Pada itu setiap sikap dan perbuatan selalu menemui akibat (SABABA) yang sesungguhnya logis sesuai dengan hukum kausalita yang dijanjikan ALLAH, dan sesuatunya itu akan mereka temui pula di Akhirat nanti selaku risiko yang harus dipertanggungjawabkan. Walaupun risiko itu datangnya mendadak dan sekaligus.
Tersebab (manusia) dengan adanya (Risiko Insaniah), yaitu balasan bagi sikap dan tindakan manusia terhadap statusnya sebagai ciptaan lebih mulia di antara semua ciptaan lainnya di dunia kini, berasal dari satu diri, bukan hasil evolusi monyet..!! maka (manusia) diuji dengan statusnya demikian hingga benar-benar melebihi tingkat derajat hewan ternak dan makhluk lainnya, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap rumah tangganya dan masyarakat lingkungan di daerah tempat tinggalnya.
Tetapi... ALLAH menyatakan banyak di antara manusia itu bahkan menjadi lebih rendah daripada hewan ternak tanpa moral, tanpa rencana laba rugi dalam kehidupan..!!
Demikian halnya Risiko Alamiah yang ada pada diri (manusia), yaitu balasan bagi sikap dan tindakan manusia terhadap benda-benda konkrit yang diberikan kepadanya di dunia kini baik secara percuma maupun selaku upah jasa. Manusia diuji dan harus bertanggung jawab tentang bagaimana mendapatkan, menguasai, memperlakukan, dan mempergunakan setiap yang dia peroleh.
Tentang ini ALLAH menyatakan bahwa semua yang ada di permukaan ataupun dalam perut Buni sengaja diciptakan untuk kebutuhan manusia, termasuk dalam hal ini istri atau suami serta keturunan keluarga.
Agar tidak tergolong orang-orang merugi di Akhirat nanti, dan untuk mendapat kebaikan di dunia kini begitupun di Hari kiamat, maka orang hendaklah selalu mawas diri dalam menjalani hidupnya. Suatu cara yang sempurna, praktis, tanpa ragu ialah mematuhi hukum ALLAH sendiri yang memang menciptakan segalanya untuk kehidupan manusia penuh ujian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar