STRATA AL-INSAN DALAM ISLAM


Jika mereka katakan manusia kini telah sempurna kejadiannya, maka dalam hal apakah kesempurnaan itu? Dengan ukuran apakah atau dengan perbandingan apakah ditentukan kesempurnaan manusia kini? Tentulah mereka akan menjawab bahwa manusia telah sampai pada titik kesempurnaan sebab telah memiliki otak, akal, serta susunan tubuh yang elok harmonis, namun mereka sengaja melupakan hukum evolusi yang mereka canangkan harus mencakup keseluruhan organik hidup tanpa batas dan golongan. Padahal ALLAH hanya menyatakan pada Q.S. 17:70 bahwa manusia diberi kurnia di atas kebanyakan yang DIA ciptakan yaitu dengan menyerahkan semua benda alam konkrit ini untuk kebutuhan hidup seperti dimaksud dalam Q.S. 2:29, jadi bukan kesempurnaan wujud diri manusia itu sendiri.

Kalau manusia mempunyai mental dan otak, maka binatang juga memiliki keduanya, cuma tidak bermoral, karenanya binatang tidak diwajibkan ALLAH menjalankan hukum-hukum agama sebagai yang harus berlaku pada manusia. Pada bagian dan susunan tubuh lain, tidaklah benar bahwa manusia melebihi keadaan binatang. Hanya manusia itulah yang menyatakan dirinya lebih sempurna dan bersikap sombong, memberikan pertimbangan tidak adil, selalu berbuat untuk keuntungan sendiri. Demikian pula mereka katakan Bumi inilah yang hanya cocok untuk kehidupan dan bukan planet-planet lain, hanya Surya kitalah yang sedang besar dan panas, sedangkan bintang-bintang lain terlalu besar dan panas atau terlalu kecil dan kurang panas, dan sebagainya.
Kesempurnaan susunan tubuh manusia sangat relatif dan menyatakan dirinya sempurna menurut pandangan sendiri, padahal banyak binatang yang susunan tubuhnya lebih baik dengan mana manusia telah dikalahkan. Susunan otak dan tubuh manusia kini tidak benar untuk dijadikan tanda kelebihannya daripada makhluk lain. Pada bagian-bagian tertentu anggota tubuh binatang bahkan lebih baik, dan bangkai manusia malah lebih menakutkan daripada bangkai seekor binatang.
Perhatikanlah pernyataan ALLAH yang artinya:

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَـٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَـٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ ﴿١٧٩﴾
7:179. Sesungguhnya KAMI biarkan untuk Jahanam kebanyakan dari manusia dan jin, bagi mereka ada hati yang mereka tidak memahami dengannya, dan bagi mereka ada mata yang mereka tidak melihat dengannya, dan bagi mereka ada telinga yang mereka tidak mendengar dengannya. Itulah yang seperti ternak bahkan mereka lebih sesat. Itulah orang-orang lengah.
أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ ۚ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ ۖ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا ﴿٤٤
25:44. Apakah engkau kira bahwa kebanyakan mereka mendengar atau memikirkan? Mereka hanyalah seperti ternak bahkan lebih sesat dalam garis hukum.

Di antara binatang ada yang sanggup mendengar suara supersonic atau juga suara yang bergetar lebih besar atau lebih kecil daripada frekuensi gelombang radio. Instrumen pertama dipakai untuk ini ialah yang dinamakan dengan Galton's Whistle yaitu alat yang membuktikan bahwa anjing dan kucing bisa mendengar suara-suara yang tidak dapat didengar telinga manusia. Di antara binatang ada yang memiliki penglihatan lebih tajam, di waktu malam gelap gulita ketika mana manusia terpaksa jalan meraba-raba tetapi binatang itu dapat berlari cepat dan menangkap mangsanya dengan cermat dan tangkas. Dia juga melihat makhluk abstrak yang tidak dapat dilihat mata manusia. Dalam hal ini setiap orang boleh memperhatikan kebenarannya pada hewan piaraan masing-masing.
Kalau hidung manusia dapat aktif dalam jarak maksimal 25 meter,  tetapi binatang bisa mencium sesuatu dari jarak sejauh 3.000 meter dari arah datangnya angin. Tentang ini tanyakanlah pada pemburu yang pandai. Kalau manusia disebut invalid sewaktu matanya buta, tetapi semut yang hidup bergaul teratur dalam kelompok bangsanya dapat melihat tanpa mata semenjak lahirnya. Dalam hal ini pancaindera manusia telah dikalahkan oleh yang dimiliki semut.
Kalau manusia dikatakan makhluk sosial, tetapi manakah yang lebih sosial daripada semut, lebah, atau udang yang hidupnya senantiasa damai makmur tanpa perbantahan dalam persukuannya? Dan perhatikan pula keadaan cacing dalam tanah untuk bahan perbandingan terhadap diri manusia, bahkan masih dapat hidup setelah tubuhnya terpotong putus.
Kulit binatang begitupun perutnya bahkan lebih tahan daripada yang dimiliki manusia. Kebanyakan binatang tahan dingin atau tahan panas, tahan lapar dan tahan derita melebihi kesanggupan manusia tentang mana manusia pasti dikalahkan. Banyak lagi detail kelebihan binatang daripada manusia maka dalam soal apa lagi hendak dikatakan dia telah sempurna dalam evolusi fisiknya atau telah berada pada tingkat tertinggi?
Dikatakan manusia adalah hasil evolusi dari binatang melalui cara mutasi, use and disuse, atau melalui natural selection, padahal nyatanya binatang memiliki alat pertahanan diri yang dibawanya semenjak lahir berbentuk taring, gading, tanduk, paruh, cakar, racun bisa, dan sebagainya bagi perlindungan diri dari serangan musuh atau untuk mengalahkan mangsa. Juga binatang lahir dengan membawa pakaian berbagai warna dan waterproof atau lain-lainnya untuk pertahanan diri dari serangan iklim. Semua itu tidak dimiliki manusia menurut kelahirannya.
Binatang yang diceraikan semenjak lahir dari suku bangsanya akan langsung memperlihatkan tingkah laku ibu bapaknya yang tidak pernah dilihatnya. Hal ini memberikan bukti bahwa makhluk hidup kini bukanlah menjalani evolusi menurut teori naturalis, tetapi semunya berlangsung menurut ketentuan ALLAH yang telah berlaku semenjak purbakala sampai pada hari terakhir kehidupan di dunia, waktu mana suatu bangsa makhluk tidak pernah berevolusi dan tidak akan menjelma jadi bangsa lainnya.
Kambing di Timur dan di Barat sama-sama membebek walaupun tiada yang mengajarnya. Laba-laba di London akan membuat jaring untuk tempat tinggal dan untuk tempat mencari makan dengan tingkah laku yang sama di seluruh zaman, bersamaan dengan apa yang dilakukan laba-laba yang lahir di Hawaii. Ayam di Port Darwin akan menciap dan lari melihat elang terbang di udara tanpa suatupun yang mengajarnya. Tiada seekor ayam pun merasa elang itu bangsanya atau temannya, bersamaan dengan perbuatan ayam yang lahir di Peking atau di Stalingrad. Kucing di Saudi Arabia akan mengeong dan mencuci muka dengan ludahnya menurut tingkah laku bersamaan pada kucing di Indonesia. Karenanya bagaimana pula orang dapat menyatakan bahwa semua itu berevolusi untuk perubahan yang lebih baik dan lebih modern daripada keadaannya bermula.
Kalau benar makhluk berevolusi melalui natural selection, kenapa manusia sendiri tidak memilih bertelur saja bagi pembiakan keturunan padahal unggas telah melakukannya lebih praktis? Kenapa manusia tidak memiliki racun untuk pertahanan diri sebagai dimiliki ular berbisa? Kenapa dia tidak memilih hidup di udara seperti burung? Dan kenapa manusia kini melakukan pembatasan kelahiran atau birth control sementara makhluk lain berkembang terus tanpa takut kurang makan bagi generasinya?
Memang senantiasa ada saja hajat tentang mana manusia tidak pernah merasa puas dengan ilmu pengetahuan yang ada padanya, semakin tinggi ilmu tanpa bimbingan agama akan semakin hilang tempat berpijak dan tali bergantung dalam kehidupan di luar hukum ALLAH. Apa yang kemarin dikatakan telah benar, kini ternyata tidak betul, dan besok harus diperbaiki lagi. Kekuatan otak manusia hanya mencapai hal-hal yang dekat dan konkrit secara dangkal dalam lingkungan hidup sehari-hari. Mereka dinyatakan ALLAH sebagai makhluk zalim dan bodoh karena memiliki ilmu sangat minim sebagai terkandung pada QS. 17:85 dan QS. 33:72, kecuali orang-orang beriman dan menjalani tatahidup secara giat sesuai dengan hukum ALLAH terutama pada QS. 3:139.
Perhatikan maksud ayat berikut :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ ۚ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ لَن يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ ۖ
 وَإِن يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَّا يَسْتَنقِذُوهُ مِنْهُ ۚ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ ﴿٧٣﴾
22:73. Wahai manusia, telah dicontohkan perumpamaan, maka berusahalah mendengarnya. Bahwa yang kamu seru selain ALLAH tidak dapat menciptakan seekor lalat walaupun mereka berkumpul untuk itu. Jika lalat telah merampas sesuatu dari mereka, tidaklah rnereka dapat merebutnya kembali. Memang lemah peminta itu dan yang diminta.

وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَ‌ٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ ﴿٢٨﴾
35:28. Dan dari manusia serta makhluk berjiwa dan ternak itu berbeda warna seperti demikian. Bahwa yang takut pada ALLAH dari hamba-hamba-NYA ialah para sarjana, bahwa ALLAH mulia lagi pengampun.
بَلِ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي عِزَّةٍ وَشِقَاقٍ ﴿٢﴾
38:2.  Tetapi orang-orang ingkar itu dalam kemuliaan dan perpecahan.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ ﴿١٣﴾
89:13. Wahai manusia, bahwa KAMI menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan, dan  KAMI jadikan kamu berlingkungan dan bergolongan agar kamu saling rnengenal. Bahwa yang lebih mulia di antara kamu pada ALLAH ialah yang lebih insaf. Bahwa ALLAH mengetahui lagi memberi kabar.

Dari maksud Ayat-ayat Suci tersebut jelaslah bahwa ALLAH sengaja menciptakan segala yang hidup berjiwa kini dalam berbagai bentuk, bangsa, dan warna, bergolongan pada kelompok masing-masing. Tiada satupun yang jadi hasil evolusi. Namun di antara kaum naturalis masih saja menganggap dirinya tinggi dan mulia, padahal mereka selalu dalam perbantahan tentang ilmu dan hidup. Mereka mengira sanggup menentukan nasib serta mengubah ciptaan ALLAH, padahal jikapun mereka berkumpul semuanya, tidaklah mereka akan sanggup mengambil kembali apa yang telah dirampas oleh seekor lalat dari diri mereka, apalagi mewujudkan lalat dan sebagainya.
Namun yang takut pada ALLAH ialah para sarjana sedangkan yang lebih mulia adalah yang lebih insaf tentang hidupnya menurut hukum Islam. Ketentuan ALLAH yang tercantum pada QS. 35:28 dan QS. 49:13 mengenai sarjana dan yang insaf memang saling berkaitan. Bahwa yang sebenarnya sarjana ialah orang berilmu di dunia kini dan dia takut pada ALLAH menurut hukum-NYA. Sebaliknya walaupun seorang sudah mendapat predikat sarjana tetapi tidak beriman, maka orang itu bukanlah sarjana, bukanlah dia memiliki ilmu pengetahuan yang benar pada hakekatnya. Kemudian itu, yang lebih mulia di antara para sarjana Islam itu ialah yang lebih insaf tentang riwayat hidupnya di dunia kini dan di Akhirat nanti. Terhadap orang-orang beriman inilah berlakunya ketentuan ALLAH sebagai yang dimaksudkan pada Ayat:

وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ ﴿١٣٩﴾
3:139. Jangan merasa rendah dan janganlah duka cita, kamu lebih tinggi kalau kamu beriman.

Jadi manusia diberi ALLAH hati atau mental. Mental ini harus digunakan untuk berfikir tentang laba rugi dalam hidup. Berpikir laba rugi inilah yang dimaksud dengan moral menurut istilah masyarakat umum. Moral begini tidak diberikan ALLAH kepada makhluk konkrit lainnya, karenanya mereka hidup tanpa ujian, dan mereka hanya diciptakan untuk kebutuhan hidup manusia yang diuji. Kalau diperinci wujud alam yang didapati di dunia, maka semuanya terbagi pada lima bagian, demikian pada konstruksi wujud itu, sebagai berikut ini:

Wujud Alam
   1. Ruh :
Yaitu yang datang dari ALLAH, waktu mana makhluk dikatakan hidup, dan dikatakan mati ketika wujud ruh itu kembali pada ALLAH.
   2. Fisik : 
Yaitu tubuh konkrit yang memiliki ukuran berat dan ukuran besar.
   3. Aktivitas :
Yaitu tindak konkrit, defensif atau ofensif, juga gerak pada pertumbuhan dan perubahan.
   4. Mental :
Yaitu hati atau tubuh abstrak yang merasa duka, suka, cinta, benci, dan sakit, senang.
   5. Moral :
Yaitu tindak batin atau abstrak untuk rencana laba, rugi, berujung dengan risiko.

Konstruksi Wujud Alam
A. Manusia :
Yaitu yang memiliki ruh, fisik, aktivitas, mental, moral, dan jadi konstruksi alam tertinggi karena memiliki moral yang berujung dengan risiko bagi ujian hidup. Manusia memiliki lima wujudalam.
B. Hewan :
Yaitu yang memiliki ruh, fisik, aktivitas, dan mental tanpa moral. Demikian dia mempunyai otak tanpa rencana laba rugi. Hidupnya tidak dalam ujian, dan karenanya hewan tidak berusaha mengubah keadaan di sepanjang zaman. Hewan memiliki empat wujud alam.
C. Jin :
Yaitu yang memiliki ruh, mental, dan moral berujung dengan risiko bagi ujian hidup. Karenanya jin itu ada yang beriman dan ada pula yang kafir. Jin memiliki tiga wujud alam.
D. Malekat :
Yaitu yang memiliki ruh dan mental, tanpa moral. Demikian   dia patuh dengan keadaan yang sama di sepanjang zaman. Malekat memiliki dua wujud alam.
E. Materi :
Yaitu benda jumud, memiliki fisik dan aktivitas dalam pertumbuhan dan perubahan, tanpa ruh, tanpa mental, dan tanpa moral. Materi memiliki dua wujud alam.

Pada semua wujud dan konstruksi alam ini terkandung ketentuan tersendiri dari ALLAH, baik dia atom di ujung pena, maupun bintang di angkasa, begitupun pada manusia dan jin dengan segala bangsa-bangsanya Semuanya berumur, berkeadaan dan bernasib yang telah digariskan ALLAH. Tentang ini perhatikan maksud QS. 54:49, 57:22, dan 76:30
Di antara lima macam konstruksi wujud alam tadi hanya manusia dan jin yang hidupnya diuji didunia kini. Karena itu kedua makhluk ini diberi moral untuk pertimbangan laba rugi, semua geraknya berujung dengan risiko. Khusus untuk manusia ialah sebagai berikut:

Risiko Alamiah :      
Yaitu tanggung jawab sebagai penguasa Bumi dengan segala  isinya dan udaranya, QS. 2:29, dan risiko ini mungkin diterimanya di dunia kini tetapi pasti ditemuinya di Akhirat nanti,
Risiko Insaniah :
Yaitu tanggung jawab makhluk tertinggi dengan moral untuk laba rugi dalam setiap geraknya. Risiko ini diterimanya dalam hubungannya dengan masyarakat kini dan pasti diberikan kepadanya di Akhirat nanti, QS. 3:112.
Risiko Ilmiah :
Yaitu tanggung jawab diri yang diberi ilmu pengetahuan baik melalui kegiatan penyelidikan, maupun melalui Kitab Suci ALLAH yang disampaikan kepadanya. Risiko ini akan menjuruskannya kepada Surga atau Neraka di Akhirat nanti QS. 103:2 - 3.
Perhatikan maksud ayat ini :

يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي وَيُنذِرُونَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَـٰذَا ۚ قَالُوا شَهِدْنَا عَلَىٰ أَنفُسِنَا ۖ وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَشَهِدُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُوا كَافِرِينَ ﴿١٣٠﴾
6:130. Wahai masyarakat jin dan manusia, apakah tidak datang padamu Rasul-rasul dari bangsamu yang menceritakan atasmu Ayat-ayat-KU, serta memberi peringatan padamu tentang Hari ini? Mereka berkata: "Kami telah membuktikan apa-apa atas diri kami." Dan kehidupan di dunia memperdaya mereka, dan mereka membuktikan atas diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang kafir.
وَكَذَ‌ٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لِّتُنذِرَ أُمَّ الْقُرَىٰ وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لَا رَيْبَ فِيهِ ۚ فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ ﴿٧﴾
42:7. Seperti itulah KAMI wahyukan kepada engkau Alquran berbahasa Arab agar engkau peringatkan pada penduduk ibu negeri dan orang-orang sekelilingnya, serta engkau peringatkan tentang Hari berkumpul yang tiada keraguan padanya. Sebahagian dalam Surga dan sebahagian dalam tempat Pembakaran.

Maka dengan sinyalemen yang terkandung pada beberapa Ayat Suci diatas, kiranya terjawablah apa sebenarnya tanda-tanda yang menentukan kedudukan tertinggi pada manusia selaku makhluk hidup di muka planet Bumi ini, yaitu keimanan menurut hukum Islam, keilmuan tentang fisika dunia berkelanjutan, dan keinsafan meluas tentang hidup dirinya. Bukanlah ketinggian manusia itu didasarkan atas susunan wujud dirinya, bukan pula karena dia memiliki otak, apalagi sebagai hasil evolusi, menurut naturalis. Untuk jelasnya dan sebagai akhir dari pokok bahasan berkait dengan STRATA AL-INSAN DALAM ISLAM, perhatikan keterangan Alquran tentang masalah yang sedang diperbincangkan ini:

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا ﴿٧٠﴾
17:70Sesungguhnya KAMI muliakan anak-anak Adam, dan KAMI bawa mereka di darat dan di lautan, serta KAMI beri mereka rizki dari yang baik-baik, dan KAMI kurniai mereka dengan kurnia di atas kebanyakan dari yang KAMI ciptakan.
أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَـٰكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ ﴿٤٦﴾
22:46. Tidakkah mereka berjalan di Bumi? pada mereka ada hati untuk berfikir dengannya atau telinga untuk mendengar dengannya. Bahwasanya yang buta bukanlah pemandangan tetapi yang buta ialah hati yang dalam dada.
وَلَقَدْ مَكَّنَّاهُمْ فِيمَا إِن مَّكَّنَّاكُمْ فِيهِ وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَأَبْصَارًا وَأَفْئِدَةً فَمَا أَغْنَىٰ عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلَا أَبْصَارُهُمْ وَلَا أَفْئِدَتُهُم مِّن شَيْءٍ إِذْ كَانُوا يَجْحَدُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ ﴿٢٦﴾
46:26. Sesungguhnya KAMI telah menempatkan mereka pada apa yang KAMI menempatkan kamu, dan KAMI jadikan untuk mereka pendengaran dan pemandangan dan mental. Maka tidaklah membantu mereka pendengaran dan pemandangan dan mental mereka itu suatu juga ketika menantang pada Ayat-ayat ALLAH, dan jadi logislah pada mereka apa yang telah mereka perolokkan.
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ ﴿٤﴾
95:4. Sesungguhnya KAMI ciptakan manusia pada perwujudan yang lebih baik.
ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ ﴿٥﴾
95:5. Kemudian KAMI kembalikan dia pada kerendahan yang rebih rendah.
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ ﴿٦﴾
95:6. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, maka untuk mereka upah yang tidak dibatasi.


___________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Over View

PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH

(Nana Masrur) Kompetensi Dasar : Mampu Menguraikan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di Madrasah Indikator : Madrasah dan Perkemb...