Kewajiban Puasa

 B. Mereka yang diwajibkan puasa.

  1. 1. Diwajibkan melakukan ibadah puasa adalah orang-orang beriman yaitu mendirikan Shalat dan hukum lainnya dalam Islam. Orang-orang yang tidak beragama Islam boleh melakukan puasa itu untuk keuntungan dirinynya secara psikologis dan biologis, tetapi tiada faedahnya bagi orang itu dalam perhitungan risiko dirinya di Akhirat nanti, kecuali sewaktu dia telah bertobat dan menganut Islam lalu melaksanakan hukum agama itu sebelum meninggal dunia. Tentang ini ALLAH menyatakan dalam Alquran yang artinya:   [home]
إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ
2:131. Ketika TUHAN-nya berkata padanya: “Islamlah”. Dia berkata “Aku Islam untuk TUHAN seluruh manusia.”
وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلاَ تَمُوتُنَّ إَلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
2:132. Dan Ibrahim mewasiati anak-anaknya dengannya, begitupun Yakub (cucunya): “Hai anak-anakku, bahwa ALLAH telah memilih untukmu agamu itu, maka janganlah mati kecuali kamu orang-orang Islam.”
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِيناً فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
3:85. Siapa yang mencari agama selain Islam, tidaklah akan diterima daripadanya, dan dia di Akhirat termasuk orang-orang merugi.
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
39:53. Katakanlah: “Hai hamba-hamba-KU yang boros atas dirinya, janganlah kecewa dari rahmat ALLAH. Bahwa ALLAH mengampuni dosa semuanya, bahwa DIA pengampun penyayang.
وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ
39:54. “Dan kembalilah kepada TUHAN-mu dan Islamlah untuk-NYA sebelum siksaan datang padamu, kemudian kamu tidak akan ditolong.”
  1. 2. Kalau Shalat diperintahkan kepada seluruh manusia, dinyatakan ALLAH pada Ayat 2/21, dengan mana mereka dinyatakan Islam dan melaksanakan semua hukum ALLAH, maka wajib puasa diperintahkan kepada orang-orang beriman, termuat pada Ayat 2/183. Jadi wajib Shalat lebih utama daripada wajib puasa. Syarat untuk jadi orang-orang beriman ialah menurut ketentuan ALLAH pada pada Ayat Suci yang artinya:
فَلاَ وَرَبِّكَ لاَ يُؤْمِنُونَ حَتَّىَ يُحَكمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لاَ يَجِدُواْ فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجاً مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُواْ تَسْلِيماً
4:65. Demi TUHAN-mu, tidaklah mereka beriman hingga mereka meminta hukum padamu tentang yang bertumbuh di antara mereka, kemudian mereka tidak mendapatkan halangan dalam diri mereka tentang yang yang engkau laksanakan, dan mereka mengucapkan selamat dengan keIslaman.
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْراً أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالاً مُّبِيناً
33:36. Tiada bagi Mukminin dan tiada bagi Mukminah ketika ALLAH dan Rasul-NYA melaksanakan perintah bahwa bagi mereka ada pilihan dari urusan mereka. Dan siapa yang menyanggah ALLAH dan Rasul-NYA, sungguh dia sesat pada kesesatan nyata.
ALLAH bersumpah dengan DIRINYA bahwa orang-orang yang tidak mematuhi hukum yang tercantum dalam Alquran bukanlah orang-orang beriman. Jadi yang beriman pada Ayat 2/183 adalah mereka yang sepenuhnya mematuhi dan melaksanakan hukum Islam.
  1. 3. Kalau pada Ayat 4:43 orang-orang yang hilang ingatan dilarang mendirikan Shalat, sekalipun mereka beriman, demikian pula pada wajib puasa. Kalau orang sedang sakit masih diperintah melakukan Shalat sesanggupnya, maka wajib puasa tidak dikenakan pada orang itu tetapi harus menggantinya pada hari-hari sehatnya sesudah bulan Ramadhan, tercantum pada Ayat 2:185. Yang dimaksud hilang ingatan tadi bukanlah orang tidur pada siang hari Ramadhan tetapi orang-orang yang tidak berakal, tidak memahami bulan Ramadhan dan puasa, anak kecil dan orang edan atau gila.
     Orang sakit dilarang melakukan puasa Ramadhan yaitu jika puasanya akan menambah penyakitnya, tetapi dia wajib mengganti puasa yang ditinggalkannya sebanyak hari tertentu pada bulan sesudah Ramadhan ketika dia sudah sehat. Jika dia tidak sempat jadi sehat jadi sehat sampai pada hari kematiannya, maka ALLAH pengasih pengampun, tetapi jika dia berpura-pura sakit dan tidak mau mengganti jumlah puasa Ramadhan yang ditinggalkannya, maka ALLAH Maha Tahu dan sangat dalam balasan.
     Sebaliknya jika puasa tidak menambah penyakit pada orang itu maka dia wajib puasa malah ibadah ini akan membaikkan kesehatannya biologis maupun psikologis, dinyatakan ALLAH pada Ayat 2:184.
  1. 4. Menurut Ayat 2:21 jo 4:43, orang-orang tua walaupun telah sangat lanjut usia masih diwajibkan melakukan Shalat asal saja dia tidak hilang ingatan atau pikun, tetapi dia boleh mengganti puasa Ramadhannya dengan memberi makan minimal seorang miskin, yaitu setiap hari puasa yang ditinggalkannya. Jika kebetulan dia tidak menyanggupi juga, maka ALLAH Maha tahu dan pemurah, tetapi kalau dia coba juga berpuasa Ramadhan bahkan akan lebih baik, biologis maupun psikologis.
     Ingatlah.... bahwa ALLAH menginginkan kemudahan dan kebaikan bagi manusia sendiri dengan kewajiban puasa itu, bukanlah DIA menginginkan kesulitan dan pemaksaan. DIA menginginkan kesehatan manusia dengan puasa, bukan menyebabkan penyakit pada manusia, dinyatakan ALLAH pada Ayat 2:184 dan 2:185. Jika terlihat tanda-tanda bahwa puasa itu mendatangkan keburukan atau penyakit bagi manusia, maka jangan salahkan puasa tetapi manusia itu sendiri yang tidak sempurna menjalankan wajib puasanya.
Lihat lanjutan artikel :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Over View

PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH

(Nana Masrur) Kompetensi Dasar : Mampu Menguraikan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di Madrasah Indikator : Madrasah dan Perkemb...