PERANTARA

Jika dapat langsung sendiri, kenapa musti lewat orang lain sebagai perantara atau penghubung? Hubungan antara rabb dan 'abd adalah hubungan langsung, bukan untuk diwakilkan kepada siapapun; tidak jin dan tidak manusia, bahkan tidak pula mala`ikat tanpa perintah Alláh.

Alláh memerintah tiap orang langsung berhubungan dengan Dia, tanpa siapapun sebagai perantara atau penghubung.


● wa qalaa rabbu–kum: `ud’uw–niy, `astajib° la–kum.
● Dan [Alláh] pengasuh–kalian, Dia-telah-berkata: "Kalian-berdo’alah-kepada–Ku, Aku-niscaya-akan-memberikan-jawaban kepada–kalian."
[Q 40:60]
 

Tak seorangpun dapat melakukan syafa'at atau keperantaraan (mediasi), atau menjadi perantara (mediator), wasl atau penghubung (konektor), antara Alláh dan manusia, melainkan hanya orang pilihan yang telah ditetapkan dengan idzinnya, Muhammad, nabiyullaahi wa rasuwlullaahi, shalla allahu 'alay hi wa sallam, kelak di yawmu al qiyamati.
 

● mandza alladziy yasfa'u 'inda huu, illaa bi idzni–hii.
● Siapakah dia-yang dia-mengantarai dihadapan Dia, kecuali dengan izin–Nya.
[Q 2:255]
 

Syafa'at adalah hak Alláh [Q 2:255. 6:51. 6:70. 6:94. 32:4. 34:23. 39:44. 82:19], dan hanya dengan izin Allah [Q 2:255. 10:3. 20:109. 21:28. 34:23. 53:26].
__________
Achmad Firwani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Over View

PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH

(Nana Masrur) Kompetensi Dasar : Mampu Menguraikan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di Madrasah Indikator : Madrasah dan Perkemb...