AGAMA

______ ____ ____ ____ ____

`als salaamu 'alay–kum, wa rahmatu–`allaahi, wa barakaatu–huu.

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّــــــهِ الرَّحْــــــمَنِ الرَّحِــــــيْم

الحمــد للــه والصــلاة والســلام علــى رســول اللــه وعلــى آلــه وصحــبه أجمعــين, أما بعد

Saudara dan Saudariku yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Tentang agama, Al Quran memberikan definisi sebagai berikut.

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِن بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ ١٩

3:19. Bahwa agama pada Allah ialah Islam, dan tidaklah berselisihan orang-orang diberi Kitab kecuali sesudah ilmu sampai pada mereka tersebab kekerasan di antara mereka. Siapa yang kafir pada ayat-ayat Allah maka Allah cepat dalam perhitungan

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ ٨٥

3/85. Siapa yang mencari agama selain Islam, tidaklah akan diterima daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang merugi.

وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ ١٣٩

3:139. Janganlah merasa lemah dan jangan duka cita, kamu lebih tinggi jika kamu beriman.

Semua agama yang diturunkan ALLAH kepada para NabiNYA semenjak pertamanya adalah Islam, yaitu agama yang dinamakan sendiri oleh Ibrahim yang dipusakai oleh Ismael, Ishaq dan Jacub agama yang diajarkan oleh Musa yang membawa Taurat, dan juga agama Isa Almasih yang membawa Injil untuk Bani Israel.

Untuk pembuktian tentang ini Al Quran dan Bible mengemukakn keterangan-keterangan nyata. Jadi, di Bumi ini banyak agama yang berlaku, dari semua mana hanya agama Islam yang di akui ALLAH

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

ALLAH SEGALA AGAMA

______ ____ ____ ____ ____

`als salaamu 'alay–kum, wa rahmatu–`allaahi, wa barakaatu–huu.

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّــــــهِ الرَّحْــــــمَنِ الرَّحِــــــيْم
الحمــد للــه والصــلاة والســلام علــى رســول اللــه وعلــى آلــه وصحــبه أجمعــين, أما بعد

Saudara dan Saudariku yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

ALLAH tidak menjadikan perbedaan kasta di antara manusia ramai, tiada yang tinggi derajat antara sesamanya.

Manusia dilahirkan sama dalam derajat, walaupun dia anak Nabi, anak raja, ataupun anak seorang kuli miskin, karena yang mulia menurur penilaian ALLAH ialah mereka yang lebih insaf mengenai kehidupan dunia kini, 49/13.

Hal ini hendaklah lebih diperhatikan oleh para Da'i dan guru agama agar tidak timbul perbedaan kasta di antara orang-orang beriman.

Semua Mukminin itu bersaudara tanpa kasta dengan sikap mana penyiaran pengetahuan agama lebih serasi dan efektif.

Atas dasar-dasar tersebut hendaklah disampaikan hanya apa yang diketahui saja bersumberkan Alquran hingga setiap pertanyaan bisa dijawab dengan benar tanpa kekeliruan dalam penyelewengan.

Sementara itu para murid dan orang-orang Islam umumnya hendaklah tidak menanyakan sesuatu persoalan di luar acara yang disampaikan Da’i atau guru.

Inilah yang dimaksud ALLAH pada Ayat 5/101, yang perinciarmya sebagai berikut:

✔ 1. Da'i hanya menyampaikan ilmu yang didapatnya dari sesuatu Ayat Alquran, dan pendengar boleh menanyakan lebih mendetail tentang apa yang disampaikan itu.
✔ 2. Pendengar dilarang menanyakan sesuatu kecuali persoalan yang diterangkan oleh Da'i. Kalau pertanyaan dimajukan mengenai masalah lain yang tidak jadi acara maka jawabannya mungkin tidak ilmiah, tidak terarah, dicampuri tradisi kolot yang tidak disenangi pendengar.
✔ 3. Namun bertanya itu adalah hak setiap pribadi tentang mana ALLAH bersikap pengampun penyayang, tetapi ingatlah bahwa pengetahuan Da'i sangat terbatas karena dia adalah juga manusia biasa yang mengetahui sesuatu secara berangsur dengan belajar.

Setiap orang mendapat kedudukan sebanding dengan nilai keinsafan dan usaha masing-masing:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنفُسَكُمْ ۖ لَا يَضُرُّكُم مَّن ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ١٠٥

5/105. Wahai orang-orang beriman, atasmu dirimu. Tidaklah orang sesat membahayakan kamu ketika kamu mendapat petunjuk. Kepada ALLAH tempat kembalimu semua lalu DIA kabarkan padamu apa yang telah kamu kerjakan.

فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ ۗ وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِن قَبْلِ أَن يُقْضَىٰ إِلَيْكَ وَحْيُهُ ۖ وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا ١١٤

20/114. Mahatinggi ALLAH Raja yang logis, janganlah bergegas dengan (penganalisaan) Alquran sebelum wahyu-NYA dilaksanakan (ilmunya) padamu, dan katakanlah: “TUHAN-ku, tambahlah ilmu padaku.”

Memang benar bahwa ilmu yang terkandung dalam Alquran bukan dibukakan ALLAH bagi orang-oiang beriman sekaligus, tetapi bertahap sebanding dengan tingkat peradaban dan keinsafan pada mana nilai pendidikan bertauhid sangat menentukan, begitupun nilai pelajaran logis dalam agama Islam.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

GURU AGAMA DAN DA'I [2]

______ ____ ____ ____ ____

`als salaamu 'alay–kum, wa rahmatu–`allaahi, wa barakaatu–huu.

