Jika mereka
katakan manusia kini telah sempurna kejadiannya, maka dalam hal apakah
kesempurnaan itu? Dengan ukuran apakah atau dengan perbandingan apakah
ditentukan kesempurnaan manusia kini? Tentulah mereka akan menjawab bahwa
manusia telah sampai pada titik kesempurnaan sebab telah memiliki otak, akal,
serta susunan tubuh yang elok harmonis, namun mereka sengaja melupakan hukum
evolusi yang mereka canangkan harus mencakup keseluruhan organik hidup tanpa
batas dan golongan. Padahal ALLAH hanya menyatakan pada Q.S. 17:70 bahwa
manusia diberi kurnia di atas kebanyakan yang DIA ciptakan yaitu dengan
menyerahkan semua benda alam konkrit ini untuk kebutuhan hidup seperti dimaksud
dalam Q.S. 2:29, jadi bukan kesempurnaan wujud diri manusia itu sendiri.
Kalau
manusia mempunyai mental dan otak, maka binatang juga memiliki keduanya, cuma
tidak bermoral, karenanya binatang tidak diwajibkan ALLAH menjalankan
hukum-hukum agama sebagai yang harus berlaku pada manusia. Pada bagian dan
susunan tubuh lain, tidaklah benar bahwa manusia melebihi keadaan binatang.
Hanya manusia itulah yang menyatakan dirinya lebih sempurna dan bersikap
sombong, memberikan pertimbangan tidak adil, selalu berbuat untuk keuntungan
sendiri. Demikian pula mereka katakan Bumi inilah yang hanya cocok untuk
kehidupan dan bukan planet-planet lain, hanya Surya kitalah yang sedang besar
dan panas, sedangkan bintang-bintang lain terlalu besar dan panas atau terlalu
kecil dan kurang panas, dan sebagainya.
Kesempurnaan
susunan tubuh manusia sangat relatif dan menyatakan dirinya sempurna menurut
pandangan sendiri, padahal banyak binatang yang susunan tubuhnya lebih baik
dengan mana manusia telah dikalahkan. Susunan otak dan tubuh manusia kini tidak
benar untuk dijadikan tanda kelebihannya daripada makhluk lain. Pada
bagian-bagian tertentu anggota tubuh binatang bahkan lebih baik, dan bangkai
manusia malah lebih menakutkan daripada bangkai seekor binatang.
Perhatikanlah
pernyataan ALLAH yang artinya:
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ
وَالْإِنسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا
يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَـٰئِكَ
كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَـٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ ﴿١٧٩﴾
7:179. Sesungguhnya
KAMI biarkan untuk Jahanam kebanyakan dari manusia dan jin, bagi mereka ada
hati yang mereka tidak memahami dengannya, dan bagi mereka ada mata yang mereka
tidak melihat dengannya, dan bagi mereka ada telinga yang mereka tidak
mendengar dengannya. Itulah yang seperti ternak bahkan mereka lebih sesat.
Itulah orang-orang lengah.
أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ
يَعْقِلُونَ ۚ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ ۖ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا ﴿٤٤﴾
25:44. Apakah engkau
kira bahwa kebanyakan mereka mendengar atau memikirkan? Mereka hanyalah seperti
ternak bahkan lebih sesat dalam garis hukum.
Di antara
binatang ada yang sanggup mendengar suara supersonic atau juga suara yang
bergetar lebih besar atau lebih kecil daripada frekuensi gelombang radio.
Instrumen pertama dipakai untuk ini ialah yang dinamakan dengan Galton's
Whistle yaitu alat yang membuktikan bahwa anjing dan kucing bisa mendengar
suara-suara yang tidak dapat didengar telinga manusia. Di antara binatang ada
yang memiliki penglihatan lebih tajam, di waktu malam gelap gulita ketika mana
manusia terpaksa jalan meraba-raba tetapi binatang itu dapat berlari cepat dan
menangkap mangsanya dengan cermat dan tangkas. Dia juga melihat makhluk abstrak
yang tidak dapat dilihat mata manusia. Dalam hal ini setiap orang boleh
memperhatikan kebenarannya pada hewan piaraan masing-masing.
Kalau hidung
manusia dapat aktif dalam jarak maksimal 25 meter, tetapi binatang bisa mencium sesuatu dari
jarak sejauh 3.000 meter dari arah datangnya angin. Tentang ini tanyakanlah
pada pemburu yang pandai. Kalau manusia disebut invalid sewaktu matanya buta,
tetapi semut yang hidup bergaul teratur dalam kelompok bangsanya dapat melihat
tanpa mata semenjak lahirnya. Dalam hal ini pancaindera manusia telah
dikalahkan oleh yang dimiliki semut.
Kalau
manusia dikatakan makhluk sosial, tetapi manakah yang lebih sosial daripada
semut, lebah, atau udang yang hidupnya senantiasa damai makmur tanpa
perbantahan dalam persukuannya? Dan perhatikan pula keadaan cacing dalam tanah
untuk bahan perbandingan terhadap diri manusia, bahkan masih dapat hidup
setelah tubuhnya terpotong putus.
Kulit
binatang begitupun perutnya bahkan lebih tahan daripada yang dimiliki manusia.
Kebanyakan binatang tahan dingin atau tahan panas, tahan lapar dan tahan derita
melebihi kesanggupan manusia tentang mana manusia pasti dikalahkan. Banyak lagi
detail kelebihan binatang daripada manusia maka dalam soal apa lagi hendak
dikatakan dia telah sempurna dalam evolusi fisiknya atau telah berada pada
tingkat tertinggi?
Dikatakan
manusia adalah hasil evolusi dari binatang melalui cara mutasi, use and disuse,
atau melalui natural selection, padahal nyatanya binatang memiliki alat
pertahanan diri yang dibawanya semenjak lahir berbentuk taring, gading, tanduk,
paruh, cakar, racun bisa, dan sebagainya bagi perlindungan diri dari serangan
musuh atau untuk mengalahkan mangsa. Juga binatang lahir dengan membawa pakaian
berbagai warna dan waterproof atau lain-lainnya untuk pertahanan diri dari serangan
iklim. Semua itu tidak dimiliki manusia menurut kelahirannya.
Binatang
yang diceraikan semenjak lahir dari suku bangsanya akan langsung memperlihatkan
tingkah laku ibu bapaknya yang tidak pernah dilihatnya. Hal ini memberikan
bukti bahwa makhluk hidup kini bukanlah menjalani evolusi menurut teori
naturalis, tetapi semunya berlangsung menurut ketentuan ALLAH yang telah
berlaku semenjak purbakala sampai pada hari terakhir kehidupan di dunia, waktu
mana suatu bangsa makhluk tidak pernah berevolusi dan tidak akan menjelma jadi
bangsa lainnya.
Kambing di
Timur dan di Barat sama-sama membebek walaupun tiada yang mengajarnya.
Laba-laba di London akan membuat jaring untuk tempat tinggal dan untuk tempat
mencari makan dengan tingkah laku yang sama di seluruh zaman, bersamaan dengan
apa yang dilakukan laba-laba yang lahir di Hawaii. Ayam di Port Darwin akan
menciap dan lari melihat elang terbang di udara tanpa suatupun yang
mengajarnya. Tiada seekor ayam pun merasa elang itu bangsanya atau temannya,
bersamaan dengan perbuatan ayam yang lahir di Peking atau di Stalingrad. Kucing
di Saudi Arabia akan mengeong dan mencuci muka dengan ludahnya menurut tingkah
laku bersamaan pada kucing di Indonesia. Karenanya bagaimana pula orang dapat
menyatakan bahwa semua itu berevolusi untuk perubahan yang lebih baik dan lebih
modern daripada keadaannya bermula.
Kalau benar
makhluk berevolusi melalui natural selection, kenapa manusia sendiri tidak
memilih bertelur saja bagi pembiakan keturunan padahal unggas telah
melakukannya lebih praktis? Kenapa manusia tidak memiliki racun untuk
pertahanan diri sebagai dimiliki ular berbisa? Kenapa dia tidak memilih hidup
di udara seperti burung? Dan kenapa manusia kini melakukan pembatasan kelahiran
atau birth control sementara makhluk lain berkembang terus tanpa takut kurang
makan bagi generasinya?
Memang
senantiasa ada saja hajat tentang mana manusia tidak pernah merasa puas dengan
ilmu pengetahuan yang ada padanya, semakin tinggi ilmu tanpa bimbingan agama
akan semakin hilang tempat berpijak dan tali bergantung dalam kehidupan di luar
hukum ALLAH. Apa yang kemarin dikatakan telah benar, kini ternyata tidak betul,
dan besok harus diperbaiki lagi. Kekuatan otak manusia hanya mencapai hal-hal
yang dekat dan konkrit secara dangkal dalam lingkungan hidup sehari-hari.
Mereka dinyatakan ALLAH sebagai makhluk zalim dan bodoh karena memiliki ilmu
sangat minim sebagai terkandung pada QS. 17:85 dan QS. 33:72,
kecuali orang-orang beriman dan menjalani tatahidup secara giat sesuai dengan
hukum ALLAH terutama pada QS. 3:139.
Perhatikan maksud
ayat berikut :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ
فَاسْتَمِعُوا لَهُ ۚ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ لَن يَخْلُقُوا
ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ ۖ
وَإِن يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ
شَيْئًا لَّا يَسْتَنقِذُوهُ مِنْهُ ۚ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ ﴿٧٣﴾
22:73. Wahai manusia,
telah dicontohkan perumpamaan, maka berusahalah mendengarnya. Bahwa yang kamu
seru selain ALLAH tidak dapat menciptakan seekor lalat walaupun mereka
berkumpul untuk itu. Jika lalat telah merampas sesuatu dari mereka, tidaklah
rnereka dapat merebutnya kembali. Memang lemah peminta itu dan yang diminta.
وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ
وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ
مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ ﴿٢٨﴾
35:28. Dan dari
manusia serta makhluk berjiwa dan ternak itu berbeda warna seperti demikian.
Bahwa yang takut pada ALLAH dari hamba-hamba-NYA ialah para sarjana, bahwa
ALLAH mulia lagi pengampun.
بَلِ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي عِزَّةٍ
وَشِقَاقٍ ﴿٢﴾
38:2. Tetapi orang-orang ingkar itu dalam
kemuliaan dan perpecahan.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم
مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ
أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ ﴿١٣﴾
89:13. Wahai manusia,
bahwa KAMI menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan, dan KAMI jadikan kamu berlingkungan dan
bergolongan agar kamu saling rnengenal. Bahwa yang lebih mulia di antara kamu
pada ALLAH ialah yang lebih insaf. Bahwa ALLAH mengetahui lagi memberi kabar.
Dari maksud
Ayat-ayat Suci tersebut jelaslah bahwa ALLAH sengaja menciptakan segala yang
hidup berjiwa kini dalam berbagai bentuk, bangsa, dan warna, bergolongan pada
kelompok masing-masing. Tiada satupun yang jadi hasil evolusi. Namun di antara
kaum naturalis masih saja menganggap dirinya tinggi dan mulia, padahal mereka
selalu dalam perbantahan tentang ilmu dan hidup. Mereka mengira sanggup
menentukan nasib serta mengubah ciptaan ALLAH, padahal jikapun mereka berkumpul
semuanya, tidaklah mereka akan sanggup mengambil kembali apa yang telah
dirampas oleh seekor lalat dari diri mereka, apalagi mewujudkan lalat dan
sebagainya.
Namun yang
takut pada ALLAH ialah para sarjana sedangkan yang lebih mulia adalah yang
lebih insaf tentang hidupnya menurut hukum Islam. Ketentuan ALLAH yang
tercantum pada QS. 35:28 dan QS. 49:13 mengenai sarjana dan yang
insaf memang saling berkaitan. Bahwa yang sebenarnya sarjana ialah orang
berilmu di dunia kini dan dia takut pada ALLAH menurut hukum-NYA. Sebaliknya
walaupun seorang sudah mendapat predikat sarjana tetapi tidak beriman, maka
orang itu bukanlah sarjana, bukanlah dia memiliki ilmu pengetahuan yang benar
pada hakekatnya. Kemudian itu, yang lebih mulia di antara para sarjana Islam
itu ialah yang lebih insaf tentang riwayat hidupnya di dunia kini dan di
Akhirat nanti. Terhadap orang-orang beriman inilah berlakunya ketentuan ALLAH sebagai
yang dimaksudkan pada Ayat:
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنتُمُ
الْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ ﴿١٣٩﴾
3:139. Jangan merasa
rendah dan janganlah duka cita, kamu lebih tinggi kalau kamu beriman.
