ALAM SEMESTA MENURUT NAZWAR SYAMSU DALAM PERSPEKTIF KOSMOLOGI

 
Alam semesta menurut Nazwar Syamsu dalam persepektif kosmologi mengandung pengertian fisik-kimiawi, didirikan oleh Allah dan bukan didirikan yang lainnya atau bukan ada dengan sendirinya. Alam semesta dalam pengertian ini memiliki struktur, norma-norma terukur dan prinsip-prinsif keteraturan serta dialami secara langsung oleh inderawi manusia. Oleh karena itu, alam semesta menurut Nazwar Syamsu adalah suatu yang teratur sehingga dapat disistematisir secara rasional, teratur dan integral. Pengertian alam semesta demikian dapat dipertanggungjawabkan secara kritis. Hal ini berarti, secara metafisika alam semesta menurut Nazwar Syamsu dapat diajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai asal-usul alam semesta, berakhirnya, dinamikanya, waktu dan ruang, materi dan energi. Alam semesta menurut Nazwar Syamsu juga dapat menunjukkan pengertian astronomi. Adanya keteraturan dan dalam rana pengertian astronomi maka hal ini berarti alam semesta menurut Nazwar Syamsu dapat dikaji secara filsafat sebagai objek materialnya dengan berdasarkan objek formal mencakup aspek-aspek terdiri dari saat awal kosmos, saat akhir kosmos, dinamika kosmos ruang dan waktu, materi dan energi. Oleh karena itu perspektif metode-metode kosmologi yang terdiri dari metode kritis, metode analitisa bahasa dan metode fenomenologis serta dan metode transendental, dapat dikenakan pada alam semesta menurut Nazwar Syamsu. A. Kesimpulan
1. Alam semesta menurut Nazwar Syamsu berdasarkan uraian di atas dapat dianalisis secara filsafati berdasarkan aspek-aspek dalam kosmologi yang mencakup saat awal, saat akhir, dinamika, ruang dan waktu, materi dan energi dari alam semesta serta benda-benda alam, dengan hasil analisis tentang hakekat alam semesta menurut Nazwar Syamsu sebagai berikut :
  • a. Saat awal alam semesta menurut Nazwar Syamsu, bermula dari kekosongan yang diberi Allah magnet, sehingga berputar. Perputaran kekosongan dengan magnet sedemikian rupa sehingga membentuk atom hidrogen. Atom hidrogen yang berputar kemudian mempergandakan diri membentuk unsur-unsur sebagaimana kini yang terdapat dalam sistem periodik kimia. Unsur-unsur tersebut berputar dan berkumpul menurut mekanismenya masing-masing sehingga menjadi molekul-molekul. Melekul-melekul yang berputar membentuk benda-benda dan dengan berbagai sistem magnet, terwujud bermacam benda alam semesta, terpisah menurut keadaan dan susunan sebagaimana terlihat kini. Perbedaan masing-masing sistem magnet yang ada pada bintang-bintang, bulan-bulan dan planet-planet memberi konsekuensi pada perbedaan-perbedaan nilai tarik masing-masingnya.       Penciptaan alam semesta menurut Nazwar Syamsu, dalam perspektif filsafat adalah berbeda dengan ajaran atau pendapat yang mengatakan bahwa alam semesta telah ada dan akan ada selamanya, sama dengan pendapat-pendapat dari penganut tradisi lama dan agama-agama yang mempercayai bahwa alam semesta diciptakan Tuhan, tetapi berbeda tentang prosesnya. Penciptaan alam semesta menurut Nazwar Syamsu, bertentangan dengan teori kekekalan. Proses penciptaan alam semesta menurut Nazwar Syamsu lebih cenderung mendekati pemikiran-pemikiran alam semesta yang didasarkan pada ilmu pengetahuan alam modern, seperti astronomi, fisika kuantum atau fisika partikel, dan astrofisika, meskipun tidak sepenuhnya sama. Kesamaan utama terletak pada pernyataan bahwa hidrogen merupakan atom terkecil, meski berbeda tentang isi dan prosesnya. Penciptaan alam semesta menurut Nazwar Syamsu dalam perspektif kosmologi adalah berbeda, sama dan berbeda, bertentangan dengan teori-teori nebula, kuiper, bintang kembar, dentuman besar atom raksasa. Penciptaan alam semesta menurut Nazwar Syamsu dalam perspektif teori nebula dan teori bintang kembar adalah berbeda. Perspektif teori kuiper dan teori dentuman besar atom raksasa adalah sama dan berbeda. Persamaannya adalah hydrogen merupakan atom terkecil. Pada perspektif teori tidal, penciptaan alam semesta menurut Nazwar Syamsu adalah bertentangan.
  • b. Saat akhir alam semesta menurut Nazwar Syamsu adalah bahwa bumi, planet, bulan, matahari, tata surya, dan galaksi serta alam semesta pada dasarnya tidak akan musnah dan akan tetap abadi, kecuali dikehendaki Allah. Kehidupan di tata surya akan berakhir setelah kedatangan satu komet yang menabrak dan menyeretnya. Kehidupan seluruh isi alam semesta juga akan berakhir setelah delapan rombongan komet yang menabrak dan menyeret. Kehidupan akan dimulai kembali setelah delapan rombongan komet tersebut saling menabrak sehingga masing-masing tata surya terlepas dan membentuk kembali formasinya semula dalam tingkat kualitas yang tinggi. Pada saat itu kehidupan dimulai kembali. Semua yang telah mati akan hidup kembali. Jika kehidupan sebelumnya dinamakan kehidupan dunia, maka kehidupan yang berikutnya dinamakan kehidupan akhirat yang terdiri dari surga dan neraka. Kehidupan di surga adalah kehidupan setiap planet pada setiap tata surya di alam semesta dalam wujud yang sangat elok. Kehidupan di neraka adalah kehidupan seluruh surya di alam semesta. Manusia yang hidup di surya dalam wujud batu dan besi yang dibakar berjiwa yang tersiksa. Kehidupan di surga adalah untuk manusia-manusia beriman pada Allah dengan timbangan pahalanya lebih berat dari dosanya. Kehidupan di neraka adalah untuk manusia-manusia yang tidak beriman pada Allah dan yang beriman pada Allah namun timbangan pahalanya lebih ringan dari dosanya.
      Akhir alam semesta menurut Nazwar Syamsu yang demikian, dalam perspektif filsafat adalah berbeda dengan teori-teori sains modern. Sama dan berbeda dengan teori kekekalan dan pendapat-pendapat dari penganut tradisi lama dan agama-agama yang mempercayai bahwa alam semesta diakhiri oleh Tuhan, tetapi berbeda tentang proses pengakhirannya. Akhir alam semesta menurut Nazwar Syamsu, dalam perspektif kosmologi adalah berbeda, sama dan berbeda. Teori-teori kosmologi modern berbeda dalam hal umur alam semesta dengan Nazwar Syamsu. Teori-teori astronomi dan astrofisika menyoroti akhir alam semesta menurut Nazwar Syamsu adalah berbeda dalam banyak hal.
  • c. Dinamika alam semesta menurut Nazwar Syamsu adalah bahwa alam semesta bergerak parallel yang berbeda dari teori Hubble yang menyatakan bahwa alam semesta bergerak expanding dan teori Einstein yang menyatakan bahwa alam semesta bergerak static. Dinamika alam semesta dengan segala isinya, pada dasarnya digerakkan oleh sistem magnit. Benda-benda angkasa, memiliki sistem magnit (rawasia) yang berbeda-beda. Bintang memiliki sistem magnit regular. Planet memiliki sistem magnit simple. Bulan memiliki sistem magnit spot. Semua benda alam semesta seperti bumi, planet, bulan, matahari, tata surya, dan galaksi serta alam semesta itu sendiri bergerak dari barat ke timur.
      Dinamikan alam semesta menurut Nazwar Syamsu dalam perspektif filsafat dan kosmologi adalah berbeda, sama dan berbeda. Perspektif teori kreasionisme adalah sama dan berbeda. Dinamika alam semesta menurut Nazwar Syamsu dalam pespektif teori evolusi mekanistik, teori evolusi modern adalah berbeda dan teori evolusi teleologis adalah sama. Nazwar Syamsu memandang alam semesta dalam sistem mekanik bukan organik.
  • d. Ruang dan waktu dalam alam semesta menurut Nazwar Syamsu, bahwa ruang adalah kekosongan yang diisi benda. Tanpa benda akan tidak ada ruang. Benda yang berputar menimbulkan waktu. Tanpa benda yang berputar akan tidak ada waktu. Ruang dan waktu bermula dari awal penciptaan alam semesta, diciptakan Allah dari kekosongan yang diberi magnet maka tercipta ruang. Magnet adalah partikel. Partikel adalah unsur dasar benda. Oleh karena itu, pada dasarnya ruang adalah kekosongan yang diberi partikel kemudian berputar sehingga kekosongan menjadi inti atom yang berputar disumbunya. Putaran 360 derajat dinamakan satu hari. Alam semesta berputar disumbunya 360 derajat selama 50.000 tahun kalender Qamariah. Tata surya yang berputar disumbunya 360 derajat selama 1.000 tahun kalender Lunar Year. Bumi yang berputar disumbunya 360 derajat selama 24 jam. Putaran atau rotasi bumi tersebut menjadi dasar bilangan satu hari di bumi. Ruang dan waktu dalam pengertian alam semesta menurut Nazwar Syamsu pada perspektif kosmologi di ranah persoalan filsafat tentang ruang dan waktu adalah objektif, terbatas dan tidak relatif serta tidak relasional maupun absolut.
      Ruang dan waktu dalam pengertian alam semesta menurut Nazwar Syamsu, dalam perspektif filsafat dan kosmologi adalah sejalan dengan toeri Zeno dan teori al-Kindi. Teori Gottfried mirip dengan Nazwar Syamsu tentang relasi ruang, waktu dan objek-objek didalamnya. Ruang dan waktu menurut Nazwar Syamsu berbeda dengan teori Immanuel Kant.
      Perspektif teori Issac Newton, ruang dan waktu menurut Nazwar Syamsu sejalan tentang tiga realitas penting yaitu materi ruang dan waktu serta absolusitasnya, namun berbeda tentang ruang ketidakberhinggaan ruang Newton. Ruang dan waktu menurut Nazwar Syamsu, dalam perspektif teori Einstain, ada yang sama dan berbeda.
  • e. Materi dan energi dalam alam semesta menurut Nazwar Syamsu, berdasarkan pengertian atom sebagai materi terkecil mengandung energi. Atom bermula dari kekosongan. Penciptaan bermula dari ditempatkannya macam batang magnet dalam kekosongan. Ditempatkannya batang magnet tersebut, maka terpisah-pisah kekosongan. Proses demikian berlaku pada makro dan mikro kosmos. Batang magnet berputar sehingga terbentuk kutub positif dan kutub negatif. Perputaran ini mengakibatkan terbentuk elektron dan positron yang melingkupi batang magnit itu masing- masingnya. Itu adalah atom hidrogen, terdiri dari satu batang magnet yang berputar disebut proton dilingkupi oleh elektron dan positron. Berputarnya proton maka elektron dan positron juga ikut beredar. Elektron mendapat induksi magnet negatif dari kutub negatif proton. Positron mendapat induksi magnet positif dari kutub positif proton. Elektron dan positron yang terbang mengapung meninggalkan atom dinamakan dengan neuterino. Neuterino yang mengapung di atas planet menjadi lapisan ionosfir planet. Neuterino yang lepas dari planet berkumpul menjadi nebula. Nebula-nebula menyatu menjadi komet.
      Materi dan energi dalam pengertian alam semesta menurut Nazwar Syamsu, dalam perspektif filsafat dan kosmologi adalah sama, berbeda, sama dan berbeda, bertentangan. Pengertian materi dan energi menurut Nazwar Syamsu, adalah sama dengan pandangan fisika modern. Materi dan energi yang terkecil menurut fisika modern dan Nazwar Syamsu adalah atom hidrogen. Nazwar Syamsu berbeda dalam pengertian, wujud, isi dan prosesnya. Deskripsi Nazwar Syamsu tersebut, dalam perspektif teori-teori masa Yunani kuno dan perkembangannya, umumnya sejalan tentang analisa materi dimulai dari atom dan berbeda pada wujud dan prosesnya. Perspektif teori Issac Newton memandang materi dan energi dalam pengertian alam semesta menurut Nazwar Syamsu terdapat pertentangan. Perspektif teori John Dalton terdapat persamaan dan perbedaan tentang unsur-unsur dalam atom. Materi dan energi dalam pengertian alam semesta menurut Nazwar Syamsu dalam perspektif teori Michael Faraday berbeda tentang arus listrik dapat menyebabkan pemisahan zat-zat kimia. Pengertian materi dan energi menurut Nazwar Syamsu dalam perspektif teori listrik sejalan dengan percobaan J. Plucker dan Goldstein tentang pada percobaannya tentang sinar katoda. Model atom Rutherford sama dengan pengertian atom Nazwar Syamsu pada inti atom yaitu bahwa proton namum berbeda tentang orbit elektron. Orbit elektron sejalan sebagaimana dikemukakan dalam eksperimen J.J. Thomson timnya tentang model atom roti kismis, namun berbeda tentang jumlah elektronnya, yang mirip dengan teori radioaktif. Pengertian neutron Nazwar Syamsu hampir sama dengan pengertian neutron J.Chadwick. Materi dan energi dalam pengertian alam semesta menurut Nazwar Syamsu dalam perspektif teori radioaktivitas yang berbicara tentang sinar alfa (positron), sinar beta (elektron) dan sinar gamma (neutron) adalah sama. Perspektif teori planet elektron yang berbicara tentang struktur atom dianalogikan sebagai miniatur tata surya berbeda dengan Nazwar Syamsu. Struktur atom menurut Nazwar Syamsu dianalogikan sebagai bumi yang dilingkupi atmosfir. Pengertian materi dan energi menurut Nazwar Syamsu dalam perspektif teori spectrum cahaya adalah berbeda. Materi dan energi dalam pengertian alam semesta menurut Nazwar Syamsu dalam perspektif teori kuantum adalah bertentangan.
