HAJAR ASWAD

hajar-aswad.png

Sinyalemen lain yang terkandung pada Ayat 22/26 itu ialah hahwa manusia ramai termasuk Ibrahim sendiri tidak mengetahui tempat Rumah pertama di Bumi, karenanya sengaja ALLAH memberikan tanda di mana Ka'bah harus didirikan yaitu tepat di tempat Rumah pertama dulunya. Hal ini tentunya dengan memberikan tanda khusus yaitu mengirim sebuah batu meteor yang jatuh tepat di tempat dimaksud, maka kini meteor itu dinamakan orang dengan Hajar Aswad atau Batu Hitam yang sebagian sisinya tampak menonjol ke luar dinding Ka'bah.

Tampaknya sisi Hajar Aswad di dinding Ka'bah demikian sengaja pula ditempatkan Ibrahim dengan maksud agar manusia ramai tidak menuduhnya berbuat semaunya mendirikan Ka'bah di sembarang tempat, tetapi tepat di tempat yang telah ditentukan ALLAH. Jadi bukanlah Hajar Aswad itu untuk diciumi orang-orang yang melaksanakan tawaf karena Hajar Aswad itu adalah meteor bersamaan dengan meteor-meteor yang sering berjatuhan di permukaan Bumi, planet-planet lain, dan yang langsung jatuh pada Surya, begitupun yang banyak berjatuhan di permukaan Bulan hingga satelit itu berbentuk bopeng berkawah-kawah. Kini banyak sekali anggota jemaah Hajji yang ikut menciumi Hajar Aswad, namun perbuatan itu tidaklah berdosa selagi tidak mendatangkan bencana dan terutama selagi perbuatan itu tidak menjuruskan orang kepada menserikatkan ALLAH.

Tetapi adakah faedah bagi orang yang sempat menciumi Hajar Aswad itu? Ditinjau dari segi hukum, kita tidak pernah mengetahui adanya perintah yang menyebabkan orang berbuat demikian. Dari segi kepercayaan mungkin seseorang mendapat faedah menciuminya dengan keterangan bahwa orang akan semakin cinta pada ALLAH dan semakin berhasrat menunaikan ibadah Hajji serta tawaf dan Shalat keliling Ka'bah dalam lingkungan Masjidil Haraam, namun kerugian yang mungkin timbul dihasilkan perbuatan itu adalah lebih banyak, antara lain sebagai berikut.

g. Banyaknya orang yang menciumi Hajar Aswad tersebut dapat menimbulkan gejala syirik dalam jiwa jemaah Hajji, ditakuti terdapatnya dugaan perasaan bahwa sewaktu menciuminya seolah-olah menciumi ALLAH sendiri karena memang diketahui bahwa Ka'bah itu juga dinamakan orang dengan Rumah ALLAH, dan ini dinyatakan pula dalam Ayat 2/125 dan 22/26 dengan istilah Baitii yang artinya Rumah-KU, juga pada Ayat 14/37.

h. Banyaknya kejadian kecelakaan atau kerusuhan sewaktu orang berdesak-desak hendak menciumi Hajar Aswad itu, hingga sering didengar adanya orang yang patah kaki atau tulang badannya luka-luka, bengkak dan benjol-benjol pada kulitnya. Semua ini nyata bertantangan dengan maksud bermula, bahkan merusak Ukhuwah Islamiah di antara orang-orang yang bensangkutan.

i. Banyaknya macam ragam manusia yang menciumi, mungkin obyek tersebut sempat menjadi media penyakit menular melalui pernafasan yang walaupun lebih dulu dibumbui dengan berbagai harum-haruman.

Namun semua yang menciumi Hajar Aswad tersebut sebenarnya telah terbawa oleh tradisi yang berlaku semenjak ratusan tahun belakangan ini, demikian pula terjemahan para penterjemah Ayat 22/27 yang artinya telah kita kutipkan di atas tadi. Mereka nyata telah dibawa oleh tradisi dalam terjemahannya, hingga maksud Ayat Suci itu kira-kira hanya berlaku buat 1.000 tahun yang lampau saja.
hlm: 18-19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Over View

PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH

(Nana Masrur) Kompetensi Dasar : Mampu Menguraikan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di Madrasah Indikator : Madrasah dan Perkemb...