Jadi manusia
diberi ALLAH hati atau mental. Mental ini harus digunakan untuk berfikir
tentang laba rugi dalam hidup. Berpikir laba rugi inilah yang dimaksud dengan
moral menurut istilah masyarakat umum. Moral begini tidak diberikan ALLAH
kepada makhluk konkrit lainnya, karenanya mereka hidup tanpa ujian, dan mereka
hanya diciptakan untuk kebutuhan hidup manusia yang diuji. Kalau diperinci wujud
alam yang didapati di dunia, maka semuanya terbagi pada lima bagian, demikian
pada konstruksi wujud itu, sebagai berikut ini:
1. Ruh :
Yaitu yang
datang dari ALLAH, waktu mana makhluk dikatakan hidup, dan dikatakan mati
ketika wujud ruh itu kembali pada ALLAH.
2. Fisik :
Yaitu tubuh
konkrit yang memiliki ukuran berat dan ukuran besar.
3. Aktivitas :
Yaitu tindak
konkrit, defensif atau ofensif, juga gerak pada pertumbuhan dan perubahan.
4. Mental :
Yaitu hati
atau tubuh abstrak yang merasa duka, suka, cinta, benci, dan sakit, senang.
5. Moral :
Yaitu tindak
batin atau abstrak untuk rencana laba, rugi, berujung dengan risiko.
Konstruksi Wujud Alam
A. Manusia :
Yaitu yang
memiliki ruh, fisik, aktivitas, mental, moral, dan jadi konstruksi alam
tertinggi karena memiliki moral yang berujung dengan risiko bagi ujian hidup.
Manusia memiliki lima wujudalam.
B. Hewan :
Yaitu yang
memiliki ruh, fisik, aktivitas, dan mental tanpa moral. Demikian dia mempunyai
otak tanpa rencana laba rugi. Hidupnya tidak dalam ujian, dan karenanya hewan
tidak berusaha mengubah keadaan di sepanjang zaman. Hewan memiliki empat wujud
alam.
C. Jin :
Yaitu yang
memiliki ruh, mental, dan moral berujung dengan risiko bagi ujian hidup.
Karenanya jin itu ada yang beriman dan ada pula yang kafir. Jin memiliki tiga
wujud alam.
D. Malekat :
Yaitu yang
memiliki ruh dan mental, tanpa moral. Demikian
dia patuh dengan keadaan yang sama di sepanjang zaman. Malekat memiliki
dua wujud alam.
E. Materi :
Yaitu benda
jumud, memiliki fisik dan aktivitas dalam pertumbuhan dan perubahan, tanpa ruh,
tanpa mental, dan tanpa moral. Materi memiliki dua wujud alam.
Pada semua
wujud dan konstruksi alam ini terkandung ketentuan tersendiri dari ALLAH, baik
dia atom di ujung pena, maupun bintang di angkasa, begitupun pada manusia dan
jin dengan segala bangsa-bangsanya Semuanya berumur, berkeadaan dan bernasib
yang telah digariskan ALLAH. Tentang ini perhatikan maksud QS. 54:49, 57:22,
dan 76:30.
Di antara lima macam
konstruksi wujud alam tadi hanya manusia dan jin yang hidupnya diuji didunia
kini. Karena itu kedua makhluk ini diberi moral untuk pertimbangan laba rugi,
semua geraknya berujung dengan risiko. Khusus untuk manusia ialah sebagai
berikut:
Risiko Alamiah :
Yaitu tanggung jawab sebagai penguasa Bumi
dengan segala isinya dan udaranya, QS.
2:29, dan risiko ini mungkin diterimanya di dunia kini tetapi pasti
ditemuinya di Akhirat nanti,
Risiko Insaniah :
Yaitu tanggung jawab makhluk tertinggi
dengan moral untuk laba rugi dalam setiap geraknya. Risiko ini diterimanya
dalam hubungannya dengan masyarakat kini dan pasti diberikan kepadanya di
Akhirat nanti, QS. 3:112.
Risiko Ilmiah :
Yaitu tanggung jawab diri yang diberi ilmu
pengetahuan baik melalui kegiatan penyelidikan, maupun melalui Kitab Suci ALLAH
yang disampaikan kepadanya. Risiko ini akan menjuruskannya kepada Surga atau
Neraka di Akhirat nanti QS. 103:2 - 3.
