Sikap Suami, husband's attitude in the Qur'an

B. Sikap Suami 
(husband's attitude in the Qur'an)
3. Selaku Muslim, suami adalah orang yang mematuhi hukum ALLAH dan meyakini bahwa dia diselamatkan dalam kehidupan kini, dan di Akhirat nanti akan jadi penduduk Surga sesuai dengan jaminan ALLAH pada Ayat 40/40. ←(klik ayatDengan keyakinan demikian dia selalu menghindarkan diri dari setiap bujukan jahat dan perbuatan terlarang.

Semakin disiplin dia dalam setiap sikapnya, akan semakin tinggi derajatnya di masa datang. Dia selalu jujur dan produktif dalam bertindak, baik sewaktu sendirian begitupun ketika berhubungan dengan anggota keluarganya dan dengan orang lain, 3/104. Sewaktu bicara, dia hanya mengucapkan kata-kata yang mengandung pengertian meniadakan senda gurau tidak berguna, 33/70. Ucapannya hanyalah mengenai hal-hal logis sembari menganjurkan adanya ketabahan dalam hidup melaksanakan hukum ALLAH, 103/3. 

Dia harus mengingat bahwa dia diciptakan ALLAH hanya untuk mengabdi kepada-NYA sembari mem perhitungkan bahwa masa hidup kini hanyalah beberapa tahun di mana segala sesuatu mengandung ujian tentang baik dan buruk, halal dan haram, pada semuanya terdapat hal-hal yang diusahakan dan diperjuangkan menurut hukum yang diturunkan ALLAH, 76/3. Dia harus bersikap adil terhadap setiap orang dan atas dirinya sendiri tanpa membiarkan diri dibawa hanyut oleh bujukan duniawi, 4/135, namun dia tidak meninggalkan bagiannya di dunia kini, 28/77. Kegiatan hidup dilakukannya tanpa waktu percuma, tanpa sikap mubazir, sejalan dengan ide kebersihan, kesehatan, dan peningkatan taraf ekonomi, tetapi menjauhkan diri dari kekikiran, rakus tamak, yang tercela dalam masyarakat.

Seorang Muslim senantiasa berbuat makruf dan meniadakan kemungkaran bukan didasarkan atas pendapatnya tetapi atas hukum yang tercantum dalam Alquran, 3/110. Dia selalu bertanggung jawab atas keselamatan keluarganya dan mencarikan nafkah hidup bersama, 4/4, dengan kepercayaan penuh bahwa di setiap kesempitan ada kelapangan yang dibukakan ALLAH ,94/5, bahwa ALLAH mengganti setiap nafkah yang dia nafkahkan menurut hukum-NYA 34/39. Karena itu dia tidak terpesona dan tidak terpedaya oleh harta benda karena semua itu hanyalah alat hidup yang datangnya silih berganti mengandung fitnah 64/15. Ketika dia telah merasa cukup seperlunya, dia memberikan kelebihan harta kepada orang yang membutuhkan untuk lebih produktif sambil mengharapkan kecintaan ALLAH, 94/7, tanpa mengharapkan pujian dan sanjungan manusia ramai 76/9. Dasar hidup terpenting bagi seorang suami ialah perintah dan peringatan Alquran yang artinya sebagai beriku 3/10466/6. klik untuk Lanjutkan baca ↘

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Over View

PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH

(Nana Masrur) Kompetensi Dasar : Mampu Menguraikan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di Madrasah Indikator : Madrasah dan Perkemb...