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّــــــهِ الرَّحْــــــمَنِ الرَّحِــــــيْم
الحمــد للــه والصــلاة والســلام علــى رســول اللــه
وعلــى آلــه وصحــبه أجمعــين, أما بعد

Saudara dan Saudariku yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

ALLAH juga tidak menjadikan perbedaan kasta di antara manusia ramai, tiada yang tinggi derajat antara sesamanya.

Manusia dilahirkan sama dalam derajat, walaupun dia anak Nabi, anak raja, ataupun anak seorang kuli miskin, karena yang mulia menurur penilaian ALLAH ialah mereka yang lebih insaf mengenai kehidupan dunia kini, 49/13.

Hal ini hendaklah lebih diperhatikan oleh para Da'i dan guru agama agar tidak timbul perbedaan kasta di antara orang-orang beriman.

Semua Mukminin itu bersaudara tanpa kasta dengan sikap mana penyiaran pengetahuan agama lebih serasi dan efektif.

Atas dasar-dasar tersebut hendaklah disampaikan hanya apa yang diketahui saja bersumberkan Alquran hingga setiap pertanyaan bisa dijawab dengan benar tanpa kekeliruan dalam penyelewengan.

Sementara itu para murid dan orang-orang Islam umumnya hendaklah tidak menanyakan sesuatu persoalan di luar acara yang disampaikan Da’i atau guru.

Inilah yang dimaksud ALLAH pada Ayat 5/101, yang perinciarmya sebagai berikut:

✔ 1. Da'i hanya menyampaikan ilmu yang didapatnya dari sesuatu Ayat Alquran, dan pendengar boleh menanyakan lebih mendetail tentang apa yang disampaikan itu.
✔ 2. Pendengar dilarang menanyakan sesuatu kecuali persoalan yang diterangkan oleh Da'i. Kalau pertanyaan dimajukan mengenai masalah lain yang tidak jadi acara maka jawabannya mungkin tidak ilmiah, tidak terarah, dicampuri tradisi kolot yang tidak disenangi pendengar.
✔ 3. Namun bertanya itu adalah hak setiap pribadi tentang mana ALLAH bersikap pengampun penyayang, tetapi ingatlah bahwa pengetahuan Da'i sangat terbatas karena dia adalah juga manusia biasa yang mengetahui sesuatu secara berangsur dengan belajar.

Setiap orang mendapat kedudukan sebanding dengan nilai keinsafan dan usaha masing-masing:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنفُسَكُمْ ۖ لَا يَضُرُّكُم مَّن ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ١٠٥

5/105. Wahai orang-orang beriman, atasmu dirimu. Tidaklah orang sesat membahayakan kamu ketika kamu mendapat petunjuk. Kepada ALLAH tempat kembalimu semua lalu DIA kabarkan padamu apa yang telah kamu kerjakan.

فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ ۗ وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِن قَبْلِ أَن يُقْضَىٰ إِلَيْكَ وَحْيُهُ ۖ وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا ١١٤


20/114. Mahatinggi ALLAH Raja yang logis, janganlah bergegas dengan (penganalisaan) Alquran sebelum wahyu-NYA dilaksanakan (ilmunya) padamu, dan katakanlah: “TUHAN-ku, tambahlah ilmu padaku.”

Memang benar bahwa ilmu yang terkandung dalam Alquran bukan dibukakan ALLAH bagi orang-oiang beriman sekaligus, tetapi bertahap sebanding dengan tingkat peradaban dan keinsafan pada mana nilai pendidikan bertauhid sangat menentukan, begitupun nilai pelajaran logis dalam agama Islam.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

GURU AGAMA DAN DA'I

____ ____ ____ ____ ____

`als salaamu 'alay–kum, wa rahmatu–`allaahi, wa barakaatu–huu.

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّــــــهِ الرَّحْــــــمَنِ الرَّحِــــــيْم
الحمــد للــه والصــلاة والســلام علــى رســول اللــه
وعلــى آلــه وصحــبه أجمعــين, أما بعد:

Saudara dan Saudariku yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

ALLAH juga tidak menjadikan perbedaan kasta di antara manusia ramai, tiada yang tinggi derajat antara sesamanya.

Manusia dilahirkan sama dalam derajat, walaupun dia anak Nabi, anak raja, ataupun anak seorang kuli miskin, karena yang mulia menurur penilaian ALLAH ialah mereka yang lebih insaf mengenai kehidupan dunia kini, 49/13.

Hal ini hendaklah lebih diperhatikan oleh para Da'i dan guru agama agar tidak timbul perbedaan kasta di antara orang-orang beriman.

Semua Mukminin itu bersaudara tanpa kasta dengan sikap mana penyiaran pengetahuan agama lebih serasi dan efektif.

Atas dasar-dasar tersebut hendaklah disampaikan hanya apa yang diketahui saja bersumberkan Alquran hingga setiap pertanyaan bisa dijawab dengan benar tanpa kekeliruan dalam penyelewengan.

Sementara itu para murid dan orang-orang Islam umumnya hendaklah tidak menanyakan sesuatu persoalan di luar acara yang disampaikan Da’i atau guru.

Inilah yang dimaksud ALLAH pada Ayat 5/101, yang perinciarmya sebagai berikut:

✔ 1. Da'i hanya menyampaikan ilmu yang didapatnya dari sesuatu Ayat Alquran, dan pendengar boleh menanyakan lebih mendetail tentang apa yang disampaikan itu.
✔ 2. Pendengar dilarang menanyakan sesuatu kecuali persoalan yang diterangkan oleh Da'i. Kalau pertanyaan dimajukan mengenai masalah lain yang tidak jadi acara maka jawabannya mungkin tidak ilmiah, tidak terarah, dicampuri tradisi kolot yang tidak disenangi pendengar.
✔ 3. Namun bertanya itu adalah hak setiap pribadi tentang mana ALLAH bersikap pengampun penyayang, tetapi ingatlah bahwa pengetahuan Da'i sangat terbatas karena dia adalah juga manusia biasa yang mengetahui sesuatu secara berangsur dengan belajar.

Setiap orang mendapat kedudukan sebanding dengan nilai keinsafan dan usaha masing-masing:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنفُسَكُمْ ۖ لَا يَضُرُّكُم مَّن ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ١٠٥
5/105. Wahai orang-orang beriman, atasmu dirimu. Tidaklah orang sesat membahayakan kamu ketika kamu mendapat petunjuk. Kepada ALLAH tempat kembalimu semua lalu DIA kabarkan padamu apa yang telah kamu kerjakan.

فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ ۗ وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِن قَبْلِ أَن يُقْضَىٰ إِلَيْكَ وَحْيُهُ ۖ وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا ١١٤
20/114. Mahatinggi ALLAH Raja yang logis, janganlah bergegas dengan (penganalisaan) Alquran sebelum wahyu-NYA dilaksanakan (ilmunya) padamu, dan katakanlah: “TUHAN-ku, tambahlah ilmu padaku.”

Memang benar bahwa ilmu yang terkandung dalam Alquran bukan dibukakan ALLAH bagi orang-oiang beriman sekaligus, tetapi bertahap sebanding dengan tingkat peradaban dan keinsafan pada mana nilai pendidikan bertauhid sangat menentukan, begitupun nilai pelajaran logis dalam agama Islam.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

______ ____ ____ ____ ____

`als salaamu 'alay–kum, wa rahmatu–`allaahi, wa barakaatu–huu.

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّــــــهِ الرَّحْــــــمَنِ الرَّحِــــــيْم
الحمــد للــه والصــلاة والســلام علــى رســول اللــه وعلــى آلــه وصحــبه أجمعــين, أما بعد

Saudara dan Saudariku yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Berbicara tentang pendidikan dan perajaran, rasanya perlu dijelaskan bahwa:

✔ a. Pendidikan ialah asuhan yang diberikan kepada anak semenjak dia dihamilkan ibunya, dilanjutkan pada waktu sesudah lahirnya sampai pada masa remajanya.

Pendidikan itu dilakukan melalui makanan, sikap, perbuatan, bicara yang disampaikan berupa ucapan ibu-bapak dan orang sekitar, juga melalui radio, televisi, tontonan dan sebagainya serta yang berbentuk tulisan surat, gambar, buku, koran, majalah dan lain-lain.

✔ b. Sementara pelajaran adalah ilmu pengetahuan khusus tentang sesuatu yang diberikan ibu-bapak atau oleh guru dan Da'i kepada anak atau kepada orang lain melalui data-data tertulis, lisan, radio, televisi, ataupun praktek dengan latihan.

Jadi, pendidikan diutamakan untuk membentuk watak si anak yang dididik untuk ketabahan dan kematangan dalam kehidupan bermasyarakat penuh ujian mental, sedangkan pelajaran ditukan untuk keahlian dan kecerdikan yang diajar dalam bertindak melakukan perbuatan tertentu dan dalam menanggapi sesuatu yang dia hadapi.

Dalam masyarakat Islam, tanggung jawab langsung tentang pelajaran formal semuanya dibebankan kepada pemerintah, sesuai dengan maksud Ayat 9/60 mengenai pengumpulan sedekah (bea-cukai-pajak) bagi keperluan muallaf.

Bahwa segala macam sekolah dengan guru-gurunya, Masjid dan tempat pelajaran lainnya harus dibelanjai pemerintah.

Begitu pula semua murid harus mendapat bantuan ongkos belajar dari pemerintah, demikian juga segala macam penerbitan, tontonan, radio, TV, dan pertunjukan lainnya harus berada di bawah pengawasan dan dengan izin dari pemerintah.

Dengan begitu terdapatlah kelancaran harmonis dalam usaha peningkatan kesadaran umum tanpa campur tangan ajaran lain yang mungkin merusak akhlak masyarakat Islam.

Orang-orang 'MUALLIFAH مُؤَلِّفَةُ

Yang Dibangun, 9:60, bukanlah hanya yang pindah agam tetapi juga orang-orang yang dibangun hatinya untuk memahami ajaran Islam bagi kemajuan peradaban masyarakat.
Jadi para muallaf ialah para pelajar, penuntut ilmu pengetahuan di berbagai sekolah termasuk mereka yang dikirim ke luar negeri dengan tugas belajar.
Mereka harus diberi bantuan oleh pemerintah hingga mereka tidak terhalang menuntut ilmu karena kekurangan ongkos.
Mereka harus dibantu sebagai tunas-tunas yang diharapkan untuk generasi bahagia pada waktu mendatang.

Tetapi ingatlah nomor urut yang tercantum pada Ayat 9/60, bahwa bea-siswa barulah diberikan kepada para pelajar bilamana kehidupan fakir miskin dapat diperbaiki dan gaji para pegawai negara diselesaikan oleh pemerintah.

Memang sangat janggal bilamana beberapa pelajar diberi 'bea-siswa' sementara fakir miskin masih bergelandangan dan pegawai negara sering mengeluh kekurangan gaji.

