TENTANG ARTI DAN MAKSUD KATA "JIN"

"JIN"
  • PEMBETUKAN KATA BAHASA. Berbagai lafazh atau kata (word) dalam bahasa arabiyan ditentukan oleh akar-kata (root) atau kata-dasar (basic-word) dan arti-dasar (basic-mean), yang tak mengenal huruf-hidup atau vowel [a i u e o] seperti huruf latin, tapi hanya huruf-mati atau konsonan; dimana vovel diberikan melalui tiga tanda vokal, fathah, kashrah, dhammah, dan atau huruf 'aliyf, yaa, waaw.  yang dapat berperan ganda sebagai harakat dan maad [á = aa, í =iy, ú =uw], dengan pilihan ganda-konsonan, sajdah atau tasjid, dan penguguran-vowel, suwkun, yang mana semuanya sekaligus membentuk arti baru, dan dimana arti berbeda bergantung pada tiga faktor vowel dan dua faktor konsonan tersebut; dimana satu kata-dasar dapat menurunkan lebih seratus kata-turunan atau derivat mengandung konsonan sama dengan faktor vowel dan faktor kosonan berberbeda, sehingga membentuk arti berbeda.
  • MAKHLÚQ DAN GHAYRA−MAKHLÚQ. Lafazh "makhluwqun" berarti "tercipta" (creature), sesuatu yang diciptakan, berasal dari kata-dasar "kh−l−q" [khaaf−laam−qaaf] dengan arti-dasar "cipta"; kontras dengan "khaaliqun" yang berarti "pecipta" atau "pencipta" (creator), sesuatu yang menciptakan, dan "khaliyqun" yang bersifat menciptakan; sedangkan "khalqun" berarti "ciptaan" (creation), dengan kata-kerja "yakhluqu" "khalaqa" yang berarti "menciptakan − telah-menciptakan" (to create − created). Berdasarkan pada Al Qur`án, jin adalah satu dari makhluwq. Alláh, dan segala sesuatu yang merupakan propertas, atribut, dan karakteristik atau sifat Alláh, sebagai Al Kháliq, adalah bukan makhlúq, karena bukan ciptaan atau tak diciptakan, mencakup Al Qur`án sebagai kalimat−Nya, dan rúh−Nya.
  • LAFAZH DALAM AL QUR`ÁN. Dalam mushhaf arabiyan Al Qur`án, akar-kata atau kata-dasar j−n (jiym−nuwn) dengan arti-dasar "lindung", pada peringkat kata-dasar dan turunan atau derivat, disebut sebanyak 202 kali dalam 70 surah, termasuk satu nama surah, dengan 7 arti kata berbeda; harap diperhatikan [penting] bahwa, dimana [A] vowel, [B] vowel ganda, [C] konsonan ganda, dan [D] imbuhan: awalan, sisipan, akhiran, berperan mengubah arti, diantaranya, mulai yang terbanyak, adakah sebagai berikut.
  • ● "jannatun", 148 kali, berarti "tempat lindung" alias "kebun", dengan dua arti berbeda, biasa dan berkias, dimana 125 kata yang terkandung dalam 122 ayat dalam 59 surah, merujuk kepada arti kebun berkias simbolik sebagai svarga, swarga, surga atau sorga, dan 23 kata yang terkandung dalam 22 ayat dalam 15 surah, merujuk kepada arti kebun biasa atau kebun sesungguhnya.
  • ● "jaanun", "jinnun" dan "jinnatun", 32 kali dalam 31 ayat dan 15 surah termasuk nama surah 72, berarti "makluwq terlindung atau tersembunyi" alias "jin", dalam konteks yang tak-tampak (hidden, invisible), dimana "jaanun" berarti "jin" (jinn, jinny) atau "keberadan-jin" (jinn-being), "jinnun" berarti ras-jin (jinn-race), dan "jinnatun" berarti "jenis-jin" (jinn-kind); kontras dengan padanannya, "insaanun" yang berarti "manusia" (human) atau "keberadaan-manusia" (human-being), "insun" berarti ras-manusia (human-race), dan "naasun" berarti "jenis-manusia" (human-kind).
  • ● "jinnatun" dan "majnuwnun", 16 kali, berarti "ingatan atau kesadaran terlindung" alias "kehilangan ingatan atau kesadaran" atau kegilaan [oleh sebagian orang, diartikan juga sebagai kesurupan atau kerasukan jin], dimana "majnuwnun" berati "orang-gila".
  • ● "jaannun", 2 kali, berati "hewan berlindung atau bersembunyi" alias "ular" (snake), binatang yang suka bersembunyi atau menyembunyikan diri.
  • ● "junnatun", 2 kali, berati "alat pelindung" alias "perisai atau tameng" (protector, shield), yang digunakan sebagai pelindung diri.
  • ● "ajinnatun", 1 kali, berarti "sesuatu yang terlindungi" alias "janin" (foetus) atau calon bayi dalam rahim.
  • ● "jannun", 1 kali, berarti "sesuatu keterlindungan atau ketersembunyian" alias "ghayib", berlindung atau bersembunyi dibalik sesuatu, sehingga tak-tampak, sirna, hilang, lenyap, atau berlalu.
  • KONTEKS JUDUL. Sesuai judul tulisan, maka yang dibahas adalah apa yang berlandaskan pada informasi Al Qur`án, tentang jin sebagai makhlúq, "jaanun, jinnun dan jinnatun", dan sebagai satu unsur dari kelompok syaythan.
  • KONTEKS LAIN. Pengunaan istilah jin, dalam dalam konteks ruwh, rúh atau roh, sebagai ghyara−makhluwq (non-creature) dan sesuatu yang halus dan tak kasat mata, tak dinyatakan secara tersurat dalam Al Qur`án, dan diluar cakupan tulisan diatas.
Untuk cek-silang (cross-check), harap gunanakan mushhaf arabiyan Al Qur`án, bukan tarjamahnya, dimana pengetahuan tata-bahasa arabiyan al Qur`án mutlak dibutuhkan. Semoga bisa dipahami, mohon ma'af bila ada kekeliruan, dan terimakasih.

