Kepanduan Dalam Pendidikan Islam

Kepanduan adalah gerakan pandu. Sedangkan salah satu definisi pandu adalah anggota perkumpulan pemuda yang berpakaian seragam khusus, bertujuan mendidik anggotanya supaya menjadi orang yang berjiwa kesatria, gagah berani, dan suka menolong sesama makhluk.

Usaha-usaha yang bertujuan untuk mendatangkan kebaikan umum sangat dianjurkan dalam Islam, terkandung dalam amar makruf nahi mungkar. Setiap orang diperintah agar saling berbuat baik antara sasamanya 49:10.

Usaha-usaha itu mungkin saja dilaksanakan secara pribadi atau bersama seperti dengan rukun tetangga, persatuan sosial, dapur umum, kepanduan dan sebagainya. Tetapi ingatlah bahwa usaha-usaha bersama ini harus melalui hukum tertentu hingga dengan itu tak terdapat hal-hal yang bersifat negatif atau destruktif menurut hukum Islam. Begitupun tidak boleh ada unsur pergaulan bebas dan sikap-sikap yang mendekatkan orang pada perzinaan.

Kepanduan dengan berbagai nama lain seumpamanya, tentulah bersifat amal sosial dimana masing-masing anggotanya dididik dan diajar mencintai sesama manusia, saling menolong untuk kebaikan. Hal ini dilakukan melalui latihan untuk ketrampilan bagi bidang bidang tertentu, diantaranya termasuk Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan, Palang Merah, Kepramukaan dan sebagainya, namun hendaklah dijaga agar berlaku tertib umum menurut hukum Islam mengenai cara berpakaian, pergaulan dan bercampurnya antara lelaki dan perempuan dan lain-lainnya. Bahwa harus ada kesatuan-kesatuan terpisah antara pandu lelaki dari pandu perempuan yang hanya boleh bergerak pada pekerjaan Palang Merah dan dapur umum saja.

Pandu perempuan tidak pantas diberi tugas menjalankan kupon-kupon amal, berkemah dengan unggun api, mendaki gunung menuruni lembah, menyusur sungai, masuk hutan belukar dan sebagainya yang mungkin merusak budi pekerti mereka, sifat kewanitaan, kehalusan kulit dan kecantikan wajahnya. Orang tidak boleh menyamakan saja apa-apa yang dapat dilakukan kaum lelaki dengan pekerjaan yang diizinkan bagi perempuan.

Diantara begitu banyak peradaban diluar Islam yang pernah  diselundupkan ke dalam masyarakat yang menyatakan diri beragama Islam adalah juga usaha-usaha kepanduan yang mencampurkan lelaki dengan perempuan dalam satu pasukan karenanya terjadilah hal-hal yang mungkar. 

Orang sama mengetahui bahwa masing-masing jenis itu mempunyai syahwat yang dengannya timbul gerak saling mendekati, 3:14, tetapi entah kurangnya pengertian tentang hukum agama yang dianut, entah disebabkan tipisnya iman, ataupun karena tak sanggup menantang arus pengaruh asing yang telah bersemi, maka tampaklah segolongan orang-orang Islam itu membiarkan anak-anaknya terlibat bahkan ikut aktif melakukan hal-hal yang dilarang Allah.

Usaha-usaha kepanduan bukanlah barang baru dalam sejarah manusia, begitupun dalam masyarakat Islam, mungkin dengan berbagai nama dan kegiatan, tetapi barulah pada awal abad ke 20 Masehi secara resmi dibentuk gerakan kepanduan. “Scouting Movement” oleh Sir Robert Baden Powel di Inggris dan kemudian berkembang ke seluruh dunia.

Masyarakat Islam tidak dilarang untuk meniru hal-hal yang dianggap baik dari fihak asing asal saja tidak bertentangan dengan hukum yang diturunkan Allah, namun orang disuruh  berfikir panjang tentang kemungkinan akibat dari peniruan tersebut. Mungkin setiap hal mengandung nilai baik dan buruk, tetapi orang Islam haruslah mendasarkan penilaian itu atas hukum yang terkandung dalarn Al-Qur'an.

Ingatlah, Allah tidak akan menghargai lambang, ucapan, dan sorak sorai pertada Islam dan Iman, kalau pemujaan terhadapNYA di lakukan dengan nyanyian bersama lelaki dan perempuan dicampuri tari menari bertingkah laku dzalim dengan pergaulan bebas. Demikian pula amal-amal baik yang dilaksanakan pasukan pandu kolektif dan perempuan 5:89.

Larangan-larangan yang dinyatakan ALLAH hanya untuk keamanan dan kemenangan manusia ramai dalam kehidupan di mana hukum yang DIA turunkan meliputi segala aspek yang setengahnya belum tercapai oleh fikiran manusia zaman kini. Orang tidak harus memperhitungkan keuntungan materi saja dari obyek pariwisata, pameran, pasar malam, judi, dan sebagainya, tetapi juga hendaklah memperhitungkan akibat psikologis negatifnya.

Klik Disini

Banyak kegiatan yang disangka baik oleh manusia padahal keadaan sangat buruk dan merugikan, begitu pula beberapa hal yang mulanya disangka buruk padahal sangat baik dan mendatangkan faedah besar bagi martabat. Suatu hal lagi yang belum sesungguhnya disadari manusia ramai ialah ketentuan ALLAH yang menyatakan bahwa pada suatu kesulitan ada kelapangan yang DIA bukakan tanpa pengetahuan manusia sebelumnya.

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَن يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَن يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَن يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا ﴿٦٠﴾ 

4:60. Tidaklah engkau perhatikan orang-orang yang mengajarkan bahwa mereka beriman pada yang diturunkan kepadamu dan yang diurunkan sebelum engkau? Mereka ingin mencari hukum kepada thagut dan sungguh mereka diperintah kafir padanya. Setan ingin menyesatkan mereka pada kesesatan yang jauh.

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَىٰ مَا أَنزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنكَ صُدُودًا ﴿٦١﴾ 

4:61. Ketika dikatakan pada mereka: "Marilah kepada apa yang ALLAH turunkan dan kepada Rasul," engkau lihat orang-orang munafik itu mengelak dari engkau dengan pengelakan.

فَكَيْفَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ ثُمَّ جَاءُوكَ يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ إِنْ أَرَدْنَا إِلَّا إِحْسَانًا وَتَوْفِيقًا ﴿٦٢﴾ 

4:62. Maka betapa ketika musibah menimpa mereka tersebab yang didahulukan tangan mereka? Kemudian mereka datang padamu bersumpah pada ALLAH: "Yang kami ingini hanyalah kebaikan dan keselamatan."

....

Baca juga : Hubungan Sesama Remaja