Selanjutnya lebih janggal lagi jika pemerintah mengeluarkan peraturan yang mewajibkan para pelajar membayar sejumlah uang untuk masuk ujian agar dapat ditentukan menjadi siswa di sekolah lebih tinggi.

Begitupun setelah mereka lulus ujian harus lagi membayarkan sejumlah uang untuk mendapatkan ijazah, padahal keuangan negara telah mengeluarkan biaya untuk keperluan sekolah dan gaji para guru.

Sikap demikian memperlebar jurang antara si kaya dan si miskin, dan sebenarnya bertantangan dengan ajaran Islam.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

TANTANGAN DAKWAH

`als salaamu 'alay–kum, wa rahmatu–`allaahi, wa barakaatu–huu.

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّــــــهِ الرَّحْــــــمَنِ الرَّحِــــــيْم
الحمــد للــه والصــلاة والســلام علــى رســول اللــه وعلــى آلــه وصحــبه أجمعــين, أما بعد:

Saudara dan Saudariku yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Memang sangat berat rasanya bagi seseorang dalam masyarakat terjajah untuk menyampaikan Risalat ALLAH secara ilmiah nyata dan menurut hukum islam, karena seringkali dihadapkan kepada tantangan bertangan besi.

Itulah yang menyebabkan Nabi Muhammad dulunya pernah meninggalkan kota kelahirannya berhijrah ke Madinah.

Tetapi orang-orang tabah tidak akan kecewa tersebab berbagai tantangan itu, mereka hanya takut pada ALLAH saja yang menghargai semua sikap dan perbuatannya untuk balasan dengan perhitungan sempurna.

Mereka yakin bahwa tindakan itu lebih baik dan terpuji lalu meneruskan dakwah Islamiah dengan perbuatan shaleh dan perhitungan benar. Tentang itu mereka didorong oleh Ayat 40/51 dan berpedoman kepada Ayat 3/139 yang masing-masingnya artinya sebagai berikut:

وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ ١٣٩

3/139. Janganlah merasa lemah dan jangan dukacita, kamu lebih tinggi jika kamu beriman.

إِنَّا لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ ٥١

40/51. KAMI akan menolong Rasul-rasul KAMI dan orang-orang beriman pada kehidupan dunia dan pada Hari berdirinya kesaksian (di Akhirat).

Mereka selalu berdakwah dan menerangkan segala sesuatu yang diketahui tentang Islam berdasarkan Ayat Alquran seperti tugas yang diwajibkan pada mereka sedapatnya menganjurkan agar para Da'i menyampaikan dan menganalisakan Firman ALLAH secara ilmiah sesuai dengan kesanggupan masing-masing, bukan menyampaikan cerita lain yang umumnya meragukan dan tidak pasti, kecuali sebagai bahan perbandingan.

Jadi para Da'i dan Muballig hanya diizinkan menyampaikan kandungan ilmu yang termuat dalam Alquran, baik yang Muhkamat atau yang Mutasyabihat.

Ketentuan ini berdasarkan pertimbangan bahwa:
✔ 1. Bahan-bahan keterangan selain yang termuat dalam Alquran umumnya dicampuri keraguan, belum tentu benar, dan sifatnya relatif.
✔ 2. Yang dianggap baik oleh seseorang belum tentu baik menurut sesungguhnya, sedangkan yang benar dan baik tanpa ragu adalah yang tercantum dalam Alquran sendiri.
✔ 3. Sumber keterangan yang disampaikan seringkali diragukan dan kebanyakannya dugaan belaka atau susunan manusia yang sebenarnya berlainan dari keadaan terjadi dulunya.
✔ 4. Banyak keterangan yang pernah disampaikan Muballig atau Da’i tidak dapat difahami oleh para pendengar, karena hanya bersifat dongeng yang tidak sesuai depgan capaian pemikiran.

Keterangan yang disampaikan Muballig selain Ayat Alquran, walaupun dengan maksud baik untuk kemajuan Islam, sebenarnya menimbulkan keraguan bagi pendengar luas pandangan dan yang mempunyai tanggapan berbeda, akhirnya mungkin merendahkan Islam sendiri.

Seringkali para Muballig menyampaikan sesuatu yang bersumber buku hikayat atau dongeng tentang kejadian di zaman sahabat Nabi dengan maksud menambah keimanan dan keyakinan para pendengar mengenai kekuasaan dan kebesaran ALLAH, tetapi mereka lupa bahwa cerita itu tidak mengandung nilai ilmiah bahkan sudah berulang kali diperdengarkan dan memuakkan orang.
Maka perhatian umum tentang tablig jadi berkurang hingga jumlah pengunjung semakin kecil, terdiri dari orang-orang tua yang hanya mengharapkan pahala bahwa menghadiri tablig agama adalah perbuatan yang diredhai ALLAH.

Sering juga para Muballig menyerukan agar orang-orang beriman mempertebal iman dan agar bertakwa, padahal mereka harus mengetahui bahwa untuk menjadikan orang lebih beriman dan takwa adalah tugas mereka dengan menguraikan dan menganalisakan Ayat-ayat suci secara ilmiah dengan mana mungkin timbul keyakinan pada hadirin. Semakin rasional uraian yang diberikan, akan semakin kuatlah keyakinan pendengar.

Ingatlah bahwa IMAN berarti “percaya,” TAKWA artinya "insaf," dan YAKIN berarti, “dapat kepastian.”

Maka para pendengar yang memang telah beriman hendaklah diberi keinsafan dan kepastian dengan fakta serta bukti nyata tentang kebenaran Ayat-ayat Alquran tentang mana dibutuhkan uraian ilmiah, itulah tugas para Muballig.

