Bagi siapa saja, yang beriman dan berislam dan bertaqwa, dengan keyaqinan yang teguh akan perjumpaan dengan Allaah SWT, pada suatu ketika yang dianggap telah memenuhi syarat oleh Allaah;
Maka ada empat tingkatan jalan yang harus ditempuh secara bertahap, konsisten dan konsekuen, untuk mendekati, menjumpai, dan mengenal Allaah SWT; sampai sa’at Allaah berkehendak untuk membuka hijab, tabir atau tirai yang menutupi pengejawantahan keberadaan diri yang esa (manifestation of existence of the singularity).
. Secara berurutan, mulai dari bawah ke atas, dari rendah ke tinggi, empat jalan bertingkat tersebut adalah sebagai berikut:
syariy'atun, pemberangkatan, persyaratan (criterion)
thariyqatun, perjalanan, pergerakan (motion)
haqiyqatun, pembenaran, penemuan (invention)
ma'riyfatun, pengenalan (recognition)
Pada pemaparan berikut akan dibahas satuper satu tentang masing-masing tingkat ini.
SYARIY’AT, THARIYQAT, HAQIYQAT, DAN MA’RIYFAT
✔ Pengertian memasing berdasarkan pada asal kata dan istilah adalah sebagai berikut:
Syariy’atun, pemberangkatan, persyaratan, jalan hidup, tuntunan menjalani kehidupan; dari kata syara’un, syarat, kriteria, ketentuan, ketetapan, statuta, aturan, peraturan, hukum (requisite, condition, criterion, determination, statute, rule, regulation, law).
Berarti juga jalan; syara’a – yasyra’u, berjalan, berangkat, pergi.
Jadi syariy'at dalam konteks ini berarti pemberangkatan.
✔ Thariyqatun, perjalanan, jalan menuju kebenaran dan pengenalan terhadap Allaah; dari kata thariyqun, jalan, lintasan, pintasan, cara, teknik (road, path, way, manner, technique). Indentik dengan shirathun, sabiylun, madzhabun, dan manhajun.
✔ Haqiyqatun, pembenaran, dari kata haqqun, kebenaran, kesejatian, kenyataan (right, truth, real) untuk mengenal Allaah; haqa – yahiqu, membenarkan.
✔ Ma’riyfatun, pengenalan (recognition), dari kata ma’ruwfun, ‘aruwfun, bersifat-mengenal (recognitive); ‘arafa – ya’rufu, mengenal, mengenali (to recognize); ta’aruf, saling-mengenal (recognize one-to-another, recognize each-other); ‘ariyfun atau ‘ariyfin, seorang ariyf, pengenal, yang-mengenal (recognizer, one-who-recognize), seorang- yang-mengarifi atau mengenal Allaah.
. Jadi ma’riyfatu `allaahi artinya adalah perkara atau proses pengenalan terhadap Allaah.
Namun perlu dicamkan hadiyts berikut:
`asy syariy’atu bi laa haqiyqatin ‘aathilatu, wa `al haqiyqatu bi laa syariy’atin bathilatu.
Sang syariy’at dengan ketiadaan (tanpa) kehaqiyqatan adalah hampa, dan sang haqiyqat dengan ketiadaan (tanpa) kesyariy’atan adalah batal (sia-sia, percuma).
. Jadi ma’riyfat tanpa syariy’at sebagai tumpuan dan landasan takan bermanfa’at. Dengan demikian, seseorang yang mencoba mempelajari ilmu tasawuf atau kesufian tanpa lebih dulu belajar ilmu fiqih, hanya akan memperoleh kegagalan, karena disanalah dasar hukum islam diletakkan.
. Maka melangkahlah dengan mantap dengan tumpuan kuat dan kokoh. Jangan melompat tanpa landasan dan berlari tergopoh, karena adalah hal yang bodoh dan ceroboh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar