Doktrin Hidup

Alquran menamakan agama dengan istilah "dien", selain Islam sebagai satu-satunya agama yang diakui ALLAH ada lagi berbagai agama lain yang dianut oleh manusia dalam kehidupan. Dengan agama itu mereka menyusun masyarakat di mana berlaku hukum dan pengabdian, nyatalah bahwa yang dikatakan agama atau dien itu adalah pengaturan dan pengabdian.

Menurut pengertian umum yang dimaksud dengan agama adalah ajaran khusus yang datang dari Tuhan di mana dicantumkan hukum muamalah dan ubudiyah, sebaliknya ajaran yang berdasarkan pengalaman dan pemikiran dinamakan orang falsafah, doktrin atau ideology di mana tidak termasuk cara ubudiyah. Tetapi jika orang memperhatikan dengan seksama akan didapatlah peramaan antara agama yang datang dari Tuhan dan doktrin yang disusun sendiri oleh manusia, pada keduanya terdapat unsur pengaturan. Jika agama mengandung unsur pengabdian yang harus dilakukan secara langsung maka doktrin juga mengandung unsur itu yang dilakukan secara tidak langsung. Suatu pengaturan haruslah dilaksanakan dengan kepatuhan dalam kehidupan bersama, maka kepatuhan itu sendiri adalah bahagian dari pengabdian, bagaimana pula suatu doktrin dapat berjalan lancar jika penganutnya tidak mengabdi pada pengaturan dalam doktrin itu.

Kini teranglah bahwa setiap doktrin atau sesuatu yang dinamakan falsafah hidup adalah agama dalam pengertian sebenarnya. Sebagai bukti orang dapat memperhatikan betapa banyaknya agama yang dianut dan berkembang di antara manusia Bumi, sebahagian besar tidak didasarkan atas Kitab Suci yang turun dari Tuhan dan tidak mengandung garis hukum hidup yang diredhai-NYA. Hal itu telah berlangsung semenjak purbakala di zaman prehistory bahwa ada golongan manusia yang melakukan penyembahan dengan cara tertentu didasarkan atas hasil pengalaman dan pemikiran semata, setengahnya dipusakai dari nenek moyangnya turun temurun.

Walaupun cara hidup begitu adalah tradisionil, adat kebiasaan yang dipusakai, setengahnya didasarkan atas dugaan belaka, tetapi semua itu adalah agama, atau doktrin. Berlakulah pengabdian terhadap pembesar, dewa, patung yang dianggap berkuasa. Disebut juga komunisme sebagai satu falsafah hidup di mana dinyatakan tuhan yang gaib itu tidak ada: seluruh benda alam ini mempunyai daya atau kekuatan. Kekuasaan hanyalah berada pada orang yang dapat memanfaatkan tenaga benda-benda itu :

وَقَالُوا مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَا إِلَّا الدَّهْرُ ۚ وَمَا لَهُم بِذَ‌ٰلِكَ مِنْ عِلْمٍ ۖ إِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ ﴿٢٤﴾

45/24. Dan mereka berkata : tidaklah semua ini malah kehidupan kita di dunia, kita mati dan kita hidup, dan tidaklah yang membinasakan kita hanyalah waktu. Padahal tiadalah bagi rnereka atas yang demikian itu suatu ilmu malah mereka hanya menduga-duga.




Kita percaya bahwa akan ada pertanyaan : bagaimana sesuatu ideology dinamakan agama padahal diantaranya tidak ada terkandung unsur iman selaku unsur utama bagi sesuatu yang dinamakan agama ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Over View

PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH

(Nana Masrur) Kompetensi Dasar : Mampu Menguraikan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di Madrasah Indikator : Madrasah dan Perkemb...