Jadi setiap Muballig harus tahu benar tentang sesuatu yang diterangkan dan menjelaskan sangkut-pautnya secara terperinci menurut logika dan kejadian.

Karenanya setiap Muballig tentulah orang berilmu pengetahuan tentang keterangan yang disampaikan, bukan hanya didasarkan atas pendapat Ulama ini, kata Pof. itu, teori Si Anu.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

DUNIA ARAB MASA SILAM

______ ____ ____ ____ ____

`als salaamu 'alay–kum, wa rahmatu–`allaahi, wa barakaatu–huu.

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّــــــهِ الرَّحْــــــمَنِ الرَّحِــــــيْم
الحمــد للــه والصــلاة والســلام علــى رســول اللــه
وعلــى آلــه وصحــبه أجمعــين, أما بعد:

Saudara dan Saudariku yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Banyak pengertian tentang istilah agama yang disalah gunakan, hal ini mungkin timbul tersebab kekurangan perhatian tentang ayat-ayat suci mengenal agama atau sebaliknya mungkin sebab disangaja dengan maksud tertentu untuk keuntungan goloagan Ideology.

Pengertian itu kita jadikan dua klasifikasi saja :

✔ 1. Agama adalah urusan langsung antara manusia dan Tuhan, dengan itu didapat kesimpulan bahwa agama itu boleh saja dipisahkan atau seharusnya dipisahkan dari persoalan lainnya dalam masyarakat. Maka agama juga harus dipisahkan dari persoalan negara.
✔ 2. Agama itu adalah hanya doktrin idealisme yang diturunkan oleh ALLAH maka ide-ide lainnya yang tidak berdasarkan kitab suci ALLAH bukanlah dinamakan agama.

Kedua issue diatas ini mengelabui dan mengaburkan istilah dan maksud agama sebenarnya.

Hal mana memperkecil persoalan agama dan akhirnya bisa melenyapkan pengaruh dan hukum agama dipermukaan Bumi ini.

Pada hakekekatnya inilah yang menyebabkan mundurnya pengaruh serta perkembangan agama yang diturunkan ALLAH dimulai dari abad-abad dimana kaum Muslimin Arab mulai terpengaruh dengan harta benda dan hal-hal yang bersifat keduniaan.

Keadaan yang demikian ditambah oleh gejala yang timbul dikalangan penganut agama Yahudi dan Kristen, yang sesuai dengan fitrah perkembangannya tidak lagi cocok mengambil pedoman kepada Old Testament dan New Testament dalam Bible untuk mengarungi beribu segi kehidupan masyarakat Bumi ini.

Tetapi perlu diingat bahwa Al Quran yang terdiri dari 6.236 ayat itu semuanya firman ALLAH mencakup keseluruhan persoalan hidup.

Semua agama yang diturunkan ALLAH kepada para NabiNYA semenjak pertamanya adalah Islam, yaitu agama yang dinamakan sendiri oleh Ibrahim yang dipusakai oleh Ismael, Ishaq dan Jacub agama yang diajarkan oleh Musa yang membawa Taurat, dan juga agama Isa Almasih yang membawa Injil untuk Bani Israel. Untuk pembuktian tentang ini Al Quran dan Bible mengemukakn keterangan-keterangan nyata. Jadi, di Bumi ini banyak agama yang berlaku, dari semua mana hanya agama Islam yang di akui ALLAH.
Ada dua unsur penting bagi sesuatu doktrin dengan mana dia disebutkan sebagai satu agama, yaitu: hukum tentang kehidupan dan pengabdian pada sesuatu. Doktrin yang mengandung hukum dan pengabdian disebutkan sebagai satu agama. Jadi, bukanlah agama itu yang hanya diturunkan oleh ALLAH saja.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

HUKUM LOGIS

______ ____ ____ ____ ____

`als salaamu 'alay–kum, wa rahmatu–`allaahi, wa barakaatu–huu.

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّــــــهِ الرَّحْــــــمَنِ الرَّحِــــــيْم
الحمــد للــه والصــلاة والســلام علــى رســول اللــه
وعلــى آلــه وصحــبه أجمعــين, أما بعد:

Saudara dan Saudariku yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Diantara juga mematuhi hukum yang diturunkan ALLAH dan semuanya menyatakan diri orang Islam dan beriman, tetapi mereka mencampurkan hukum lain ke dalam kehidupan masyarakat hingga ditakuti mereka tergolong pada orang-orang yang mencari hukum pada thagut menurut Ayat 4/60, dan tidak sepenuhnya mematuhi ketentuan ALLAH tersebut pada Ayat 2/208 dan 7/3 yang telah dikutipkan maknanya.

Padahal sudah dinyatakan secara tegas bahwa hukum bagi seluruh persoalan hidup cukup sempurna dalam Alquran, dinyatakan pada Ayat 5/3 dan 30/30 begituptn Ayat 16/89 dan lain-lainnya.

Dan siapa yang memberi atau mencari hukum selain pada yang diturunkan ALLAH maka itulah orang-orang kafir, zalim, dan fasik ditentukan oleh Ayat 5/44, 5/45, dan 5/47.

Semua ketentuan ALLAH pasti benar, sifatnya abadi tanpa kontradiksi sepanjang zaman, maka kini kita dihadapkan kepada ketentuan ALLAH pada Ayat 3/139 yang menyatakan orang-orang beriman lebih tinggi daripada masyarakat lain.

Hal ini menjadi batu ujian untuk menilai apakah kita benar sudah beriman menurut hukum-NYA hingga kita lebih tinggi dalam peradaban di antara manusia umumnya di dunia kini, ataukah kita hanya berpura-pura beriman atau salah tanggap tentang hukum yang diturunkan ALLAH hingga kita masih terbilang rendah terbelakang.