ANALISA ALAM JIN

Berdasarkan pada al Qur`an:
  • Jin diciptakan dari api lebih dulu daripada manusia [Q 7:12; 15:27; 38:76; 55:15], yaitu pada masa Bumi dan Bulan belum diciptakan atau masih berbentuk plasma [gas pijar terbakar seperti Matahari] dan nebula [dukhaan, kabut gas dan debu kosmik].
  • Jin dapat melihat manusia, tak sebaliknya, [Q 7:27] kecuali dengan status tertentu, sesuai dengan sebutannya, jin, yang berarti tersembunyi (hidden).
  • jin tak dapat mendatangkan manfaat dan tak pula mudharat bagi manusia [Q 72:21].



  • Jin ada yang jahat dan kafir, seperti Iblis (Devil; 'Iblys) [Q 2:34], dan ada juga yang baik dan beriman [Q 72:9-14], seperti Ifrit (Stalwart) [Q 27:39].
  • Jin dan manusia dapat berkomunikasi atau berhubungan dan melakukan persetujuan kerjasama atau saling tolong-menolong. Bergantung apakah itu dalam kebaikan ataukah dalam keburukan [Q 72:6].
  • Kerjasama jin dan manusia dalam kejahatan membentuk kelompok jahat yang terdiri dari jin jahat dan manusia jahat, yang dinamakan setan (satan, syaythan) [Q 4:118; 6:112; 43:38; 114:4-6].
  • Diantara setan jin pengikut Iblis adalah Lelembut (Deity, Jibti; Jibt) dan Dedemit (Demon, Daemon, Daimon, Thaqhooti; Thaghut) [Q 2:256; 4:51,60,76; 5:60; 16:36; 39:17].




Berdasarkan pada sains, saya mengambil kesimpulan bahwa, alam jin dan alam manusia, secara fisik adalah berimpit (coincide) dalam kesinambungan ruang-waktu empat-dimensional (four-dimensional space-time continum), tapi alam jin memiliki satu dimensi lain dengan atribut invisibilitas atau ketaktampakan (invisibility attribute), sehingga tersembunyi (hidden) dari pandangan mata fisik manusia normal biasa.

Berdasarkan pada matematika dan fisika dimensi ruang, secara fisik jin tak dapat masuk ke alam manusia, tapi hanya proyeksinya dalam bentuk bayangan (ghost) atau hantu tiga-dimensional, seperti hologram dihasikan sinar LASER (light amplification by stimulation of emission of radiation), karena secara fisik tubuhnya dibatasi oleh ruang tiga-dimensional. Hal ini menjelaskan kenapa proyeksi jin dengan mudah berubah bentuk menyerupai berbagai makhluq tiga-dimensional, seperti manusia dengan berbagai rupa dan berbagai binatang. Ini juga menjelaskan kenapa jin dapat menembus benda padat seperti dinding dan semacamnya, karena secara fisik ia tak dibatasi oleh bidang dua-dimensional.

