IBU DAN BAPAK

Ibu Bapak
Setiap orang Islam harus mempersiapkan diri menjadi ibu atau bapak dan membiasakan diri untuk berbuat shaleh melakukan amar makruf nahi mungkar, begitupun makan minum yang halal dan baik saja. Semua itu mlnjadi bahan didikan bagi anaknya yang akan lahir lalu mendoakan seperti dinyatakan:
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا ﴿٧٤﴾
25/74.Dan orang-orang yang mengatakan: "TIJHAN kami anugerahkanlah uituk kami dari istri kami dan keturunan kami kesenangan mata, dan jadikanlah kami Imam bagi orang-orang insaf'"

Kemudian itu Alquran memberikan contoh betapa orang harus menasihati anak agar tidak syirik dalam kehidupan, 31/13, karena gerak zahir batin selalu dalam penilaian ALLAH, 31/16. Sebab itu dirikanlah Shalat, lakukan amar makruf nahi mungkar, dan tabah terhadap berbagai musibah hidup, 37/17. Maka janganlah menyombong pada manusia lain dan jangan congkak sewaktu berjalan, 31/18, hendaklah bersungguh-sungguh dalam segala hal dengan merendahkan suara sewaktu bicara, 31/19.
Ayat 24/58 menyatakan agar orang melarang anak-anak memasuki kamar ibu bapak pada waktu-waktu tertentu, yaitu sebelum Shalat fajar, sewaktu istirahat tengah hari, dan sesudah Shalat Isa. Demikian agar mereka tidak sampai melihat atau tergugah pada hal-hal yang sehubungan dengan perbuatan seksual. Dengan begitu aliran-pikirannya dapat dihindarkan dari kemungkinan pertumbuhan cross boy atau cross girl dan dari apa yang dinamakan free sex, yang semuanya dikenal
dengan istilah kenakalan remaja.
Banyak orang menyalahkan timbulnya kenakalan remaja pada siaran rudio, TV, tontonan film, majalah, buku-buku yang menyiarkan kejahatan, kekejian, kemesuman, dan sebagainya. Padahal semua itu tergantung pada peraturan undang-undang dan pelaksanaannya. Biasanya kenakalan remaja terdapat dalam masyarakat yang pemerintahnya terdiri dari orang-orang yang melahirkan remaja nakal itu sendiri. Karena itulah Alquran menekankan agar tidak menjadikan orang musyrik, kafir, atau munafik selaku pimpinan, apalagi sebagai pejabat pemerintah yang mengatur kehidupan masyarakat ramai, dan karena itu juga segala sesuatu haruslah disusunkan menurut hukum yang diturunkan ALLAH.
Ada pula orang yang menyalahkan para guru dalam masalah kenakalan remaja. Gurulah yang bertanggung jawab terhadap anak didik. Tetapi jika orang Sudi memperhatikan lebih seksama akan ternyatalah tuduhan itu salah alamat.
1. Guru di sekolah bukanlah pendidik tetapi pengajar. Yang mendidik anak-anak ialah ibu bapak. Pertumbuhan sikap anak harus dihubungkan dengan didikan yang diberikan ibu bapaknya selaku pendidik. Dan pendidikan ini berlaku semenjak anak itu dihamilkan dan dilahirkan ke dunia. Kemudian itu, setelah berumur 6 atau 7 tahun barulah anak itu belajar di sekolah. Jadi guru hanya pengajar murid-murid dengan kurikulum tertentu dari pemerintah. Jika pelajaran yang diberikan itu ternyata salah atau bersifat negatif, maka yang harus disalahkan dalam keadaan ini ialah pemerintah yang menyusun kurikulum, bukan guru yang mengajarkannya.
2. Guru-guru bergaul dengan para murid hanya beberapa jam pada hari-hari tertentu, Masa beberapa jam itu mereka pergunakan untuk mengajarkan berbagai bidang ilmu pada murid yang biasanya berkumpul dalam lokal-lokal terpisah, pada setiapnya harus diulang pelajaran yang sama. Bilamana berlaku keadaan kurang sopan atau kenakalan remaja di antara para murid, maka guru hanyalah dapat memberi nasihat dan teguran. Paling-paling dia hanyalah berlepas diri dengan mengusir murid tadi dari lingkungan sekolah.
3. Seringkali ibu bapak sibuk dengan urusan masing-masing, baik di bidang jabatan dan pergaulan masyarakat, maupun di bidang keduniaan, terutama lagi mereka yang sudah kemasukan ide emansipasi antara pria dan wanita. Bayi yang mereka tinggalkan di rumah diberi makan dengan susu sapi hingga dia kemudian dipengaruhi oleh sifat dan sikap sapi. Dia dirawat dan diasuh oleh pembantu bayaran yang umumnya bukan famili, kurang pengetahuan dan kurang tanggung jawab. Maka praktislah bayi yang dirawatnya bertumbuh tidak menentu, liar tidak dapat diharapkan.

Islam sangat mementingkan didikan dan nasihat ibu bapak pada anak-anak yang nantinya berkembang jadi generasi penerus. Para Nabi sewaktu hendak meninggal dunia masih memperingatkan agar selalu dalam pelaksanaan hukum Islam. Hal itu hendaklah dijadikan contoh, bahwa bukan yang akan mati harus dinasihati tetapi yang akan ditinggalkan:
وَوَصَّىٰ بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ ﴿١٣٢﴾
2/132. Dan dengannya (Islam) Ibrahim mewasiati anak-anaknya, begitupun Yakub "Hai anak-anakku bahwa ALLAH telah memilih untukmu agama itu, maka janganlah mati kecuali kamu orang-orang Islam."
أَمْ كُنتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِن بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَـٰهَكَ وَإِلَـٰهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَـٰهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ ﴿١٣٣﴾
2/133. Ataukah kamu pemberi bukti ketika maut datang pada Yakub: ketika dia berkata pada anak-anaknya: "Apakah yang kamu sembah sesudah (mati)ku?" Mereka berkata: "Kami menyembah TUHAN-mu, TUHAN bapak-bapak Ibrahim dan Ismail dan Ishak,TUHAN yang Satu, dan kami Islam untuk-NYA."
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ﴿٩﴾
4/9. Dun hendaklah takut orang-orang yang kalau meninggalkan di belakangnya keturunan berganda, cemas atau keadaan (kafir) mereka. Hiendaklah mereka insaf pada ALLAH dan hendaklah mengatakan perkataan mengandung pengertian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Over View

PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH

(Nana Masrur) Kompetensi Dasar : Mampu Menguraikan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di Madrasah Indikator : Madrasah dan Perkemb...