Kita tidak mempunyai alasan untuk menyalahkan Ayat-ayat Suci, tetapi kita mempunyai tugas untuk memeriksa kembali sikap dan tindakan kita selama ini.

Mungkin kita telah berpura-pura menyatakan diri beriman didorong oleh ibu bapak menyatakan dirinya beragama Islam, maka sikap pura-pura itu tampak jelas dalam pergaulan sehari-hari di mana nyata kebanyakan kita tidak berbuat sesuatu dengan hukum ALLAH malah menantangnya.

Jika diseru untuk kembali memahami dan menghayati hukum itu, kebanyakannya menyangka yang diserukan itu telah kolot ketinggalan zaman mode. Sebenarnya sikap demikian tidak lagi menempatkan diri sebagai Mukmin tetapi sebaliknya berupa murtad dan musuh Islam dalam masyarakat Islam sendiri.

Mungkin pula kita salah tanggap tentang ketentuan hukum yang diturunkan ALLAH hingga dalam beberapa abad masyarakat yang mengaku dirinya penganut Islam telah hidup dalam kerendahan peradaban dibanding dengan keadaan lain yang berlaku, maka terhadap kesalahan demikian, didasarkan pada niat jujur dan bahagian iman yang dimiliki, masih terbentang jalur lebar di hadapan kita untuk bersikap benar dan praktis yaitu kembali mempelajari dan mengambil ketentuan hukum yang terkandung dalam Kitab Suci.

Bagi setiap persoalan hidup apalagi yang berhubungan dengan agama, senantiasa penjelasannya ada dalam Alquran tentang mana beberapa kali diserukan:

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ ١٧

54/17. Sungguh KAMI permudah Alquran untuk pemikiran maka adakah yang memperhatikan?

Namun banyak sekali di antara umat Islam tidak menfaedahkan maksud Ayat 54/17 karena fihak ulama sendiri tidak memberikan contoh untuk diteladani, dan tidak membukakan jalan untuk diikuti. Semuanya masih menganggap Alquran selaku Kitab Suci tetapi hatinya meragukan kelengkapan hukum, dan merasa tidak cukup bagi penjelajahan berbagai ilmu pengetahuan dalam zaman atom dan penerbangan antar planet.

Lalu sebagai dikatakan 'Wahseduddin Khan', orang lain bangkit untuk maju ke depan sedangkan kita bangkit berarti kembali ke belakang kepada zaman Nabi atau sekurang-kurangnya dalam berfikir dapat kembali kepada zaman Nabi.

Sekaligus sikap ini berupa tantangan terhadap fungsi Alquran untuk seluruh zaman dan kelengkapan isinya untuk semua pokok masalah.

Kejamkah Islam jika pencuri dipotong kedua tangannya? Bukan, tetapi Islam melenyapkan perbuatan itu dari rnasyarakat ramai, karena satu kali saja dilakukan hukuman potong tangan maka orang lain jadi ngeri dan membatalkan niatnya untuk melakukan kejahatan tersebut.

Ingatlah bahwa Islam bukanlah agama pribadi tetapi membentuk lingkungan masyarakat yang teratur rapi di mana para anggotanya saling membantu untuk kebaikan dalam suasana persaudaraan sopan santun berbudi tinggi, Maka dalam masyarakat Islam tidak ada perbedaan tingkat ekonomi menyolok karena setiap orang yang bersanggupan selalu memberikan zakat untuk kepentingan umum terutama bagi yang melarat dan miskin, karenanya, tiadalah pencurian yang ditimbulkan kelaparan dan ketiadaan makan.

Pencurian yang mungkin berlaku adalah ditimbulkan sifat rakus serakah hingga korupsi, penggelapan, atau sebagainya dapat berlaku, maka pencuri itulah yang harus dipotong kedua tangannya.

Sempitkah kehidupan dalam masyarakat Islam di mana orang dilarang memakan daging binatang pemakan mangsanya?
Sempitkah kehidupan jika orang dilarang memakan daging babi, ular, tikus, anjing, monyet, dan sebagainya?
Bukan, malah sebaliknya. Islam bahkan memelihara pertumbuhan diri setiap anggota masyarakat
untuk kehidupan berakal berbudi tinggi, dan mencegah timbulnya kebodohan, kekejaman, tak bermalu dan berbagai sifat negatif yang diakibatkan naluri makanan, sebaliknya menganjurkan peternakan hewan tertentu yang tidak merusak mental manusia.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

HADITS ISRA'ILLIAT

______ ____ ____ ____ ____

`als salaamu 'alay–kum, wa rahmatu–`allaahi, wa barakaatu–huu.

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّــــــهِ الرَّحْــــــمَنِ الرَّحِــــــيْم
الحمــد للــه والصــلاة والســلام علــى رســول اللــه
وعلــى آلــه وصحــبه أجمعــين, أما بعد:

Saudara dan Saudariku yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Peranan Hadis-hadis Palsu dalam Menghancurkan Dunia Islam," yang antara lain sebagai berikut:

"... Pada tahun 1875, di kota Beirut berdirilah suatu Gerakan Rahasia yang hendak membawakan aspirasi kebangsaan Arab.

Peristiwa ini terjadi lebih kurang dua tahun sebelum dinobatkannya Sultan Abdul Hamid sebagai Sultan Turki.

Oleh karena itu, dalam sejarah perjuangan bangsa-bangsa Arab, gerakan ini dikenal sebagai langkah pertama dari usaha yang terorganisir dalam gerakan nasionalisme Arab.