      Nazwar Syamsu mengatakan bahwa energi suatu materi dapat berubah bukan karena kuantum, melainkan proses interaksi cahaya dengan neuterino. Pengertian materi dan energi menurut Nazwar Syamsu dalam perspektif teori radiasi elektromagnetik adalah sejalan tentang radiasi surya yang sampai di planet-planet adalah gelombang elekromagnetik yang melalui ruang hampa tanpa medium penghantar. Nazwar Syamsu tidak berbicara tentang hubungan antara panjang gelombang, frekuensi dan kekuatan energi radiasi. Perspektif teori atom Bohr tentang spectrum atom hidrogen adalah berbeda. Model atom hidrogen Bohr sebagaimana teori planet elektron yang berbicara tentang struktur atom secara keseluruhan, maka model atom hidrogen Bohr dianalogikan sebagai miniatur tata surya dengan aturan mekanika sederhana, berbeda dengan Nazwar Syamsu dianalogikan sebagai bumi yang dilingkupi atmosfir. Perspektif teori mekanika gelombang adalah sama dan berbeda. Persamaannya adalah elektron tidak mungkin mempunyai kedudukan yang pasti dalam mengelilingi inti atom. Perbedaannya adalah menurut Nazwar Syamsu bahwa gerakan gelombang dari elektron merupakan gerakan yang tidak harmonis, sebagaimana dibuktikan dengan terjadinya neuterino. Perspektif teori muktahir adalah sama dan berbeda. Menurut Nazwar Syamsu unsur-unsur atom adalah proton, elektron, positron dan neuterino. Menurut teori muktahir unsur- unsur atom terdiri dari proton, elektron, positron, neuterino ditambah hyperon, meson, muon, tau dan boson serta takhion maupun resonan. Unsur-unsur tambahan tersebut baru bersifat hipotesis yang sedang diteliti lebih lanjut untuk pembuktian ada atau tidaknya. Untuk proton, elektron, positron dan neuterino telah terbukti keberadaannya secara ilmiah.
  • f. Banda-benda alam semesta menurut Nazwar Syamsu yang utama terdiri dari galaksi, tata surya, surya, planet dan bulan. Benda-benda alam semesta tersebut banyaknya adalah sebanyak pohon di bumi.
      Banda-benda alam semesta menurut Nazwar Syamsu secara umum adalah sama dan berbeda dengan teori-teori fisika modern, astrofisika dan astronomi. Persamaan terletak pada jenis benda-benda dan perbedaan pada proses dan dinamikanya. Perbedaan lain pada adanya planet Muntaha diujung tata surya pada pengertian alam semesta menurut Nazwar Syamsu. Alam semesta dalam pemikiran Nazwar Syamsu adalah bersifat fisik. Pengertian ini sejalan dengan pengertian kosmos pada kosmologi dari Barat dan fisika modern dan berbeda dengan kosmologi Islam. Alam semesta dalam Islam terdiri dari tingkatan-tingkatan dari tinggi sampai rendah, yang secara umum terdiri dari dua tingkat. Pertama tingkat spiritual dan atau gaib sebagai tertinggi. Tingkat kedua adalah fisik atau yang rendah. Persamaan dan perbedaan Nazwar Syamsu dengan IAU berkaitan dengan istilah dan wujud benda-benda angkasa. Pandangan Nazwar Syamsu tentang galaksi sama dengan sistem klasifikasi Hubble. Nazwar Syamsu tentang bintang berbeda dengan pandangan para ahli astrofisika modern. Pengertian tata surya dalam arti sama’ dan nuur menurut Nazwar Syamsu sama dan berbeda dengan pengertian dari IAU. Persamaannya tentang beberapa benda tata surya yaitu satu matahari dan planet-planet serta meteor, satelit, dan asteroid. Perbedaannya, menurut Nazwar Syamsu tidak terdapat komet pada pengertian tata surya. Pendapat tentang surya menurut Nazwar Syamsu dengan pengertian ahli astronomi modern adalah bertentangan. Berkaitan dengan jumlah planet ditata surya, Nazwar Syamsu mengatakan pada mulanya terdapat sebelas, pecah satu tinggal sepuluh planet. IAU menyatakan terdapat sembilan planet pada mulanya dan tahun 2014 ditemukan satu planet. Nazwar Syamsu tidak menyebut semua nama-nama planet kecuali ciri-cirinya. Nama planet yang disebut hanya muntaha dan bumi. IAU memberi nama-nama setiap planet. Pandangan Nazwar Syamsu tentang orbit planet dan bumi berbeda dengan hukum Kepler yang mengatakan orbit planet berbentuk ellips dan berbeda dengan pendapat fisika klasik yang mengatakan orbit planet dan bumi berbentuk cicle. Nazwar Syamsu mengatakan orbit planet dan bumi berbentuk oval dan zigzag. Penemuan Profesor Philip R. Goodewill tahun 2009 tentang bintik hitam adalah bukti empiris tentang pengertian sunspot dari Nazwar Syamsu pada tahun 1979. Penemuan tentang planet terjauh di tata surya di sini pada tahun 2014 oleh Carnegie Scott Sheppard dan Chadwick Trujillo adalah bukti empiris lain dari