ALLAH mengetahui adanya perasaan cinta antara lelaki dan perempuan tertentu, dan mereka tidak dilarang menyatakan cintanya dengan lisan dan dengan tulisan asal saja dengan perkataan makruf, tidak berupa pergaulan bebas yang terlarang.
Tetapi karena manusia itu sama memiliki syahwat tentang mana iman biasanya dikalahkan, maka suatu cara praktis ialah penjagaan disipliner dari orang tua pihak perempuan serta sikap membenci dalam masyarakat terhadap pacaran dan pertunangan.
Jangankan manusia biasa, malah Nabi Yusuf pernah menaruh rasa cinta terhadap perempuan yang bukan istrinya, 12/24. tetapi dia tidak pernah bersikap ke arah pergaulan bebas terlarang.
Orang tidak dilarang menyatakan rasa cintanya asal saja dengan tertib sopan yang baik, dan itupun haruslah berupa pinangan langsung dengan arti bersedia untuk menikah dengan kemampuan biaya dan fisik sempurna, bukan untuk main-main sekedar cinta lepas bebas selaku berpacaran, dan bukan pula untuk pertunangan resmi atau tidak resmi dengan arti menjanjikan waktu nikah pada waktu mendatang karena belum berkesanggupan waktu itu.
Dalam menyatakan rasa cinta, Alquran memberikirn contoh tentang kejadian yang berlaku pada diri Nabi Musa, 28/24 dan 28/25.
Jadi Alquran memberikan contoh betapa Nabi Yusuf yang juga memiliki syahwat dan rasa cinta terhadap perempuan yang bukan istrinya, tetapi beliau tetap bertahan dengan imannya pada hukum ALLAH agar tidak bergaul bebas walaupun dalam suasana yang sangat pelik berduaan dalam kamar karena didatangi oleh perempuan tersebut:
وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَن نَّفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ ۚ قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ ۖ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ ﴿٢٣
12/23. Dia dibujuk tentang dirinya oleh perempuan yang dia dalam rumahnya, yang menutupkan pintu-pintu dan mengatakan: "Bagaimana keadaanmu?" Dia berkata: "Semoga ALLAH melindungi. DIA TUHAN-ku yang membaikkan tempat tinggalku, tidaklah akan menang orang-orang zalim.
وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ ۖ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَن رَّأَىٰ بُرْهَانَ رَبِّهِ ۚ كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ ۚ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ ﴿٢٤
12/24. Sungguh perempuan itu telah bergerak padanya dan dia bergerak pada perempuan itu kalau dia tidak melihat alasan dari TUHAN-nya. Seperti itulah, agar KAMI elakkan dari padanya kejahatan dan kekejian. Bahwa dia termasuk hamba-hamba KAMI yang dikhususkan.
قَالَ رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ ۖ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُن مِّنَ الْجَاهِلِينَ ﴿٣٣
12/33. Dia berkata: "TUHAN-ku, penjara lebih menarik kepadaku daripada yang mereka seru aku padanya. Jika ENGKAU tidak elakkan aku dari tipuan mereka, aku akan condong kepada mereka dan termasuk orang-orang bodoh.”
______
Tidak ada komentar:
Posting Komentar