Siapakah pendiri-pendiri gerakan rahasia itu? Dia didirikan oleh lima orang sarjana lulusan Suriah Protestant College di Beirut. Mereka adalah orang-orang Kristen, bukan orang-orang Islam, tetapi kemudian berhasil menarik sejumlah orang-orang Islam sehingga gerakan tersebut mendapat dukungan dari umat Islam.

Sudah pasti yang berhasil mereka bujuk untuk menjadi pengikut gerakan ini adalah orang-orang Islam yang lemah imannya, terutama yang pernah mendapat didikan Barat.

Ketika anggota mereka sudah mencapai 150 orang, pengaruhnya di
kalangan umat Islam tampak semakin besar.
Dengan mempergunakan semboyan-semboyan kebangsaan yang memakai bahasa Arab, mereka berhasil membangkitkan semangat kebangsaan Arab di kalangan kaum Muslimin di dunia Arab.
Disinilah dimulai peranan Western Educated Muslims dalam membantu musuh-musuh Islam.

Semboyan yang mereka gunakan untuk membangkitkan semangat kebangsaan Arab berbunyi, "Hubbul wathan minal iman (Cinta kepada tanah air adalah sebahagian dari iman).”

Begitu populernya semboyan itu hingga di kalangan umat Islam sudah dianggap sebuah hadis yang shahih. Bahkan sampai kini masih banyak orang-orang yang menganggap semboyan itu sebagai hadis Nabi.
Dengan semboyan itu, mereka telah berhasil mengubah pendirian Umat Islam terhadap sebagian dari ajaran Islam."

Semboyan Hubbul wathan minal iman itu dijadikan motto oleh majalah Al-Jinan (Taman sari) sebagai alat dari gerakan politik kebangsaan Arab. Majalah itu bukanlah majalah Islam tetapi dikemudikan oleh orang-orang Kristen Libanon, seperti Buthrus al Bustami dan Hashif al Yaziji.
Mereka juga mengekspos semboyan-semboyan lain yang sengaja diselundupka ke tengah dunia Islam hingga mendukung program-program mereka dengan tidak merasa telah meninggalkan ajaran Islam.

Sebenarnya timbulnya hadis-hadis palsu ini memang telah lama sekali semenjak zaman Khulafaur Rasyidin.
Setelah kaum Yahudi tidak berhasil mengacau umat Islam dari luar, mereka mulai memakai cara baru.

Dengan sukarela mereka memeluk Islam, tetapi justru untuk menghancurkan Islam dari dalam. Mereka berhasil merusak potensi Islam. Mereka membuat hadis-hadis palsu untuk menyelundupkan ajaran Israiliyat, ketika mana Ka'bul Akhbar dikenal sebagai tokoh ahli dalam pembuatan hadis-hadis palsu ini.
Oleh sebab itu, jumlah hadis-hadis palsu tersebut hampir tidak terhitung lagi.

Seorang ulama bernama Ali al Madiny pernah menerangkan bahwa Muhammad bin Umar al Waqidi telah meriwayatkan 3.000 hadis yang tidak ada sanadnya, sedangkan Imam Ahmad mengatakan bahwa hadis-hadis dalam Kitab tafsir al Kalby dari awal sampai akhirnya adalah dusta.

As-Sayuthy mengatakan bahwa hadis-hadis dalam kitab al Arbaien al Wahdaniyah tidak ada satupun hadis Nabi yan sah padanya. Sekalipun ada omongan dan nasihat tetapi sebenarnya Ibnu Wadan telah mencuri hadis-hadis itu dari pemalsunya yaitu Zaid bin Rifaah.

Cerita dari Alkitab, yaitu Nasrani dan Yahudi, ternyata juga banyak dimasukkan dalam kitab Muhammad bin Ishaq, terutama tentang Maghazy atau peperangan-peperangan.

Di samping itu hadis-hadis palsu ini terdapat juga dalam kitab Maudlu’atul-Qudlaie, kitab Fadlul Ulama karangan Asy-Syarif al Balkhy.

Sedangkan hadis-hadis dalam kitab al-Arus yang dianggap orang sebagai susunan al Imam Fadl Ja'far Ash-Shadiq tidak dapat dipegang."

Demikian sedikit tentang hadis-hadis.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

JAMINAN RIZKI

`als salaamu 'alay–kum, wa rahmatu–`allaahi, wa barakaatu–huu.

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّــــــهِ الرَّحْــــــمَنِ الرَّحِــــــيْم
الحمــد للــه والصــلاة والســلام علــى رســول اللــه
وعلــى آلــه وصحــبه أجمعــين, أما بعد:

Saudara dan Saudariku yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Manusia sebagai ciptaan ALLAH, untuk manusia itu benda-benda dalam semesta raya ini diwujudkan ALLAH. Kepadanya diserahkan planet-planet dengan segala isinya untuk bahan pemikiran dan pengolahan bagi kelangsungan hidupnya di mana terdapat ujian antara si bodoh dan si pandai, antara yang malas dan yang giat, antara si lemah dan si kuat, dan antara yang beriman dan yang kafir.

ALLAH menjelaskan-explain;, dalam Alquran pada Ayat 2/29 bahwa semua yang ada di Bumi ini diciptakan-NYA untuk kebutuhan hidup manusia, pada Ayat 11/6 DIA nyatakan bahwa apa pun bentuk makhluk berjiwa yang ada di Bumi, semuanya dijamin ALLAH rizkinya, sedangkan Ayat 17/70 menerangkan bahwa ALLAH memberi rizki pada manusia dengan segala bahan yang baik, DIA memuliakan serta memberi kurnia pada manusia melebihi kebanyakan makhluk yang DIA ciptakan.

