Sains Spiritual Qur'an

Sains Spiritual Qur'an

MA'RIYFATULLAAH

1. MA'RIYFATULLAAH

PENTING DAN PERTAMA DARI SEMUAAdalah kebijakan KOMUNITAS 19 untuk tak membahas dan mengupas peringkat ma'riyfatullaah secara terbuka untuk umum, mengingat dibutuhkan pengetahuan dasar dan peringkat-peringkat sesudahnya, dan sebelum ke jenjang ma'riyfatullaah, karena dapat menimbulkan kesalahpengertian dan kesalahpahaman yang bisa berakibat fatal.Apa yang kami kemukakan disini hanya beberapa ayat Al Qur`an dan Al Hadiyst, yang berhubungan dengan judul tulisan. Selanjutnya kami tak akan memaparkan lebih jauh tentang hal ini disini. Demikian agar ma'lum. Terimakasih. (C) 2013 – AF | COM19

MA'RIYFATULLAAH

2. MELIHAT ALLÁH

Allâh, dengan ayat-ayat-Nya, didalam Al Qur`ân menggunakan 3 (tiga) lafazh berbeda untuk menyatakan perlakuan "melihat". Penting, harap diketahui bahwa, hampir semua atau kebanyakan tarjamah mushhaf Al Qur`ân tak membedakan tiga macam lafazh berikut, yang kami anggap sebagai kesalahan fatal dalam memahami maksud Allâh. Tapi kami di COM19 secara tegas dan jelas membedakan hal tersebut sebagaimana Allâh inginkan. adalah sebagai berikut.Penting, karena kalimat Allâh adalah kalimat pasti, tiada keraguan dalam deklarasi, harap bedakan secara eksak atau pasti, tiga lafzah berikut, dari yang terendah [penglihatan fisik, lahir] hingga yang tertinggi [penglihatan psikik, bathin] ● B-SH-R, yubshiru [fi'il mudharî] — bashara [fi'il mâdhi] — `abshar [fi'il `amri] — basharun [`isim mufrad] — `abshaarun [`isim jamâ'] = melihat = to see — saw — seeing, dalam Al Qur`ân disebut 148 kali.● N-ZH-R, yanzhuru [fi'il mudharî] — nazhara [fi'il mâdhi] — `inzhur [fi'il `amri] — nazharun [`isim mufrad] —`anzhaarun [`isim jamâ'] = memandang, memantau, menengok = to view, to look, to behold, dalam Al Qur`ân disebut 129 kali.● R-`-Y, yaraa` [fi'il mudharî] — ra`aa [fi'il mâdhi] — 'ara [fi'il `amri] — ra`yun | ru`yatun [`isim mufrad] = menampak, memperhatikan, menyimak; menyaksikan; mencitrakan; memikirkan, merasakan = to watch; to imagine; to think, to feel, dalam Al Qur`ân disebut 328 kali.● a'udzuw bi llaahi mina alsy syaythaani alr rajiymi. ● aku-berlindung kepada Allâh dari sang setan yang dirajam.● bi smi llaah alr rahmani alr rahiymi.● dengan nama Allâh Maha Pengasih Maha PenyayangAyat berikut adalah penggunaan B-SH-R. Manusia tak akan pernah dapat melihat Allâh menggunakan basharun = penglihat mata fisik.● laa tudriku–hu al `abshaaru, wa huwa yudriku al `abshaara, wa huwa al lathiyfu al khabiyru.● Tak mencapai–Dia sang penglihatan-penglihatan, dan [sedangkan] Dia mencapai sang penglihatan-penglihatan, dan Dia adalah Maha Halus Maha Mengetahui-kabar.[Q 6:103]Ayat berikut adalah penggunaan N-ZH-R● wa `idz qultum: "yaa muwsaa lan nuw`mina la ka, hattaa naraa allaaha jahratan." fa akhadzat kumu alsh shaa'iqatu, wa `antum tanzhuruwna. ● Dan ketika kalian-telah-berkata: "Hai Mûsâ, tak-akan kami-beriman kepada kamu, hingga kami-menampak Allâh dengan-bendrang."Maka ia-telah-menyambar kalian sang halilintar, dan [sedangkan] kalian-tengah-memandang.[Q 2:55]Ayat berikut adalah penggunaan N-ZH-R dan R-`-Y● wa lammaa jaa`a muwsaa li miyqati–naa,wa kallama–huu rabbu–huu.qaala: "rabbi, `ariy–niy,`anzhur ilay–ka."qaala: "lan taraa–niy,wa laakini `inzhur ilaa al jabali,fa `in istaqarra makaana–huu, fa sawfa taraa–niy."fa lammaa tajallaa rabbu–huu li al jabali,ja’ala–huu dakaan,wa kharra muwsaa sha’iqan.fa lammaa `afaaqa,qaala: "subhaana–ka, tubtu `ilay–ka,wa `anaa `awwalu al muw`miniyna."