MANUSIA SEMPURNA?


إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ …
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ

Ma’asyiral muslimin, jama’ah jum’at yang di muliakan Allah Subhanahu wa ta’ala ….

Alhamdulillah, bersyukur kita kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, yang telah banyak melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, terlebih tatkala semua karunia dan nikmat tersebut berstatus free cash alias gratis. Sungguh tak terbayangkan betapa beratnya beban yang harus kita tanggung seandainya Allah Subhanahu wa ta’ala meminta kita untuk membayar setiap rahmat dan karunia yang telah kita nikmati.

Alhamdulillah juga kita ucapkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, yang telah menjadikan kita umat yang beriman dan berkomitmen terhadap agama-Nya, sehingga kita menjadi umat yang berbahagia dengan predikat sebaik-baik umat yang pernah dikirim kepada umat manusia. Sungguh sebuah predikat yang tak dapat di nilai dengan dinar, dirham, real, dollar apalagi rupiah.

Shalawat dan salam sama-sama kita ucapkan sebagai bingkisan tanda cinta kita kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, pembawa risalah yang tidak ada keraguan tentang ajaran yang haq, yang telah menjadi penerang jalan kita, pembimbing tujuan kita dan beliau sangat menyayangi dan memperhatikan kita.
Perkataan-perkataannya menyejukkan hati dan menenteramkan jiwa, perbuatan-perbuatannya menampakkan kasih sayang yang mendalam dan tulus serta mudah dicontoh, ajaran-ajarannya yang memang datang dari Rob Semesta Alam, gampang di laksanakan dan membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.
Mudah-mudahan kita dapat berjumpa dengannya dalam keadaan selamat dari fitnah dan kesesatan. amiin


Ma’asyiral mukminin rahimakumullah……

Mari kita tengok pada maksud surat ke 2/74

__((Lihat Redaksi Ayat))__

[2/74] Kemudian hatimu jadi keras sesudah itu maka dia seperti batu atau lebih sangat keras lagi….

[7/179] Sesungguhnya KAMI biarkan untuk Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia. Pada mereka ada hati yang mereka tidak memahami dengannya, dan pada mereka ada mata yang mereka tidak melihat dengannya, dan pada mereka ada telinga yang mereka tidak mendengar dengannya. Itulah yang seperti ternak bahkan mereka lebih sesat, itulah orang-orang yang lengah. (25/44, 45/23, 72/24)

[25/44] Ataukah engkau sangka bahwa kebanyakan mereka mendengar atau memikirkan? Bahwa mereka hanyalah seperti ternak, bahkan mereka lebih sesat dari garis hukum. (4/137, 6/111, 7/179)

Ikhwan fii diinillah…

>>  Jika kita katakan manusia ini, kita ini, telah sempurna kejadiannya, maka dalam hal apakah kesempurnaan itu..?
>>  kemudian dengan kata lain, dengan ukuran apakah atau dengan perbandingan apakah  ditentukan kesempurnaan manusia itu sendiri..?

Ikhwan fii diinillah…

Mungkin dari kita akan mengatakan tentulah kita menjawab bahwa…
Manusia telah sampai pada titik kesempurnaan, sebab telah memiliki otak.., akal.., serta susunan tubuh yang elok nan harmonis…

ALLAH hanya menyatakan pada maksud QS. 17/70, bahwa manusia diberi karunia di atas kebanyakan yang DIA ciptakan yaitu dengan menyerahkan semua benda alam konkrit di semesta ini untuk kebutuhan hidup ini seperti maksud surat ke  2/29.

Ikhwan fii diinillah…

Cobalah kita berfikir…..
Kalau manusia mempunyai mental dan otak, maka binatang juga memiliki keduanya, cuman tidak bermoral, oleh karenanya binatang tidak diwajibkan ALLAH menjalankan hukum-hukum agama sebagaimana yang harus dilakukan pada manusia...

ee.. Pada bagian dan susunan tubuh lain, tidaklah benar bahwa manusia melebihi keadaan binatang.

            Hanya manusia itulah yang menyatakan dirinya lebih sempurna dan bersikap sombong, memberikan pertimbangan tidak adil, selalu berbuat untuk keuntungan dirinya sendiri... bukankah begitu…

Kesempurnaan susunan tubuh manusia sangat relative kiranya.. dan menyatakan dirinya sempurna menurut pandangannya sendiri…, karena apa.. ya kerena tadi.. karena sikap sombong tadi, yang menyatakan dirinya lebih sempurna tadi…

Padahal banyak binatang yang susunan tubuhnya lebih baik dengan mana manusia telah dikalahkan.

