Scientific Knowledge halaman 134

Tentang science yang terjemahannya antara lain sebagai berikut:

"Jika anda melihat ke dalam dictionary akan anda dapati bahwa science berarti pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang sesuatu.

Tetapi ingatlah bahwa menurut pengertian sebenarnya, Theology atau ilmu Ketuhanan biasanya dikatakan sebagai raja dari segala macam seience.

Dalam natural science
dilakukan penyelidikan, dengan percobaan dan kesalahan, terhadap benda-benda alamiah yaitu yang dapat diperhatikan dan dapat diukur.

Natural science dalam pengertian ini bertumbuh dari adanya keganjilan dan yang di luar suatu kebutuhan, dia telah berlangsung semenjak dulukala, barangkali semenjak adanya manusia, dan baru 200 tahun belakangan ini dia telah menjadi bentuk yang berguna seperti keadaannya kini.

Science hanya mungkin bila orang diizinkan oleh masyarakatnya menyangsikan apa yang pada umumnya telah dikatakan benar, dan orang itu sendiri sanggup memperbaiki pendapat lama yang tidak lagi membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang kemudian memperlihatkan keadaan lebih terang.

Science bermula dari observasi yang dilakukan secermat dan seluas mungkin berulang kali.

Hanya dengan cara ini suatu keadaan yang sedang dipelajari dapat dikinal dengan jelas, begitupun keanehan-keanehan yang ada padanya.

Sesudah melakukan observasi yang diperlukan maka tahap selanjutnya ialah menyatakan beberapa penjelasan tentang apa yang telah diketahui akan berlaku.

Suatu penjelasan demikian demikian dinamakan hypothesis dan biasanya ada beberapa hypothesis alternatif yang kelihatannya sanggup memberikan kenyataan-kenyataan.

Semuanya harus dipecahkan melalui proses pemikiran yarg dikenal sebagai induction atau kesimpulan umum yang sebenarnya tidak lebih daripada suatu proses perkiraan, suatu latihan imaginasi.

Dalam kehidupan sehari-hari, orang seringkali merasa puas dengan perkiraan sendiri.

Tetapi dalam science dibutuhkan sikap memperkirakan sebanyak mungkin terhadap penjelasan-penjelasan alternatif yang tampaknya sanggup menerangkan kenyataan-kenyataan, dan kemudian memilihnya untuk keperluan atas dasar keberhasilannya dalam meramalkan keadaana-keadaan yang belum diselidiki.

Melakukan proses pemikiran begini adalah mempergunakan kekuatan logika yang dikenal sebagai deduction atau kesimpulan khusus yang menjurus kepada pelaksanaan.

Setiap hypothesis diuji bergantian untuk melihat apa yang harus digabungkan dengannya kalau dia benar, dan apa yang akan kejadian jika dia betul. Hal begini, jika anda mau, adalah membikin ramalan suatu hypothesis.

Kemudian datanglah tingkatan yang penting dalam metode ilmiah yaitu verification, hal menentukan benar tidaknya, ataupun pengujian dari berbagai ramalan tadi oleh tuntutan bagi observasi yang lebih banyak.

Biasanya hal ini disertai proses kasar, tindakan tangan, dan dengan pemakaian pengertian-pengertian.

Bilamana mungkin, observasi pengujian ini hendaklah dibikin dalam bentuk yang dinamakan eksperimen atau percobaan.

Dalam observasi-observasi yang diperlukan untuk pengujian tersebut, maka ramalan yang dipercaya dari hypothesis tadi dilaksanakan dalam kondisi yang berada di bawah kontrol pegawai penyelidik.

Jika hypothesis yang diuji ini gagal meramalkan apa yang sebenarnya berlaku dalam eksperimen tersebut, lalu dia dipandang tidak tidak berguna dan dikesampingkan.

Manakala ramalannya benar, namun dia tidaklah diyakini sesungguhnya benar tanpa ragu, tetapi barulah dianggap benar sebagaimana adanya waktu itu.

Apabila suatu hypothesis tidak dapat diuji di bawah eksperimen yang berkondisi lebih teliti, seperti mengenai keadaan benda angkasa, maka dia dapat menunggu sampai observasi sempat dilakukan jika hal ini mungkin terlaksana kemudiannya.

Dalam bidang astronomi, orang tidak mungkin memaksakan benda-benda angkasa bergerak menurut hubungan khusus seperti yang dibutuhkan untuk pengujian suatu hypothesis, malah jika kebetulan hal itu berlaku, dapatlah diuji teori-teori dan hypothesis-hypothesis yang sebelumnya telah dimajukan lebih dulu.

Dalam melakukan observasi, baik berbentuk eksperimen ataupun yang seumpamanya, kenyataan-kenyataan akan menjadi terang yang akhirnya memperlihatkan kelemahan hypothesis lama yang dulunya telah dinyatakan benar.

Lalu hypothesis dengan susunan lebih sempurna sangat dibutuhkan beserta metode yang prosesnya dilakukan kembali dari bermula sebagaimana tadinya dalam suatu yang berbentuk lingkaran.
Tepatnya berbentuk spiral, karena lingkaran penyempurnan hypothesis yang baru ini tentulah berada pada tingkat pengertian yang lebih tinggi".
•••
Hal begitu memberi pandangan pada kita bahwa apa yang telah dinyatakan benar oleh para sarjana sesungguhnya relatif, baru approximation yaitu perkiraan yang menghampiri kebenaran.

Dalam hal demikian, kebenaran yang telah usang akan dikesampingkan bilamana yang baru dan yang lebih benar dapat ditemukan sebagai gantinya.

Keadaan begini bagi setengah orang berupa rintangan yang sangat menghalangi pengetahuan bahwa sesuatu itu bukanlah suatu kata akhir dari kesimpulan.

Namun para sarjana senantiasa bersedia dengan kerelaan hati untuk merubah pandangan yang dimilikinya dengan penjelasan-penjelasan baru jika hal ini mendekatkan mereka kepada kenyataan-kenyataan yang dibutuhkan.

Karenanya, kebenaran ilmiah bukanlah kata akhir, dia hanyalah tahap baru yang pernah dicapai dalam suatu waktu untuk beroleh pengertian.

Tingkat keberhasilan dari pencaharian ini harus selalu diukur dengan tahap persetujuan antara pernyataan dan kenyataan tentang sesuatu.

Kebenaran ilmiah barulah mewakili ataupun memperlihatkan kesanggupan yang telah dicapai di suatu zaman.

Dia tidak berkuasa untuk menentukan ramalan penyelidikan selanjutnya dalam lapangan tertentu yang sehubungan dengannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Over View

PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH

(Nana Masrur) Kompetensi Dasar : Mampu Menguraikan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di Madrasah Indikator : Madrasah dan Perkemb...