Semua itu memberi gambaran betapa jalinan ketentuan ALLAH telah berlaku semenjak adanya manusia pertama dulukala hingga kini bahkan sampai pada hari terakhir nanti.

Seorang yang benar-benar beriman serta mematuhi hukum yang diturunkan ALLAH tentulah akan berlapang dada menghadapi berbagai masalah dan tantangan hidup kini dengan keyakinan penuh bahwa dia pasti akan selamat di dunia dan di Akhirat nanti, namun selaku manusia giat maka dia akan senantiasa berjuang dalam masyarakatnya untuk ketinggian hukum agama yang dianutnya.

وَكَذَ‌ٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لِّتُنذِرَ أُمَّ الْقُرَىٰ وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لَا رَيْبَ فِيهِ ۚ فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ ٧
42/7. Seperti itulah KAMI wahyukan kepadamu Alquran berbahasa Arab agar engkau peringatkan pada penduduk Ibu Negeri itu dan orang-orang sekelilingnya, serta engkau peringatkan tentang Hari berkumpul yang tiada keraguan padanya. Sebahagian dalam surga dan sebahagian dalam tempat Pembakaran.

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ ٤
95/4. Sungguh Kami ciptakan manusia dan perwujudan lebih baik.

ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ ٥
95/5. Kemudian Kami kembalikan dia pada kerendahan lebih rendah.

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ ٦
95/6. Kecuali orang-orang beriman dan beramal saleh, untuk mereka upah tanpa dibatasi.

فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّينِ ٧
95/7. Apakah yang mendustakan engkau sesudah peda agama itu?

أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ ٨
95/8. Bukankah Allah Hakim yang lebih bijaksana?

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

PLANET KEHIDUPAN

`als salaamu 'alay–kum, wa rahmatu–`allaahi, wa barakaatu–huu.

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّــــــهِ الرَّحْــــــمَنِ الرَّحِــــــيْم
الحمــد للــه والصــلاة والســلام علــى رســول اللــه
وعلــى آلــه وصحــبه أجمعــين, أما بعد:

Saudara dan Saudariku yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

The Book of Popular Science 1976 jilid 10 halaman 185, antara lain sebagai berikut:
••• •••
Planet yang cocok untuk kehidupan:
"Adakah kesempatan bagi evolusi kimia yang menjurus kepada kehidupan di suatu planet? Berapa planet di semesta raya yang cocok untuk tempat makhluk hidup?

Para ahli astronomi memperkirakan ada 20 juta billion bintang di angkasa luas. Kebanyakan bintang itu mungkin mempunyai planet-planet yang mengitarinya seperti keadaan Surya kita, namun sebegitu jauh kita belum sempat melihat sesuatu planet di luar Tatasurya kita.

Para ahli itu memperkirakan bahwa kehidupan telah berlaku di permukaan 100.000 juta planet yang kebanyakannya menyerupai Bumi kita yang dapat membantu sebentuk kehidupan sebagai yang kita alami.

Kita menyadari bahwa kehidupan demikian sangat serasi, hampir setiap tempat di Bumi menjadi tempat tinggal beberapa organisma. Bakteri dan lumut-lumutan tertentu dapat hidup pada suhu mendekati air mendidih, sedangkan yang lainnya dapat bertahan pada suhu titik beku.
Sebab itu planet-planet, yang kita anggap tidak menampung kehidupan, mungkin telah memberikan kesempatan pada benda-benda hidup dalam berbagai bentuk, tidak dipersoalkan bagaimana wujudnya.

Menemukan kehidupan suatu bentuk di dunia lain menuntut kita lebih banyak daripada hanya memadai keajaiban. Dia juga membutuhkan kita agar menumpahkan perhatian pada evolusi di Bumi dan pada organisme yang mendiaminya.

Jika planet-planet dan sistem kehidupan kini sedang berlangsung pada bagian lain di angkasa raya, maka kebanyakannya mungkin berbentuk seperti yang berlaku jutaan tahun dulunya di Bumi ini. Sementara planet-planet lain dan sistem kehidupannya mungkin pula telah lebih tua daripada Bumi.

Keadaan ini dapat menggambarkan betapa keadaan masa depan kita. Sewaktu kita dapat mengembangkan kesanggupan serta alat-alat untuk menyelidiki planet-planet lain yang lebih dekat, kita akan mendapat petunjuk-petunjuk penting tentang masa lampau dan masa depan Bumi ini.

Sebaliknya dunia tanpa kehidupan mungkin pula memberi keterangan-keterangan tentang sesuatu pada kita. Misalnya jika suatu planet yang sama dengan Bumi ternyata tidak mengandung kehidupan maka dia tentunya akan membuang keraguan tentang teori masa kini mengenai asal-usul kimia dan evolusi kehidupan.

Kini kita hanya memiliki pengetahuan tentang planet-planet yang ada dalam Tatasurya kita. Hal ini telah dipelajari secara mendalam selama tiga abad yaitu semenjak terdapatnya alat peneropongan.

Pada tahun-tahun belakangan, Venus dan Mars juga telah diselidiki melalui pesawat-pesawat angkasa tak berawak. Dan penjelajahan demikian masih terus dilanjutkan hingga mencapai planet-planet lain. Tetapi apakah para sarjana akan menemukan kehidupan pada salah satunya?

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

Over View

PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH

(Nana Masrur) Kompetensi Dasar : Mampu Menguraikan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di Madrasah Indikator : Madrasah dan Perkemb...