- Bahwa alam semesta ini tak mungkin ada kalau tidak ada yung menciptakan dan yang mengaturnya. Tetapi alasan ini dapat dibantah fihak atheis bahwa semuanya telah berlaku menurut hukum alam yAng terkandung dalam setiap materi. Semuanya berlangsung secara evolusi. Setiap benda harus patuh dan memang telah patuh pada hukum alam dalam evolusinya, di mana tidak ada yang dikatakan gaib, dan tidak ada Tuhan yang gaib.
- Bahwa setiap benda dalam alam semesta ini mengalami sifat dan hukum tersendiri, ada yang pahit dan yang manis, ada yang kecil dan ada yang besar, ada yang melayang di udara dan ada yang menyelam dalam air, pada mana hukum evolusi tak mungkin dipakaikan, walaupun semua benda itu berasal dari Hydrogen yang sama.
Dalan hal ini benarlah ketentuan Allah pada ayat 53/30, 39/62, dan 15/21 bahwa demikian baru capaian ilmu pengetahuan manusia-manusia kafir, pada hal semua benda dalam alam semesta ini diciptakan Allah yang Esa Kuasa. Setiapnya menjalani ketentuan yang lebih dulu ditetapkan-Nya.
DIA Satu, di segala zaman. Bahwa keadaannya sama dengan ruh yang ada dalam tubuh manusia bahwa ruh itu berkuasa pada diri seseorang berada di seluruh tubuhnya, tetapi tak mengetahui diketahui betapa rupa bentuknya.
Perbedaan keduanya ialah bahwa ruh tidak mengetahui yang gaib lainnya, tidak mengetahui apa yang akan terjadi padanya, tidak rnengetahui semua yang ada dan yang berproses dalam diri dimana dia berada. Berbeda dengan Allah yang menciptakan mengetahui bahwa mengatur tiap sesuatu di sernesta raya ini.
3. Cara yang lebih sempurna untuk meyakini bahwa Allah senantiasa ada dalam gaib ialah dengan menganalisakan Firman-firmanNya menurut ayat 29/51:
- Allah menurunkan tiga Kitab Suci sesudah topan di zaman Nuh yaitu Tawrat Injil dan Alquran. Ketiganya diturunkan kepada Musa, Isa Almasih, dan Muhammad yang hidup pada zaman yang berbeda ribuan tahun. Namun ketiga Nabi itu begitupun ketentuan-katentuan dalam ketiga Kitab Suci itu mengandung ajaran yang sama walaupun antara sesamanya tak pernah berhubungan dan tak pernah bertemu muka. Hal ini memberikan bukti bahwa Allah itu ada dalam gaib di semua masa dan tempat. DIA-lah yang menurunkan ketiga Kitab Suci itu dan menentukan tugas ketiga Nabi tersebut.
- Alquran yang disampaikan Muhammad telah menggariskan riwayat hidup manusia dari sernenjak pertamanya sampai pada akhir dunia ini. Sebagian besar dari apa yang dinyatakan Allah dalam Alquran itu telah diakui manusia berilmu, dan kini manusia sedang menjalani ketentuan itu. Untuk hal tersebut, pcrhatikanlah maksud ayat l5/14 dan 15/15, begitupun ayat 43/12 s/d 43/14, dan seterusnya perhatikanlah pula maksud ayat 18/83 s/d 18/99. Semua itu adalah bukti bahwa Allah memang ada dalam gaib, bukanlah Alquran itu ditulis oleh Muhammad atas kehendak dan ilmunya sendiri.
- Foto-foto satelite memperlihatkan pada th 1972 bahwa dulunya daratan belahan utara yang ditutupi salju dan es adalah seluas kira-kira 4 juta kilometer persegi. Tetapi kemudian situasi tampaknya telah berobah, hingga pada th. 1972 itu tutupan sulju dan es tersebut telah meluas sampai 37 juta kilometer.
Maka inipun adalah bukti kebenaran sinyalemen Alquran, juga langsung menjadi bukti adanya Allah yang menurunkan Kitab Suci tersebut. Memang Allah Esa Kuasa dan selalu dalam gaib.
Pada th. 1969 itu juga kita telah menerbitkan pula brosur Bulan Tanpa Kehidupan mendahului missi Apollo 11. Menurut ketentuan Allah yang terkandung dalam Alquran, Bulan tersebut tidak mengandung makhluk hidup, tidak berudara, tidak ada air dan disana tidak ada yang bertumbuh. Tetapi awak Apollo itu sekembalinya dari Bulan masih dikarantina beberapa hari, dalam usaha mencegah menularnya hama dari Bulan ke permukaan Bumi. Begitupun yang berlaku pada awak Apollo 12. Kemudian ternyata awak-awak tcrsebut tak pernah ketularan hama apa-apa dari benda angkasa itu. Dengan demikian benarlah brosur kita berdasarkan ayat-ayat Suci yang diturunkan Allah. Dan inipun satu bukti untuk meyakinkan bahwa Allah yang gaib itu memang selalu ada.
Hal inipun membuktikan bahwa Alquran ini diturunkan oleh Allah yang senantiasa dalam gaib. Ayat 3/96 menyatakan bahwa rumah pertama di Bumi ada di Makkah yang kini diketahui berada di daerah panas dan berpadang pasir. Ayat suci ini selama 14 abad belum dapat difahami oleh para sarjana Barat, tetapi kini mereka bagaikan terpaksa mengakui bahwa Makkah itu dulunya kutub utara Bumi selaku daerah paling subur waktu itu, terbukti dengan banyaknya bahan mineral yang tersimpan dalam tanah daerah tersebut.
Hal ini dinyatakan Allah pada ayat 11/41 dan 42/5 sehubungan dengan ayat 53/16 dan 53/54 jo.71/14. Keluarnya Surya dari posisinya waktu itu, wajarlah terjadinya topan besar di zaman Nabi Nuh, dan wajarlah pula berlakunya perpindahan kutub-kutub Bumi serta berlakunya pergantian musim yang semakin pendek waktunya hingga mengakibatkan daerah kutub-kutub semakin meluas. Inipun menjadi bukti bahwa Alquran diturunkan oleh Allah yang senantiasa dalam gaib.
Ayat 25/62 menyatakan Bumi ini bulat, ayat 13/3 menerangkan Bumi diperganda jadi beberapa planet, ayat 12/4 menyatakan bahwa planet dalam daerah Tatasurya kita ada sebelas, ayat 33/72 menyebutkan bahwa satu dari planet itu terpecah hancur dan beberapa lainnya menjadi kecil ditimbulkan oleh pembesaran radiasi Surya dulunya, ayat 20/103 menyatakan bahwa planet-planet itu tinggal sepuluh, ayat 20/6 menerangkan ada planet dibawah orbit Bumi, tentunya dua, karena ayat 65/12 meayatakan diatas Bumi ada tujuh, dan ayat 42/29 menjelaskan bahwa di setiap planet itu hidup makhluk hidup berjiwa sebagai di Bumi ini.