Perhatikan maksud ayat ini :
يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ أَلَمْ
يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي وَيُنذِرُونَكُمْ
لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَـٰذَا ۚ قَالُوا شَهِدْنَا عَلَىٰ أَنفُسِنَا ۖ
وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَشَهِدُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ أَنَّهُمْ
كَانُوا كَافِرِينَ ﴿١٣٠﴾
6:130. Wahai
masyarakat jin dan manusia, apakah tidak datang padamu Rasul-rasul dari
bangsamu yang menceritakan atasmu Ayat-ayat-KU, serta memberi peringatan padamu
tentang Hari ini? Mereka berkata: "Kami telah membuktikan apa-apa atas
diri kami." Dan kehidupan di dunia memperdaya mereka, dan mereka
membuktikan atas diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang kafir.
وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْآنًا
عَرَبِيًّا لِّتُنذِرَ أُمَّ الْقُرَىٰ وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ
لَا رَيْبَ فِيهِ ۚ فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ ﴿٧﴾
42:7. Seperti itulah
KAMI wahyukan kepada engkau Alquran berbahasa Arab agar engkau peringatkan pada
penduduk ibu negeri dan orang-orang sekelilingnya, serta engkau peringatkan tentang
Hari berkumpul yang tiada keraguan padanya. Sebahagian dalam Surga dan
sebahagian dalam tempat Pembakaran.
Maka dengan
sinyalemen yang terkandung pada beberapa Ayat Suci diatas, kiranya terjawablah
apa sebenarnya tanda-tanda yang menentukan kedudukan tertinggi pada manusia
selaku makhluk hidup di muka planet Bumi ini, yaitu keimanan menurut hukum
Islam, keilmuan tentang fisika dunia berkelanjutan, dan keinsafan meluas
tentang hidup dirinya. Bukanlah ketinggian manusia itu didasarkan atas
susunan wujud dirinya, bukan pula karena dia memiliki otak, apalagi sebagai
hasil evolusi, menurut naturalis. Untuk jelasnya dan sebagai akhir dari pokok bahasan
berkait dengan STRATA AL-INSAN DALAM ISLAM, perhatikan keterangan Alquran
tentang masalah yang sedang diperbincangkan ini:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ
وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ
وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا ﴿٧٠﴾
17:70. Sesungguhnya KAMI muliakan anak-anak Adam,
dan KAMI bawa mereka di darat dan di lautan, serta KAMI beri mereka rizki dari
yang baik-baik, dan KAMI kurniai mereka dengan kurnia di atas kebanyakan dari
yang KAMI ciptakan.
أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ
لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا
تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَـٰكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ ﴿٤٦﴾
22:46. Tidakkah
mereka berjalan di Bumi? pada mereka ada hati untuk berfikir dengannya atau
telinga untuk mendengar dengannya. Bahwasanya yang buta bukanlah pemandangan
tetapi yang buta ialah hati yang dalam dada.
وَلَقَدْ مَكَّنَّاهُمْ فِيمَا إِن
مَّكَّنَّاكُمْ فِيهِ وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَأَبْصَارًا وَأَفْئِدَةً فَمَا
أَغْنَىٰ عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلَا أَبْصَارُهُمْ وَلَا أَفْئِدَتُهُم مِّن
شَيْءٍ إِذْ كَانُوا يَجْحَدُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُوا
بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ ﴿٢٦﴾
46:26. Sesungguhnya
KAMI telah menempatkan mereka pada apa yang KAMI menempatkan kamu, dan KAMI
jadikan untuk mereka pendengaran dan pemandangan dan mental. Maka tidaklah
membantu mereka pendengaran dan pemandangan dan mental mereka itu suatu juga
ketika menantang pada Ayat-ayat ALLAH, dan jadi logislah pada mereka apa yang
telah mereka perolokkan.
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ
تَقْوِيمٍ ﴿٤﴾
95:4. Sesungguhnya
KAMI ciptakan manusia pada perwujudan yang lebih baik.
ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ ﴿٥﴾
95:5. Kemudian KAMI
kembalikan dia pada kerendahan yang rebih rendah.
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ ﴿٦﴾
95:6. Kecuali
orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, maka untuk mereka upah yang tidak
dibatasi.
___________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar