikannya pada populasi yang lebih besar. Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskripsi, yaitu menggambarkan secara sistematis dan akurat tentang fakta dan karakteristik mengenai bidang tertentu. (Arikunto, 2009:10)


DAFTAR PUSTAKA

  • Arikunto, Suharsimi & Lia Yuliana. (2008) Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media.
  • Arikunto, Suharsini. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta : Renika Cipta.
  • Binti Mauna. (2009). Supervisi Pendidikan Islam: Teori dan Praktik, Yogyakarta:Teras,.
  • Burton, WH, dan Lee J. Bruckner. (1955). Supervisi. New York: Appleton Century-Craff, Inc.
  • Carl D. Glickman, dkk. (2004). Supervision and Instructional Leadership: A Developmental Approach, (Boston: Pearson Education, 2004).
  • Daryanto. (2010). Belajar dan Mengajar. Bandung: CV. Yrama Widya.

Over View

PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH

(Nana Masrur) Kompetensi Dasar : Mampu Menguraikan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di Madrasah Indikator : Madrasah dan Perkemb...