PEMIMPIN YANG MUNAFIK, KAFIR DAN MUSYRIK

     Di antara sekian banyak golongan manusia yang dibenci ALLAH hanyalah orang-orang munafik yang dikatakan pasti mendiami lapisan bawah dari Neraka nanti. Orang-orang munafik itu lebih berbahaya daripada yang secara terang menyatakan dirinya kafir. Jika orang-orang kafir secara resmi jadi penganut agama asing dan bergaul sesamanya terpisah dari penganut Islam, maka orang-orang munafik masih menyatakan dirinya beragama Islam dan diam serta bergaul dalam lingkungan orang-orang beriman padahal mereka lebih diancam dengan siksaan pedih dan tidak boleh dijadikan pimpinan.
     Sebagai tanda bagi orang-orang munafik tersebut, dalam Alquran dijelaskan antara lain sebagai berikut:
  • Seringkali mungkir dalam perjanjian, dan suka bersumpah atas Nama ALLAH untuk meyakinkan orang lain, termuat pada Ayat 9/62; 9/74; 9/96 dan 63/1.
  • Suka melagak menyolok pandangan, bila berkata seolah-olah jadi orang pentirrg, padahal bersikap musuh, lihat Ayat 63/4.
  • Lebih suka berbelanja pada orang-orang kafir bahkan mencegah orang lain berbelanja pada orang-orang beriman, dan sedikit sekali memahami hukum ALLAH, lihat Ayat 63/7.
  • Sedikit mengingat ALLAH, dalam Shalat befsikap malas, tapi riya atau suka dipuji orang, lihat Ayat 4/142, dan 3/188.
  • Suka mengganggu gadis atau istri orang lain, dan membikin keributan dalam negeri, lihat ayat 33/60.
  • Suka melakukan yang mungkar dan mencegah yang makruf, lihat Ayat 9/67.
  • Kikir memberikan sedekah, terlalu cinta pada harta, lihat Ayat 3/180, 89/18 dan 89/20.
  • Dengki terhadap kebahagiaan yang didapat orang lain, lihat Ayat 9/50 dan 3/120.
  • Suka menjadikan orang kafir selaku pimpinan dengan maksud mendapat kebaikan dan agar tergolong modern, lihat Ayat 4/62, 4/139, dan 5/52.
  • Bersikap pucuk aru, muzab-zabiin, ke sana tidak kesinipun tidak, tihat Ayat 2/14, 3/119, dan 4/143.
  • Enggan berjihad dalam garis hukum ALLAH. lihat 3/167, 9/57, dan 59/12.
  • Suka mencari hukum kepada agama lain, bersikap memperolokkan Firman ALLAH dan mengingkarinya, lihat Ayat 4/60, 4/140, dan 24/48.
     Memang banyak sekali peringatan dalam Alquran yang menyebabkan orang harus lebih berhati-hati dalam menentukan pimpinan karena pada hakekatnya maju mundurnya suatu masyarakat begitupun beriman atau kafirnya sangat tergantung kepada sikap pribadi-pribadi yang memimpin. Melalui tindakan pemimpin masyarakat biasanya ALLAH memberkahi kebahagiaan orang-orang beriman, begitupun mencelakakan orang munafik ataupun yang kafir musyrik. Hal ini dinyatakan ALLAH pada Firman-NYA bermaksud:
وَكَذَ‌ٰلِكَ جَعَلْنَا فِي كُلِّ قَرْيَةٍ أَكَابِرَ مُجْرِمِيهَا لِيَمْكُرُوا فِيهَا ۖ وَمَا يَمْكُرُونَ إِلَّا بِأَنفُسِهِمْ وَمَا يَشْعُرُونَ ﴿١٢٣
6/123. Seperti itulah KAMI jadikan pada setiap negeri orang-orang besarnya berdosa agar menipu padanya. Dan tiada yang-mereka tipu selain diri (bangsa) mereka, dan mereka tidak menyadari.
وَإِذَا أَرَدْنَا أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا ﴿١٦
17/16. Ketika KAMI ingin membinasakan suatu negeri, KAMI perintahkan penjahatnya, lalu mereka berbuat fasik di sana, maka logislah atasnya perkataan, KAMI hancurkan dia dengan kehancuran.
     Kini teranglah bahwa orang Islam tidak menjadikan orang munafik, kafir atau musyrik, jadi pemimpin, demikian mereka hidup di bawah pimpinan orang-orang beriman saja, begitupun dalam usaha sehari-hari mencari nafkah keluarga.
     Tetapi untuk suatu proyek tertentu yang berguna bagi masyarakat Islam, tentang mana mereka tidak berkesanggupan, maka orang kafir karena keahliannya boleh diangkat jadi pimpinan di mana orang-orang Islam jadi pegawai pelaksana, asal saja orang kafir itu tidak mempengaruhi budaya dan politik serta tidak memperlihatkan sikap propaganda menarik pegawainya untuk pindah agama.
     Namun terhadap orang kafir yang ahli itu harus dilakukan penelitian seksama agar tidak merupakan musang berbulu ayam, atau tidak berupa membesarkan anak ular. Tentunya penelitian demikian dijalankan oleh yang berfungsi, Ulil Amri, dalam masyarakat Islam sendiri sesuai dengan maksud Ayat:
لَّا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۖ وَمَن يَفْعَلْ ذَ‌ٰلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلَّا أَن تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً ۗ وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ ۗ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ ﴿٢٨
3/28. Tidaklah orang-orang beriman mengadakan orang-orang kafir jadi pemimpin selain orang-orang beriman. Dan siapa yang melakukan itu maka tiada dia dari ALLAH suatu juga, kecuali jika kamu menginsafi dari mereka ada keinsafan. ALLAH memperingatkan kamu tentang Diri-NYA, dan kepada ALLAH tempat berkumpul.

Over View

PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH

(Nana Masrur) Kompetensi Dasar : Mampu Menguraikan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di Madrasah Indikator : Madrasah dan Perkemb...