Isteri Nabi Noah adalah seorang perempuan yang kafir tercatat pada ayat 66:10. Perempuan itu ikut karam bersama orang-orang kafir lainnya, dan anaknya ikut pulakaram seperti disebutkan pada ayat 11:45. Anak itu baru beranjak remaja dan Noah menyangkanya akan beriman pada Allah, dari itu Noah menuntut dan bertanya tentang anaknya itu. Tetapi Tuhan telah menentukan pemuda itu akan kafir dan harus ikut karam bersama ibunya.
Dalam kisah sejarah hidup keluarga Noah terdapatlah suatu rahasia bahwa sikap seorang ibu sangat berpengaruh pada anaknya melebihi sikap seorang ayah. Anak itu mencintai ibunya hingga dalam keadaan yang sangat gawat dia masih berfihak pada orang yang dicintainya, dan hal itu ditebus oleh anak Noah dengan jiwanya sendiri, dinyatakan oleh ayat 11:43. Dalam hal inilah Noah keliru karena itu dia bertanya pada Tuhannya.
Perahu Noah hanya memuat beberapa orang Mukmin yang tidak disebutkan jumlahnya begitu pula segala yang hidup berparu-paru berpasang-pasangan. Berapa lama perahu itu terapung di atas air tidaklah diterangkan tetapi kemudian mendarat di suatu tempat yang oleh ayat 11:44 dinamakan "Juudi".
(Al-Mu'minūn):27
Lalu Kami wahyukan kepadanya: "Buatlah bahtera di bawah penilikan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami telah datang dan tanur telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap (jenis), dan (juga) keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa azab) di antara mereka. Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim, karena sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.
...
ADTJI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar