Tantangan dakwah

✨ Berasa sangat berat rasanya bagi seseorang dalam masyarakat terjajah untuk menyampaikan Risalat ALLAH secara ilmiah nyata dan menurut hukum Islam, karena seringkali dihadapkan kepada tantangan bertangan besi disamping sifat dan sikap munafik orang Islam sendiri yang menyatakan diri Mukmin. 

✨ Tetapi orang-orang tabah tidak akan kecewa tersebab berbagai tantangan itu, mereka hanya takut pada ALLAH saja yang menghargai semua sikap dan perbuatannya untuk balasan dengan perhitungan sempurna. Mereka yakin bahwa tindakan itu lebih baik dan terpuji lalu meneruskan dakwah Islamiah dengan perbuatan shaleh dan perhitungan benar. Tentang itu mereka didorong oleh Ayat 40/51 dan berpedoman kepada Ayat 3/139 yang masing-masingnya artinya sebagai berikut:

وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ ﴿١٣٩
🔵 3/139. Janganlah merasa lemah dan jangan dukacita, kamu lebih tinggi jika kamu beriman.

إِنَّا لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ ﴿٥١

🔵 40/51. KAMI akan menolong Rasul-rasul KAMI dan orang-orang beriman pada kehidupan dunia dan pada Hari berdirinya kesaksian (di Akhirat).

✨ Hendaklah  para Da'i menyampaikan dan menganalisakan Firman ALLAH secara ilmiah sesuai dengan kesanggupan masing-masing, bukan menyampaikan cerita lain yang umumnya meragukan dan tidak pasti, kecuali sebagai bahan perbandingan. Seringkali para Muballig menyampaikan sesuatu yang bersumber buku hikayat atau dongeng tentang kejadian di zaman sahabat Nabi dengan maksud menambah keimanan dan keyakinan para pendengar mengenai kekuasaan dan kebesaran ALLAH, tetapi mereka lupa bahwa cerita itu tidak mengandung nilai ilmiah bahkan sudah berulang kali diperdengarkan dan memuakkan orang. Maka perhatian umum tentang tablig jadi berkurang hingga jumlah pengunjung semakin kecil, terdiri dari orang-orang tua yang hanya mengharapkan pahala bahwa menghadiri tablig agama adalah perbuatan yang diredhai ALLAH.

✨ Sudah sepantasnya Muballig haruslah menguasai ilmu tertentu tentang sesuatu yang mereka tabligkan, dan untuk terbebas dari keraguan dan kesalahan, hendaklah mereka menyampaikan Ayat Alquran saja; dengan penjelasan sesanggupnya tentang maksud dan kandungan Ayat Suci itu menurut penganalisaan logis yang dapat diterima oleh pemikiran pendengar. Hal ini harus terlaksana bahkan lebih baik dan sempurna dengan menghubungkan suatu Ayat Suci dengan yang lainnya, karena memang semua Firman ALLAH saling berkaitan dan saling menambah mencukupkan antara sesamanya. Inilah yang dinyatakan ALLAH pada Ayat 41/3 bahwa Alquran itu untuk orang-orang berilmu yang akan menerangkannya kepada masyarakat ramai, juga pada Ayat 54/17 bahwa Alquran itu telah dipermudah bagi pemikirin tetapi kurang sekali mendapat perhatian.

✨ Kurangnya usaha memikirkan Ayat-ayat Alquran, dan kurangnya kegiatan menghubungkan maksud serta kandungan Ayat-ayat Suci, menyebabkan dakwah agama kurang bermutu, tidak begitu menarik perhatian terutama bagi orang-orang di luar Islam pada agama tertentu. Tentang ini ALLAH bagaikan mengecam tindakan sementara orang yang menyebabkan Rasul mengadu kepada ALLAH.

وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَـٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا ﴿٣٠

🔵 25/30. Dan Rasul berkata: "Hai TUHAN-ku, bahwa kaumku mengadakan Alquran ini terpisah-pisah.

... 
Robbi zidni Ilma 💫

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Over View

PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH

(Nana Masrur) Kompetensi Dasar : Mampu Menguraikan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di Madrasah Indikator : Madrasah dan Perkemb...