● Dan tatkala Mûsâ ia-telah-datang ke tempat-waktu–Kami,dan telah-berkalimat-kepada–dia Pengasuh–nya.Ia-telah-berkata: "Pengasuh–ku, Engkau-menampaklah-kepada–ku,aku-akan-memandang kepada–Engkau".Dia-telah-berkata: "tak-akan-pernah kamu-akan-menampak–Aku,dan tapi kamu-memandanglah kepada sang gunung,maka jika ia-tetap-pada tempat–nya, maka nanti kamu-akan-menampak–Aku".Maka tatkala Pengasuh–nya telah-menjelma kepada sang gunung,Dia-telah-menjadikan–dia sebagai-reruntuhan,dan Mûsâ ia-telah-tersungkur dengan-pingsan.Maka tatkala ia-telah-siuman,ia-telah-berkata: "Tersanjunglah–Engkau, aku-bertobat kepada–Engkau,dan aku-adalah pertama dari sang para-peiman".[Q 7:143]Yang menampakkan diri adalah manifestasi atau perwujudan sebagian sangat kecil sekali dari keberadaan dzat Allâh, karena Allâh tak ditampung oleh waktu dan ruang. Yang terjadi adalah seperti efek tumbukan atau kolisi partikel nuklir dan anti-partikel nuklir dalam energi sangat tinggi sekali, atau seperti dalam materialisasi energi dan annihilasi materi. Tentang ini hanya dapat dimengerti dan dipahami dengan fisika universitas lanjut modern (modern advanced university physics), mencakup fisika kuantum, fisika relativistik, fisika atomik, fisika nuklir, fisika partikel, fisika energi tinggi, dst.● a fa tumaaruwna huu 'alaa maa yaraa`● wa la qad ra`aa hu nazlatan ukharaa,● 'inda sidrati al muntahaa,● 'inda haa jannatu al ma'waa,● idz yaghsya als sidrata, maa yaghsyaa,● maa zaagha al basharu, wa maa taghaa;● la qad ra`aa min aayaati rabb—hi al kubraa.● Apakah maka kalian-membantah dia [Muhammad] atas apa-saja-yang dia-telah-menampak [menyaksikan]?● Dan sungguh betul [Muhammad] dia-telah-menampak dia [Jibril] di-suatu-penurunan lain,● dihadapan suatu-sidrah yang jauh,● dihadapan dia adalah suatu-kebun [surga, svarga] untuk tempat-tinggal,● ketika dia-tengah-menyelumbungi sang sidrah [benda-langit tetap], apa-saja-yang dia-tengah-menyelumbungi,● tak dia-telah-berpaling sang penglihatan [mata fisik dari Muhammad], dan tak dia-telah-melampaui;● sungguh betul [Muhammad] dia-telah-menampak sebagian-dari tanda-tanda [Allâh] Pengasuh—nya yang besar[Q 53:12-18]● shadaqa`llaahu `al 'azhiymu.● benarlah Allâh Maha Agung.KHAZANAH LAFAZH | KOSAKATAPenting, harap bedakan lafazh berikut, secara eksak, karena kalimat Alláh adalah kalimat pasti, tiada keraguan dalam pernyataan, sedangkan hampir semua tarjamah mushhaf Al Qur`án tak membedakan tiga macam lafazh berikut.B-SH-R● laa tudriku–hu al `abshaaru = Tak mencapai–Dia sang penglihatan-penglihatan● wa huwa yudriku al `abshaara = dan [sedangkan] Dia mencapai sang penglihatan-penglihatan● maa zaagha al basharu, wa maa taghaa = tak dia-telah-berpaling sang penglihatan [mata fisik dari Muhammad], dan tak dia-telah-melampauiN-ZH-R● `anzhur `ilay–ka = aku-akan-memandang kepada–Engkau● `inzhur ilaa al jabali = kamu-memandanglah kepada sang gunung● wa `antum tanzhuruwna =dan [sedangkan] kalian-tengah-memandangR-`-Y● hattaa naraa allaaha jahratan = hingga kami-menampak Allâh dengan-bendrang● ariy–niy = Engkau-menampaklah-kepada–ku● lan taraa–niy = tak-akan-pernah kamu-akan-menampak–Aku● taraa–niy = kamu-akan-menampak–Aku● a fa tumaaruwna huu 'alaa maa yaraa` = Apakah maka kalian-membantah dia [Muhammad] atas apa-saja-yang dia-telah-menampak [menyaksikan]?

MA'RIYFATULLAAH

3. MENAMPAK ALLÁH

Manusia dapat menyaksikan Allâh dengan menggunakan ru`yatun = penampakan, penglihatan mata psikik, penglihatan nûrâni, penglihat 'aql dan qalb; yakni ru`yah 'aqliyah dan ru`yah qalbiyah, penampakan akal dan penampakan kalbu.Muhammad, nabiyullâhi wa rasûlullâhi, shalla allâhu 'alay hi wa sallama, pernah menyaksikan Allâh, ketika mi'raj, dan pada ketika yang lain, sebagaimana dinyatakan oleh ibnu Abbas, radhiya allâhu 'an huu:● ra`aytu allaahu.● aku-telah-menampak Allâh.● ra'aa, Muhammadun, rabba–hu.● dia-telah menampak, Muhammad, rabb–nya.Dalam athar diatas, ibnu Abbas menggunakan lafzah "ra`aa," bukan "bashara" atau "nazhara."Dalam satu athar lain, 'Ali ibnu 'Abu Thalib radhiyâ allâhu 'an huu, telah meyatakan bahwa melihat Allâh sebagaimana Muhammad, nabiyullâhi wa rasûlullâhi, shalla allâhu 'alay hi wa sallama, melihat Allâh.● raa`aytu rabi-y bi 'ayni qalbi-y, fa qultu: "laa syakka. anta anta."● aku telah-menampak rabb-ku dengan mata qalbu-ku, maka aku-telah-berkata" "tiada kesangsian, Engkau adalah Engkau."Muhammad, nabiyullâhi wa rasûlullâhi, shalla allâhu 'alay hi wa sallama, pernah mengatakan:● alsh shalaatu mi'raju al muw`miniyna.● sang shalât [pensejahteraan-diri] adalah mi'raj [kenaikan] sang para-peiman.(C) 2013-2014

MA'RIYFATULLAAH

4. MENYAKSIKAN ALLÁH

Jika anda adalah seorang muslím [peserah-diri kepada Alláh] atau penganut ajaran Islám [penyerahan-diri kepada Alláh], maka ketika anda menerima dan mengucapkan dua-kalimat syahádat, kesaksian atau testimoni, yang terdiri dari syahádat tawhid [keesaan Alláh] dan syahádat risalah [kerasulan Muhammad], sebagai rukun pertama Islám:● asyhaadu an, llaa ilaaha illaa allaaha; wa asyhaadu anna, muhammadan alr rasuwlu allaahi.● Aku-bersaksi bahwa, tiada tuhan kecuali Alláh; dan aku-bersaksi bahwasanya, Muhammad adalah utusan Alláh.Apakah anda sungguh yakin bahwa, anda telah menyaksikan Alláh? Adakah anda sungguh betul menampak Alláh?● asyhaadu an, llaa ilaaha illaa allaaha, wahdahu laa syarika la hu, wa laa hawla wa laa quwwata, illaa bi llaahi al 'aaliyi al 'azhiymi; wa asyhaadu anna, muhammadan 'abdu–hu wa rasuwlu–hu ilaa yawmi ald diyni.● Aku-bersaksi bahwa, tiada tuhan kecuali Alláh, dengan-sendirinya tiada serikat bagi Dia, dan tiada daya dan tiada kekuatan, kecuali dengan Alláh Maha Tinggi Maha Agung; dan aku-bersaksi bahwasanya, Muhammad adalah abdi-Nya dan utusan-Nya hingga hari pembalasan.Apakah anda sungguh yakin bahwa, sungguh betul Alláh Maha Esa dan bahwa tiada sesuatu pun sebanding, setanding dan setara Dia?Jika tidak, maka bagaimana mungkin empat rukun lainnya didirikan diatas tawhid yang runtuh? Karena syahádat adalah dasar, landasan atau fondasi dan sekaligus pilar penyangga utama, dimana empat pilar lain keisláman didirikan.Katakanlah sejujurnya bila anda belum pernah menyaksikan Alláh. Katakanlah sejujurnya bila anda masih ragu atau sangsi akan keberadaan dan keesaan Alláh. Katakanlah sejujurnya bila anda masih dalam pencarian atau perjalanan untuk menemukan Alláh.Apakah anda ingin berjumpa dengan atau menjumpai Alláh? Di dunia, bukan di akhirat? Tahukah anda dimana sesungguhnya bayitullaah atau rumah Alláh? Jika anda tak tahu dimana sesungguhnya rumah Alláh, lalu bagaimana mungkin anda dapat menjumpai Alláh?(C) 2013 – AF | COM19

MA'RIYFATULLAAH

5. MENJUMPAI ALLAH

ALLAH MENJANJIKAN PERJUMPAAN DENGAN DIA
DAN JANJI ALLAH ADALAH BENAR
Orang yang mendustakan perjumpaan atau pertemuan dengan Alláh akan menyesal di dunia dan di akhirat selamanya.

Sesungguhnya orang yang telah mengenal dan mengerti tentang Alláh, dia telah berjumpa dengan Alláh, di dunia dan juga kelak di akhirat.

● wa ista’iynuw bi alsh shabri wa alsh shalaati, wa inna–haa la kabiyratun illaa 'alaa al khaasyi’iyna; alladziyna yazhunnuwna anna–hum mulaaquw rabbi–him, wa anna–hum ilay–hi raji’uwna.

● Kalian-minta-tolonglah dengan sang sabar (pengendalian-diri) dan sang shalát (pensejahteraan-diri), dan sesungguhnya–dia sungguh berat kecuali atas sang para-pekhusyu; [yaitu] para-orang-yang mereka-membayangkan bahwasanya–mereka mereka-tengah-berjumpa-dengan [Alláh] pengasuh–mereka, dan bahwasanya–mereka kepada–Dia adalah para-orang-kembali [kepada Alláh].

[Q 2:45-46]

● idzaa ahabba 'abdi–y liqaa`i–y, ahbabtu liqaa`a–hu; wa idzaa kariha liqaa`i–y, karihtu liqaa`a–hu.

● Bilamana abdi–Ku telah-suka menjumpai-Ku, Aku-telah-suka menjumpai–dia; dan bilamana ia-telah-benci menjumpai–Ku, Aku-telah-benci menjumpai–dia.

[Hadits Qudsiy, dari Abu Hurayrah ra]

● man ahabba liqaa`a allaahi, ahabba allaahu liqaa’a–hu; wa man kariha liqaa`a allaahi, kariha allaahu liqaa`a–hu.

● Siapa-saja-yang dia-telah-suka menjumpai Alláh, Alláh telah-suka menjumpai-dia; dan siapa-saja-yang dia-telah-benci menjumpai Alláh, Alláh telah-benci menjumpai–dia.

[Hadits Shahih, diriwayatkan oleh Imam Malik, dari Abu Hurayrah ra]

● mudminu al khamri in maata`ay min ghayri tawbatin, laqiya allaaha, ka ‘aabidi watsanin.

● Pemadat sang khamar, jika dia-telah-mati tanpa tawbat, dia-akan-telah-berjumpa Alláh, bak seorang-pengabdi berhala.

[Hadits Shahih, diriwayatkan oleh Imam Ahmad]

KHAZANAH LAFAZH | KOSAKATA

● l-q-w – yalqa – laqaa | laquw | laqiya = berjumpa, bertemu = to meet [intransitive]
● liqaa`a|i|u, liqaa`ata|i|u = menjumpai, menemui = to meet [transitive]
● mulaaqu, mulaaqaatu = berjumpa-dengan, bertemu-dengan = to meet with
● laqqaa = memperjumpakan dengan, mempertemukan dengan = to make one meet with
● liqayun, liqayatun = perjumpaan dengan, pertemuan dengan = a meeting with
● luqiyyun, luqiyyatun = kejumpaan = a meet
● luqyaanun = jumpaan, temuan
● luqanun = pejumpa, penemu, orang-yang-menjumpai atau ● berjumpa-dengan.

(C) 2013 – AF | COM19

MA'RIYFATULLAAH

6. ALLÁH

Kata atau lafazh "Alláh" adalah nama (ismun), bukan sebutan pengganti "`ilaah" atau tuhan. Dan Dia sendiri yang menamakan diri-Nya sedemikian.

Lafazh "Alláh", merupakan Indonesiasi kata dari bentuk transliterasi harfiyyah (letter-look transliteration) dari lafazh "`allaah" [`allaahu,`allaaha,`allaahi], berasal dari isim ma’riyfah (recognized noun) "`al `ilaahu" = "`al + `ilaahun", yang berarti maha tuhan, sang tuhan, maha hyang, sang hyang, all god, the god.

Ada pelanggaran aturan baku tata bahasa Arabiyan dalam pembentukan nama Alláh, yang jadi hak Dia, dimana huruf hamzah di atas huruf `aliyf dalam lafazh isim nakirah (undefined noun) "`ilaahun" dinyatakan bukan sebagai hamzah qathi (pemutus, cutter), tapi sebagai hamzah washli (penyambung, connector), dan dalam penyambungan digugurkan, atau dengan kata lain, tak dibaca huruf hamzah-`aliyf di awal isim nakirah–nya, dan dilafazhkan tafhim atau difahamkan; sedangkan tanda tanwin atau bunyi "n" diakhir lafazh isim nakirah "`ilaahun", berdasarkan pada gramatika, dengan sendirinya gugur, karena didepan lafazh tersebut dipasang kata-sandang "`al", yang berarti sang, si, the, de, atau huruf `aliyf-laam ta’riyf. Sedemikian sehingga, "`al" + "`ilaahun" = "`al `ilaahu" menjadi "`allaahu".

Jadi nama–Nya saja unik, beda dari yang lain, tak menuruti aturan baku bahasa, apalagi eksistensi atau keberadaan–Nya. Dia sendiri menyatakan:

● laysa ka mitsli–hi syay`un.
● Tak-akan-pernah-ada bak laksana–Dia sesuatu-pun.

[Q 42:11]

(C) 2013 – AF | COM19

MA'RIYFATULLAAH

7. BAGAIMANAKAH ALLÁH..?

Alláh,Tuhan adalah satu keberadaan suprama (supreme being) atau supraba (superb). Dia ada dengan sendirinya (exist by Himself). Tak diadakan oleh sesuatu yang lain.tak-pernah Dia-diciptakan (lam khuliqa, never be created),tak-pernah Dia-dijadikan (lam ju'ila, never be made),tak-pernah Dia-dilahirkan (lam yulad, never be born),tak-pernah ia-ada bagi-Dia kesetaraan satu-pun (lam yakun la huu kufuwan ahadun, never it-be for Him equality of anyone),tak-akan-ada bak laksana-Dia sesuatu-pun (laysa ka mitli hii syay`un, will-never look like-Him anything).Dia ada dengan sendirinya, wujud dan berwujud, dan mandiriDia asal dan permulaan dari segala sesuatuDia baqa, lebih daripada kekal dan abadiDia hidup, mendengar, melihat, berbicaraDia kehidupan, pendengaran, penglihatan, pembicaraanDia berkuasa, menetapkan, berkendak, mengetahui atau berilmuDia kekuasan, ketetapan, kehendak, pengetahuan atau ilmuAlam dan seluruh isinya, mencakup manusia, tak mungkin ada dengan sendirinya. Karena alam dan isinya memiliki awal dan akhir, kematian dan kehidupan. Jadi harus sesuatu yang lebih dalam segalanya daripada alam dan isinya, yang menciptakannya. Dan yang demikian itulah Maha Pencipta.Karena Dia Maha Sempurna, Maha Perkasa dan Maha Digjaya, Maha Besar, dan begitu sangat sangat sangat dahsyat, maka adalah tak mungkin bagi kita berhadapan langsung dengan Dia dan memandang wajah Dia.Dia mencakup pendengaran, sehngga pendengaran tak dapat merangkum DiaDia mencakup penglihatan, sehngga penglihatan tak seperti merangkum DiaDia ada di depan tiap sesuatu, tapi tak menghalangi dia.Dia ada di belakang tiap sesuatu, tapi terlindung oleh dia.Dia ada di samping tiap sesuatu, tapi tak terikat dengan dia.Dia ada di atas tiap sesuatu, tapi tak melekat pada diaa.Dia ada di bawah tiap sesuatu, tapi tak terhimpit oleh diaDia ada di dalam tiap sesuatu, tapi tak terkurung oleh dia.Dia ada di luar tiap sesuatu, dan mencekram segalanya.Dia ada di tiap sesuatu, dan ada di ruang-waktu mana saja.Dia ada di ruang-waktu tapi tak mengisi dan terkungkung dengannya.Dia menamakan diri-Nya "Alláh"...Dalam kitab TaoTeKing, LaoTze | LoCu | Losius (±604–531 SM) memerikan lebih-kurang sedemikian:Dia ada bersendiri dan tak pernah berubah.Dia berputar dalam bulatan dan tak pernah goyah.Dia beredar dan senantiasa merambah.Dia boleh dianggap sebagai induk semesta.Dia apakah nama, saya tidak tahu apa-apa.Dia hanya saya sebut sebagai "Tao" adanya.Orang memandang Dia, tapi tak bisa melihat-Dia.Nama Dia adalah Samar [I].Orang menyimak Dia, tapi tak bisa mendengar-Dia.Nama Dia adalah Halus [Hi].Orang menggapai Dia, tapi tak bisa memegang-Dia.Nama Dia adalah Rahasia [We].Tiga nama "Tao" tadi adalah Samar - Halus - Rahasia [I - Hi - We]. 
___________________(C) 2013 – AF | COM19

Over View

PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH

(Nana Masrur) Kompetensi Dasar : Mampu Menguraikan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di Madrasah Indikator : Madrasah dan Perkemb...