Karena jin tak dapat masuk ke alam manusia, kecuali proyeksinya, dan sesuai dengan faktor-faktor dan kesimpulan-kesimpulan saya sebelumnya diatas, dengan demikian, saya menyimpulkan bahwa peristiwa kesurupan bukan karena tubuh manusia dirasuki oleh jin. Meski demikian, secara emosional manusia bisa terpengaruh oleh penampakan proyeksi jin, yang kebanyakan manusia sebut sebagai hantu, dan bila faktor-faktor dan kriteria sikon terpenuhi, akan membangkitkan efek psiko-fisik sebagaimana telah dipaparkan diatas.
_______________
Firwany

APAKAH SETAN ITU...?



Berdasarkan pada al Qur`an:



  •  SETAN (satan; syaythan) bukanlah nama suatu makhluq, tapi predikat, istilah atau sebutan untuk menyebut suatu kelompok atau golongan, yang terdiri dari dua jenis makhluq: ras-JIN (jin-race, jinni; jin) dan ras-MANUSIA (human-race; `ins) [mina `al jini wa `al `insi]. Masing-masing memiliki subkelompok baik dan jahat [Q 72:11], dan yang jahat dinyatakan dengan sebutan setan [Q 6:112; 43:38].
  • Perintis kelompok setan bernama IBLIS (Devil; `Ibliys), satu jin kafir dan jahat [Q 2:34]. Siapa saja diantara jenis-JIN (jin-kind; jinnat) dan jenis-MANUSIA (human-kind; nass) [mina `al jinnati wa `aln nassi] yang mengikuti Iblis, maka ia termasuk dalam kelompok setan [Q 4:118]. Dari jenis-jin diantaranya adalah LELEMBUT (Deity, Jibti; Jibt) dan DEDEMIT (Demon, Daemon, Daimon, Thaqhooti; Thaghut) atau GENDRUWO [Q 2:256; 4:51,60,76; 5:60; 16:36; 39:17]. Setan dari jenis-jin menjadi BERHALA atau IDOLA (idol) bagi setan dari jenis-manusia.
  • SETAN (satan, syaythan) memiliki arti: PEMESONA (obssesor), penggoda, perayu, pembujuk, penghasut atau provokator, tapi pendusta dan penipu. Para-setan (satans; syayathin) [Q 2:14], dari jin dan manusia, mereka mempesona manusia melalui tampilan kecantikan, keindahan, kebagusan, kemewahan, kesenangan, kenikmatan, dan semacamnya yang adalah kepalsuan atau kesemuan duniawi yang dapat membuat manusia terpesona, tergoda, terlena dan lupa diri [Q 6:112].
  • Para-setan, mereka menghasut secara halus, dengan cara membisikan hasutan indah kedalam qalbu atau hati manusia, melalui kesadaran manusia [Q 114:4-6], ketika manusia mengindera secara sadar atas tiap sensasi, terutama hal menarik hati. Dengan cara demikian Iblis telah mengelincirkan leluhur manusia, Adam dan Hawa, sehingga mereka berdua dilengserkan dari status surgawi ke status duniawi, dari kaya ke papa, dari bahagia ke sengsara [Q 2:36].
  • Jadi, para-setan, tak tampil dalam bentuk buruk, seram, dan menakutkan, dan bertindak kasar, yang membuat orang lari dari mereka, tapi sebaliknya tampil secantik dan semenarik mungkin, dengan berbagai strategi dan trik atau siasat dan tipuan licik, agar orang mendekati dan menghampiri mereka, lalu terperosok dan terperangkap, dan ikut terjerumus kedalam golongan setan [Q 72:6], yang berarti poin kemenangan bagi Iblis.
  • Para-setan mempesona dan menggoda kebanyakan melalui WANITA, HARTA, dan TAHTA atau MAHKOTA, atau kecantkan, kekayaan, dan kekuasaan atau jabatan. Mereka kebanyakan bercokol di kafe, distotik, kelab malam, tempat hiburan, tempat pelacuran, tempat judi, pasar, bank, lembaga keuangan, dan kantor pemerintahan, membuat orang mabuk kepayang, meneguk MIRAS dan NARKOBA, memperkosa, berzinah, berjudi, merampok, membunuh, dan korupsi. Jadi bukan di pohon, kolong jembatan, atau tempat sepi dan gelap.
  • Di hadapan Allah, Iblis yang adalah jin, bersumpah akan menyesatkan seluruh manusia anak-cucu Adam, kecuali para orang yang ikhlas (mukhlisuwna) [Q 15:39-40]. Jadi keihlasan adalah hal terkuat di dunia, karena Iblis dan para-setan pengikutnya sampai kapan pun tak mampu menggoda orang yang ikhlas.



Firwany

Over View

PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH

(Nana Masrur) Kompetensi Dasar : Mampu Menguraikan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di Madrasah Indikator : Madrasah dan Perkemb...