Susunan otak dan tubuh manusia kini tidak benar untuk dijadikan tanda kelebihannya daripada mahluk lain. Pada bagian-bagian tertentu anggota tubuh binatang bahkan lebih baik dan ingat… bangkai manusia malah lebih manakutkan daripada bangkai seekor binatang.

Diantara binatang ada yang sanggup mendengarkan suara supersonic atau juga suara yang bergetar lebih besar atau lebih kecil daripada frekuensi gelombang radio. Ada yang tau apakah itu..? hhh

Kemudian, diantara binatang ada yang memiliki penglihatan lebih tajam. Diwaktu malam gelap gulita ketika mana manusia terpaksa jalan mera-raba, bahkan butuh..butuh penerangan..hh,  tetapai binatang itu dapat berlari cepat dan menangkap mangsanya dengan cermat dan tangkas. Dia juga melihat mahluk abstrak yang tidak dapat dilihat mata manusia. Dalam hal ini setipa orang boleh memperhatikan kebenarannya pada hewan piaraan masing-masing.

Ihkwan fii diinillah…

Kalau hidung manusia dapat aktif dalam jarak maksimal 25 meter, tetapi binatang bisa mencium sesuatu dari jarak sejauh 3.000 meter dari arah datangnya angina.
Tentang ini tanyakan pada pemburu yang pandai.

Kalau manusia disebut invalid sewaktu matanya buta, tetapi semut yang hidup bergaul teratur dalam kelompok bangsanya dapat melihat dikegelapan dan dibawah tanah sekalipun.. dan sepertinya tanpa menggunakan indera mata untuk difungsikan.
Dalam hal ini pancaindera manusia telah dikalahkan oleh yang dimiliki semut.

Kalau manusia dikatakan mahluk social, tetapi manakah yang lebih social daripada semut, kemudian.. lebah, atau udang yang didupnya senantiasa damai makmur tanpa perbantahan dalam persukuannya?

Dan perhatikan pula keadaan cacing dalam tanah untuk bahan perbandingan terhadap diri manusia, bahkan binatang cacing masih dapat hidup setelah tubuhnya terpotong putus.

Contoh lain…
Kulit binatang beitupun perutnya, bahkan lebih tahan daripada yang dimiliki manusia. Kebanyakan binatang tahan dingin, kemudian.. tahan panas, tahan lapar, dan tahan derita melibihi kesanggupan manusi, tentang ini manusia pasti dikalahkan. Dan banyak lagi detail kelebihan binatang daripada manusia… maka.. dalam soal apa lagi hendak dikatakan manusia telah sempurna dalam evolusi fisiknya atau telah berada pada tingkat tertinggi?

Ikhwan fii dinillah…

Memang senantiasa adaaaa.. saja hajat tentang mana manusia tidak pernah merasa puas dengan kesombongannya, dengan ilmu pengetahuan yang ada padanya, semakin tinggi ilmu pengetahuan yang ada padanya, semakin tinggi ilmu tanpa bimbingan agama akan semakin hilang tempat berpijak dan tali bergantung dalam kehidupan diluar hukum ALLAH.

Apa yang kemarin dikatakan benar, kini ternyata tidak betul, dan besok harus diperbaiki lagi. Kekuatan otak manusia hanya mencapai hal-hal yang dekat dan konkrit secara dangkal dalam lingkungan hidup sehari-hari.

Mereka dinyatakan ALLAH sebagai mahluk ZALIM dan BODOH karena memiliki ilmu sangat minim sebagai terkandung pada ayat 17/85 dan 33/72, kecuali orang-orang beriman dan menjalani tatahidup secara giat sesuai dengan hukum ALLAH terutama pada ayat 3/39.

Ikhwan fii dinillah…

Lalu bagaimana kedudukan manusia selaku mahluk tertinggi yang hidup dipermukaan planet bumi yang kita pijak ini…?

Ikhwan fii dinillah… Ada baiknya kita simak beberapa ayat berikut ini…

__((Lihat Redaksi Ayat))__

[22/73] Wahai manusia, telah dicontohkan perumpamaan, maka dengarkanlah dia. Bahwa selain Allah yang kamu seru, tidak dapat menciptakan seekor lalat walaupun mereka berkumpul untuk itu. Jika lalat merampas sesuatu dari mereka, tidaklah mereka dapat merebutnya kembali, memang lemah yang meminta dan yang diminta. (14/24, 16/20, 21/43)

[35/28] Dan dari manusia dan makhluk berjiwa serta ternak, berbeda warnanya seperti itu. Bahwa yang takut pada Allah dari hamba-hamba-NYA ialah para sarjana, bahwa Allah mulia lagi pengampun. (26/197, 41/3, 44/32)

[38/2] Malah orang-orang kafir itu dalam kemuliaan dan perpecahan. (6/157, 17/82, 22/53)

[49/13] Wahai manusia, bahwa KAMI menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan, dan KAMI jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Bahwa kamu yang lebih mulia pada Allah ialah kamu lebih insyaf. Allah mengetahui lagi pemberi kabar. (4/1, 6/133, 30/22)

Ikhwan fii diinillah…

Dari maksud ayat-ayat suci tersebut jelaslah bahwa ALLAH sengaja dengan kehendakNYA menciptkan segala yang hidup berjiwa kini dalam berbagai bentuk, bangsa, dan warna, bergolongan pada kelompok masing-masing.

Namum di antara manusia masih saja menganggap dirinya tinggi dan mulia, padahal mereka selalu dalam perbantahan tentang ilmu dan perkara hidup. Mereka mengira sanggup menentukan nasib serta mengubah ciptaan ALLAH, padahal jikapun mereka berkumpul semuanya, tidaklah mereka akan sanggup mengambil apa yang telah dirampas oleh seekor lalat dari diri mereka, apalagi mewujudkan lalat yang kecil dan sebagainya.

Namum yang takut pada ALLAH ialah para sarjana sedangkan yang lebih mulia adalah yang lebih insaf tentang hidupnya menurut hukum Islam. Ketentuan ALLAH yang tercantum pada ayat  35/28 dan 49/13 mengenai sarjana dan yang insaf memang saling berkaitan. Bahwa yang sebenarnya sarjana ialah orang berilmu di dunia kini dan dia takut pada ALLAH menurut hukumNYA. Sebaliknya walaupun seorang sudah mendapat predikat sarjana tetapi tidak menganut agama Islam maka orang itu bukanlah sarjana, bukanlah dia memiliki ilmu pengetahuan yang benar pada hakikatnya.

Kemudian itu yang lebih mulia di antara para sarjana Islam itu ialah yang lebih insaf tentang riwayat hidupnya di dunia kini dan di akhirat nanti. Terhadap orang-orang beriman inilah berlakunya ketentuan ALLAH sebagai yang dimaksudkan pada ayat 3/139.
Ÿwur

__((Lihat Redaksi Ayat))__

[3/139] Janganlah merasa lemah dan jangan duka cita, kamu lebih tinggi jika kamu beriman.(30/30, 47/35, 95/6).

Ikwan……….

Ketentuan ALLAH yang termuat pada ayat suci itu memang berupa tantangan bagi para sarjana bukan Islam karena ketentuan ALLAH demikian adalah sesungguhnya benar dan logis karenanya, janganlah berkecil hati jika kita termasuk orang-orang beriman.

Dan… diakhir khotbah ini… dengan sinyalemen yang terkandung pada beberapa ayat suci itu, kiranya terjawab apa yang sebenarnya tanda-tanda yang menentukan kedudukan tertinggi pada manusia selaku mahluk hidup dimuka planet bumi ini, dengan kesimpulannya bahwa manusia itu :
1. Mempunya keimanan menurut hukum Islam,
2. Memiliki keilmuan tentang fisika dunia berkelanjutan, dan
3. Punya naluri keinsyafan yang meluas tentang hidup dirinya, BUKAN pula karena dia memiliki otak, apalagi sebagai hasil evolusi menurut kaum naturalis.

أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْنَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ

Khutbah Kedua:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَكَفَى وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى النَّبِيِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، أَمَّا بَعْدُ:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
اللهم افتح بيننا وبين قومنا بالحق وأنت خير الفاتحين.
اللهم إنا نسألك علما نافعا ورزقا طيبا وعملا متقبلا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Over View

PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH

(Nana Masrur) Kompetensi Dasar : Mampu Menguraikan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di Madrasah Indikator : Madrasah dan Perkemb...