SATAN

 


S-E-T-A-N ( syaythan / satan) ; hal ini bukanlah nama suatu makhluq..., tapi predikat..., istilah ato sbutan untk menyebut suatu kelompok ato golongan..., yang terdiri dr dua jenis makhluq:

ras-JIN dan ras-MANUSIA [mina `al jini wa `al `insi].

Masing2nya memiliki subkelompok baik dan jahat [Q 72:11], dan

yg jahat dinyatakan dgn sebutan setan [Q 6:112; 43:38].

Para-setan..., tak tampil ato menampakkan dlm bentuk buruk, seram, n menakutkan, n bertindak kasar, yg membuat orang lari terbirit-birit dr mereka, tapi...  

sebaliknya....

tampil secantik n semenarik mungkin, dg brbagai strategi n trik atau siasat n tipuan licik, agar orang mendekati n menghampiri mereka, lalu terperosok dan terperangkap, dan ikut terjerumus kedalam golongan setan [Q 72:6], yang berarti poin kemenangan bagi Iblis...

IDIOLOGI dan AGAMA

Pemaknaan esensi agama harus dikedepankan...., karena agama mempunyai kekuatan yang ruuaaar biasa, yang jika tidak disikapi dengan arif dan bijaksana, pemeluk agama bisa salah langkah. “Jika seseorang terlalu meyakini kebenaran yang dia yakini, maka dengan mudah menyalahkan orang lain yang berbeda... Karenanya, para tokoh agama mempunyai tugas berat untuk agar bagaimana pemeluk agama mengedepankan esensi agama” Indonesia, setidaknya ada dua makna toleransi, yakni teposliro dan tenggang rasa. Pengertiannya, teposliro adalah menghargai dan menghormati perbedaan yang ada dipihak lain, yang tidak sama dari kita. Sedang tenggang rasa adalah kemampuan untuk bisa merasakan apa yang dirasakan pihak lain atas ucapan dan tindakan yang kita perbuat.

Dua kearifan lokal inilah yang jadi modal dasar bagi masyarakat Indonesia yang plural dan majemuk ini, dalam menjaga kebersamaan

"Peradaban dunia bisa semakin baik dengan agama sebagai acuannya..., bukan malah sebagai sumber pertikaian...."
Setiap Penganut ideology pasti beriman pada ideologynya... Dia percaya bahwa ideolory itulah yang akan membawanya kepada hidup sempurna, ideologynya itulah yang benar..... Setiap hal yang berlawanan dengan ideology itu akan dipatahkannya sampai ke akarnya, hingga ideologynya sajalah satu-satunya falsafah hidup yang harus berlaku dalam masyarakat ramai...

Demikian iman yang ada pada setiap penganut ideology dan begitu pula iman pada setiap penganut Islam, Yahudi, Kristen dan lain-lainnya. Alhasil unsur iman ada pada setiap ideology dan agama, memanglah ideology itu adalah juga "agama..."

Suami Egois

Ego Suami..!?
Hal ini mungkin disebabkan sikap gegabah dari fihak suami, karena dalam suatu rumah tangga, si suami nyata jadi pemimpin dengan derajat setingkat lebih tinggi diwujudkan oleh kesanggupannya dan tugasnya dalam susunan kehidupan rumah tangga. Dalam hal demikian suami boleh saja berbuat tidak adil atas pertimbangan si-istri, atau melakukan sesuatu yang merugikan si-istri zahir atau batin, karena si suami lebih sering berada di luar rumah dan ekonomi keluarga ada di tangannya. 

Baca artikel terkait: Sikap suami

Juga dikatakan bahwa pertengkaran mungkin disebabkan oleh gerak-gerik si-istri yang merugikan kehidupan rumah tangga dalam bidang cinta kasih, syahwat, atau ekonomi, maka dalam hal ini dia lebih membahayakan sebagai musuh dalam selimut, atau musang berbulu ayam.

Baca artikel terkait: Sikap dan Prilaku Manusia

Tentang kemungkinan di atas tadi hukum Islam mengadakan kungkungan timbal balik:
  • Di satu fihak, si-suami diberi hak dan kewajiban sebagai pimpinan rumah tangga hingga sebahagian besar perhatiannya tercurah buat kehidupan keluarganya.
  • Sementara di fihak lain, si-istri ditentukan jadi pengurus rumah tangga bahagian dalam, dengan membatasi diri ke luar rumah atau berhubungan pada lelaki lain kecuali mengenai hal yang memang diperlukan.
  • Dan di fihak ketiga pimpinan masyarakat diberi tugas untuk mengatur ketertiban umum dalam berbagai bidang kehidupan.
Semua itu berupa jalinan hidup sempurna di mana masing-masing fihak menjalankan tugas tertentu, sementara campur tangan mertua, famili, atau orang lain terhadap rumah tangga tergantung pada kesadaran dan tanggapan suami atau istri itu sendiri.

Namun pertengkaran suami istri mungkin saja berlangsung karena masing-masingnya adalah manusia biasa yang bersyahwat, hidup hanya beberapa tahun dimodali kebodohan dan kezaliman, maka ALLAH menjelaskan: 4/34,  4/128, 14/34. ««Klik Ayat.

Tentu akan ada yang bertanya: Kenapa begitu kejam hukum yang termuat dalam Ayat 4/34 terhadap perempuan?

quote:
Bahwa secara keseluruhan hukum Islam lebih banyak menguntungkan perempuan. Jika ada orang membantah ini maka tentulah dia kurang memahami silsilah hidup, baik berdasarkan iman maupun berdasarkan ilmu pengetahuan.

Istilah pukul pada Ayat 4/34 bukanlah menyiksa atau aniaya, tetapi berupa 1). Teguran untuk memperbaiki kesalahan yang berlaku, itupun harus didahului dengan pemberian pelajaran, kemudian dengan 2). Memisahkan tempat tidurnya. Jika kedau macam peringatan tersebut tidak diindahkan perempuan itu, nyatalah dia seorang istri pembangkang terhadap suami yang mengurus hidupnya.
Maka dalam hal demikian, kejamkah seorang ayah yang memukul anak kandungnya karena nakal? Kejamkah seorang kapten yang mengajar prajuritnya karena mangkir disiplin militer? Atau punismen fihak Guru kepada anak ajarnya?
Namun sebelum itu, atau mungkin tanpa melakukan pukulan tersebut bahkan Al-qur'an mengizinkan seorang suami meninggalkan istrinya beberapa bulan, dinyatakan pada Ayat 2/226. Jika ditinjau secara mendalam, ternyatalah seorang suami tidak akan meninggalkan, karena dia semenjak bermula tetah mencintai rumah tangganya, dia buktikan dengan usaha dan ongkos yang dia berikan bagi kehidupan berkeluarga di mana dia selaku kepala keluarga yang bertanggungjawab. Kalau dia meninggalkan istrinya, maka sebab alasan hanyalah ditimbulkan oleh sikap istrinya yang penyanggah atau yang berbuat melanggar hukum:

لِّلَّذِينَ يُؤْلُونَ مِن نِّسَائِهِمْ تَرَبُّصُ أَرْبَعَةِ أَشْهُرٍ ۖ فَإِن فَاءُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ٢٢٦

2/226. Bagi orang-orang yang menyingkir dari istrinya, waktu menunggu ada empat bulan. Jika mereka kembali maka ALLAH pengampun penyayang.

Artikel terkait: 


Over View

PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH

(Nana Masrur) Kompetensi Dasar : Mampu Menguraikan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di Madrasah Indikator : Madrasah dan Perkemb...