pendapat Nazwar Syamsu tahun 1979 tentang planet Muntaha. Pandangan NazwarSyamsu tentang bumi berbeda dengan teori pembentukan planet terbaru yang diungkapkan oleh Sergei Nayakshin tahun 2014 bahwa bumi adalah planet Jupiter yang gagal. Bumi, menurut Nazwar Syamsu, dinamakan adalah planet berganda dengan wujud yang serupa. Istilah planetoids menurut Nazwar Syamsu sama dengan pendapat IAU, terdiri dari meteoroid dan asteroid. Perbedaannya adalah pada asal usul planetoids. Nazwar Syamsu mengatakan bahwa terbentuknya planetoids adalah disebabkan planet pecah. Pendapat IAU dengan pendapat Nazwar Syamsu tentang bulan pada dasarnya adalah sama. Perbedaannya pada asal-usul bulan. Nazwar Syamsu berpendapat bahwa penciptaan bulan bersamaan waktunya dengan penciptaan benda-benda alam semesta lainnya. Perbedaan bulan dengan benda-benda alam semesta lainnya terletak pada sistem magnitnya. Berbeda juga dengan teori Hubble dan Einstein. Komet menurut para ahli dari barat, terdiri dari abu, pasir atau es yang tersusun dari molekul seperti benda-benda lainnya dan ada sejumlah 100 juta beredar komet dalam daerah orbit yang berbentuk ellips keliling surya. Pendapat Nazwar Syamsu dengan pendapat para ahli angkasa modern dari barat tentang komet adalah berbeda. Nazwar Syamsu berpendapat komet pada dasarnya tersusun dari nebula-nabula dan tidak mempunyai orbit. Panjang komet tidak dapat diperkirakan dan kecepatannya melebihi kecepatan cahaya, menurut Nazwar Syamsu. IAU mengatakan bahwa komet ada yang panjangnya ditaksir 500 juta mil atau lebih kurang 6 kali jarak antara bumi dari surya dengan kecepatan sama dengan kecepatan cahaya adalah 186.000 mil atau 300.000 km perdetik. Pendapat ahli-ahli astronomi modern saat ini tentang komet, jika diikuti maka akan berpendapat bahwa komet hanya benda angkasa yang tidak perlu dihiraukan. Pendapat Nazwar Syamsu komet adalah benda alam semesta yang terpenting sebagai penentu nasib tata surya dan alam semesta.
2. Cara Nazwar Syamsu menyusun pemikiran tentang alam semesta tidak disebut secara eksplisit, namun jika diteliti buku-buku seri Logia dan Tauhid karangan beliau maka diperoleh gambaran tentang cara-cara tersebut. Cara pertama yang dilakukan Nazwar Syamsu dalam merumuskan pemikiran tentang alam semesta adalah, melakukan konstruksi teoritis terhadap ayat-ayat al-Qur’an. Konstruksi teoritik tersebut dilakukan secara intuitif dengan langkah-langkah yang bersifat aksiomatik yang meletakkan ayat-ayat al- Quran sebagai sumber aksioma-aksioma kemudian diturunkan hukum-hukum operasional yang bisa diuji secara empiris. Nazwar Syamsu tidak melakukan penelitian empiris, namun kemungkinan yang dilakukannya adalah menguji penemuan-penemuan ilmiah dalam teori-teori kosmologi ilmiah dengan tafsirnya terhadap ayat-ayat al-Qur’an. Cara selanjutnya adalah Nazwar Syamsu menggunakan pola ilmu pengetahuan deduktif-nomologis untuk menjelaskan bahwa alam semesta hasil perumusan kosmologi filsafat dan ilmiah. Perbedaannya adalah jika pada dasar teori-teori kosmologi filsafat pola deduktif-nomologis berdasarkan pada spekulatif, maka pendapat- pendapat kosmologis Nazwar Syamsu berpola deduktif-nomologis didasarkan pada ayat-ayat al-Qur’an. Kosmologi modern pada pihak lain adalah ilmu pengetahuan pola induktif empiris untuk menjelaskan bahwa struktur teramati dari alam semesta. Nazwar Syamsu melakukan tafsir terhadap ayat-ayat al- Qur’an. Hasil tafsir tersebut merupakan pemahamannya terhadap ayat-ayat al- Qur’an sebagai latar belakang yang diintegrasikan ke dalam penyelidikannya terhadap teori kosmologi ilmiah, sehingga terbangun hubungan segitiga antara data, hipotesis dan pemahaman Nazwar Syamsu terhadap ayat-ayat al-Qur’an untuk memberi jawaban epistemik terhadap pertanyaan, ‘mengapa alam semesta dikonstruksi demikian?’ Cara-cara berpikir rasionalisiasi al-Quran dan kitab-kitab suci agama dan paralelisme ala Capra berbeda dengan cara berpikir Nazwar Syamsu. Perumusan ‘teori’ kosmologi dengan argumentasi- argumentasi ‘ilmiah’ yang dilakukan oleh Nazwar Syamsu dapat menggulirkan wacana mengenai ‘eksistensi’ Allah selaku Tuhan dalam sains. Nazwar Syamsu bicara tentang bagaimana Allah berbicara tentang kosmologi menurutnya. Penempatan Allah dalam peta kosmos dan teori kosmologi tidak dapat dipungkiri tentu akan berimplikasi pada religiusitas orang Islam, meski terdapat kontroversial Nazwar Syamsu dengan banyak kalangan Islam.
B. Saran
1. Alam semesta menurut Nazwar Syamsu pada penelitian ini membatasi pada persoalan apa dan bagaimana. Penelitian berikutnya, disarankan untuk mengkaji untuk apa alam semesta menurut Nazwar Syamsu dalam kehidupan umat Islam khususnya dan umat manusia umumnya.
2. Persoalan apa dan bagaimana alam semesta menurut Nazwar Syamsu yang dijawab pada penelitian ini, penelitian selanjutnya disarankan tentang relevansi dalam pengembangan sains terutama astronomi, fisika modern dan kosmologi ilmiah mengingat pemikiran Islam tentang astronomi, fisika modern dan kosmologi ilmiah sudah sangat tertinggal.
3. Pengertian alam semesta menurut Nazwar Syamsu, beberapa telah terbukti secara empiris, maka pada penelitian berikutnya untuk membuktikan secara
empiris terutama dikaitkan dengan penemuan-penemuan dan risert-risert astronomi, fisika modern dan kosmologi ilmiah.
4. Kelemahan pengertian alam semesta menurut Nazwar Syamsu adalah tidak diungkapkannya aspek kegaiban dan spiritual dari alam semesta sebagaimana dalam pemikiran Islam tentang alam semesta pada umumnya, sehingga tidak mudah umat Islam menerimanya. Perlu adanya penelitian yang mengintegrasikan antara pengertian alam semesta menurut Nazwar Syamsu yang bersifat fisik dengan kosmologi Islam yang bersifat kegaiban dan spiritual sehingga umat Islam dapat mudah menerimanya, karena beriman kepada yang gaib adalah salah satu rukum iman Islam.
5. Benda-benda alam semesta pada dasarnya terdapat kesamaan dengan pandangan astronomi, fisika modern dan kosmologi ilmiah, namun berbeda dalam prosesnya, sehingga perlu dilakukan pendalaman tentang perbedaan- perbedaan tersebut atau tentang bagaimana kritik pengertian Nazwar Syamsu terhadap salah satu teori dalam astronomi, fisika modern dan kosmologi ilmiah secara mendalam, atau sebaliknya.
6. Keterbatasan penelitian ini, belum dieksplorasi ‘sedalam-dalamnya’ teori-teori kosmologi dan sains modern yang ada kini untuk mengkaji pengertian alam semesta menurut Nazwar Syamsu, sehingga perlu pendalaman tentang persamaan dan perbedaan teori-teori tersebut, melalui penelitian yang fokus tiap aspek kosmologi dan atau tiap teori.
7. Cara Nazwar Syamsu menyusun pemikiran tentang alam semesta menggunakan konstruksi teoritik yang bersifat deduktif nomologis secara intuitif melalui langkah-langkah bersifat aksiomatik yang meletakkan ayat- ayat al-Quran sebagai sumber tafsir dan sumber aksioma-aksioma kemudian diturunkan hukum-hukum operasional yang bisa diuji secara empiris, dapat digunakan sebagai metode pada penelitian berikutnya dibidang lain selain kosmologi, misalnya konstruksi teoritik tentang manusia dan sistem masyarakat berdasarkan al-Qur’an.
C. Ringkasan
Judul penelitian ini adalah alam semesta menurut Nazwar Syamsu dalam perspektif kosmologi. Latar belakang masalah adalah alam semesta merupakan sesuatu yang datang pada setiap manusia dan bukan sesuatu untuk dipilih. Konsekuensinya lahir filsafat dan ilmu pengetahuan tentang alam semesta serta Agama juga berbicara tentang alam semesta. Oleh karena itu pemahaman alam semesta secara filsafati dan ilmiah seharusnya dapat jadi fondasi bagi insan beragama. Filsuf-filsuf dan para ilmuwan dari kalangan agama-agama berusaha untuk mencari hubungan yang tepat antara pengertian-pengertian alam semesta secara filsafati dan ilmiah dengan agama termasuk dalam Islam. Pengertian alam semesta dengan tafsir al-Qur’an dalam sejarah inteletual Islam, rasionalisiasi al- Quran dan kitab-kitab suci agama, paralelisme Capra ternyata tidak dapat dijadikan fondasi bagi orang Islam berhadapan perkembangan sains teknologi kini. Alam semesta menurut Nazwar Syamsu diharapkan dapat menjadi alternatif.
      Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil analisis tentang hakekat alam semesta menurut Nazwar Syamsu dan cara Nazwar Syamsu menyusun pemikiran tentang alam semesta. Penelitian bersifat studi pustaka. Metode yang digunakan heuristik dan hermeneutika dengan unsur-unsur metodis adalah deskriptif, verstehen, interpretasi. Perspektif kosmologi sebagai objek formal penelitian ini mencakup pengertiannya, objeknya, metode-metodenya dan aspek- aspeknya. Kosmologi filsafati ditinjau dari aspek-aspeknya terdiri dari saat awal kosmos, saat akhir kosmos, dinamika kosmos, ruang dan waktu, materi dan energi. Selain itu perbincangan kosmologi secara filsafat dan ilmiah sering mengunakan istilah makro kosmos dan mikro kosmos. Makro kosmos adalah alam semesta dengan benda-bendanya yaitu galaksi, bintang, tata surya, planet, bumi planetoids, bulan, komet. Mikro kosmos adalah dunia atom dan sub-atomik sebagai unsur terkecil dari materi dan energi dari alam semesta.
      Hasil penelitian adalah sebagai berikut: Penciptaan alam semesta menurut Nazwar Syamsu dilakukan Allah, dengan memberi magnit pada kekosongan sehingga berputar membentuk atom hidrogen yang menjadi dasar unsur-unsur sistem periodik kimia. Sistem ini menjadi dasar pembentukan benda-benda dan alam semesta. Saat awal alam semesta demikian dalam perspektif filsafat, sama dengan tradisi lama dan agama-agama namun beda proses, sama dan berbeda dengan sains modern, serta bertentangan dengan teori kekekalan. Saat awal alam semesta demikian, perspektif kosmologi, berbeda dengan teori nabula dan teori bintang kembar. Sama dan berbeda dengan teori kluiper dan dentuman besar. Bertentangan dengan teori bintang kembar.
      Alam semesta menurut Nazwar Syamsu pada dasarnya tidak akan musnah dan tetap abadi, kecuali dikehendaki Allah. Kehidupan di tata surya berakhir setelah ditabrak dan diseret satu rombongan komet. Kehidupan di alam semesta berakhir setelah ditabrak dan diseret delapan rombongan komet. Kehidupan akan dimulai kembali setelah delapan rombongan komet tersebut saling menabrak sehingga masing-masing semua tata surya di alam semesta terlepas dan membentuk kembali formasinya dalam kualitas yang tinggi. Pengertian ini dalam perspektif filsafat, sama dengan tradisi lama, agama-agama dan toeri kekekalan namun beda proses, bertentangan dengan sains modern. Pengertian ini, perspektif kosmologi, berbeda dengan kosmologi modern, astronomi dan astrofisika.
      Dinamika alam semesta menurut Nazwar Syamsu pada dasarnya digerakkan oleh sistem magnit. Benda-benda angkasa, memiliki sistem magnit yang berbeda-beda. Bintang memiliki sistem magnit reguler, planet memiliki sistem magnit simple dan bulan memiliki sistem magnit spot. Semua benda alam semesta dan alam semesta bergerak parallel dari barat ke timur. Pengertian ini dalam perspektif filsafat dan kosmologi, sama toeri kreasionisme namun beda proses, dan berbeda dengan teori evolusi mekanistik, teori evolusi modern dan sama dengan teori evolusi teleologis.
      Ruang dan waktu dalam pengertian alam semesta menurut Nazwar Syamsu, adalah ruang adalah kekosongan yang diisi benda. Tanpa benda akan tidak ada ruang. Benda yang berputar menimbulkan waktu. Tanpa benda yang berputar akan tidak ada waktu. Pengertian ruang dan waktu menurut Nazwar Syamsu dalam ranah persoalan filsafat adalah objektif, terbatas, tidak relative, tidak relasional, dan absolut. Pengertian ini dalam perspektif filsafat dan kosmologi, sama dengan teori Zeno, teori al Kindi dan teori Gottfred W. Leibniz. Berbeda dengan teori Immanuel Kant. Sama dan berbeda dengan teori Isaac Newton dan teori Albert Einstein.
      Materi dan energi dalam pengertian alam semesta menurut Nazwar Syamsu, adalah atom hidrogen sebagai partikel terkecil dengan unsur-unsurnya adalah proton, elektron dan positron serta neuterino. Cahaya adalah bukan partikel. Berbeda fisika modern, cahaya adalah partikel. Pengertian ini dalam perspektif filsafat, sama dengan fisika modern bahwa atom hidrogen adalah partikel terkecil, bedanya pada pengertian, wujud dan prosesnya. Pengertian ini dalam perspektif kosmologi, sama dengan teori listrik, teori J.Plucker, teori Goldstein, teori J.J Thomson dan teori J.Chadwick serta teori radioaktivitas maupun teori elektromagnetik.Berbeda dengan teori Michael Faraday, teori planet elektron, teori spektrum cahaya dan teori atom Bohr.Sama dan berbeda dengan teori Rutherford, teori mekanika gelombang, teori muktahir. Bertentangan dengan teori Issac Newton dan teori kuantum.
      Banda-benda alam semesta menurut Nazwar Syamsu terdiri dari galaksi, tata surya, surya, planet dan bulan. Benda-benda alam semesta tersebut banyaknya adalah sebanyak pohon di bumi. Semua benda alam semesta memiliki dinamika masing-masing. Semua benda alam semesta menurut Nazwar Syamsu bergerak secara parallel dari barat ke timur. Banda-benda alam semesta menurut Nazwar Syamsu sama dan berbeda dengan teori-teori fisika modern, astrofisika dan astronomi. Persamaan terletak pada jenis benda-benda dan perbedaan pada proses dan dinamikanya. Perbedaan lain pada adanya planet Muntaha diujung tata surya pada pengertian alam semesta menurut Nazwar Syamsu. Alam semesta dalam pemikiran Nazwar Syamsu adalah bersifat fisik. Pengertian ini sejalan dengan pengertian kosmos pada kosmologi dari barat dan fisika modern. Pengertian ini berbeda dengan kosmologi Islam. Alam semesta dalam Islam terdiri dari tingkatan-tingkatan dari tinggi sampai rendah, yang secara umum terdiri dari dua tingkat. Pertama tingkat spiritual dan atau gaib sebagai tertinggi. Tingkat kedua adalah fisik atau yang rendah.
      Cara Nazwar Syamsu menyusun pemikiran tentang alam semesta adalah, melakukan konstruksi teoritis secara intuitif terhadap ayat-ayat al-Qur’an dengan langkah-langkah yang bersifat aksiomatik. Langkah ini adalah meletakkan ayat- ayat al-Quran sebagai sumber aksioma-aksioma kemudian diturunkan hukum- hukum operasional yang bisa diuji secara empiris, namun Nazwar Syamsu tidak mengujinya. Nazwar Syamsu justru menguji penemuan-penemuan ilmiah dalam teori-teori kosmologi ilmiah dengan tafsirnya terhadap ayat-ayat al-Qur’an. Cara demikian adalah menggunakan pola deduktif-nomologis. Perbedaannya adalah jika pada dasar teori-teori kosmologi filsafat pola deduktif-nomologis berdasarkan pada spekulatif, maka pendapat-pendapat kosmologis Nazwar Syamsu berpola deduktif-nomologis didasarkan pada ayat-ayat al-Qur’an. Kosmologi modern menggunakan pola induktif empiris. Selain itu, Nazwar Syamsu melakukan tafsir terhadap ayat-ayat al-Qur’an sebagai menjadi latar belakang yang diintegrasikan ke dalam penyelidikannya terhadap teori kosmologi ilmiah, sehingga terbangun hubungan segitiga antara data, hipotesis dan pemahaman Nazwar Syamsu terhadap ayat-ayat al-Qur’an untuk memberi jawaban epistemik terhadap pertanyaan, ‘mengapa alam semesta dikonstruksi demikian?’ Perumusan ‘teori’ kosmologi dengan argumentasi-argumentasi ‘ilmiah’ yang dilakukan oleh Nazwar Syamsu dapat menggulirkan wacana mengenai ‘eksistensi’ Allah selaku Tuhan dalam sains. Nazwar Syamsu bicara tentang bagaimana Allah berbicara tentang kosmologi menurutnya. Penempatan Allah dalam peta kosmos dan teori kosmologi tidak dapat dipungkiri tentu akan berimplikasi pada religiusitas orang Islam, meski terdapat kontroversial Nazwar Syamsu dengan banyak orang Islam.
_____________________
Nazwar Syamsu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Over View

PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH

(Nana Masrur) Kompetensi Dasar : Mampu Menguraikan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di Madrasah Indikator : Madrasah dan Perkemb...