56. Apakah akibat yang mungkin timbul tersebab berpacaran ?

     Memang banyak akibat yang mungkin timbul dari adanya tindakan berpacaran, umumnya jahat dan buruk, sedikit sekali akibatnya yang baik, antara lain sebagai berikut :
  1. Orang yang berpacaran terbiasa menyimpan rahasia yang sedikit banyaknya dipandang tidak baik dalam kehidupan. Hal ini membawanya kepada pertumbuhan yang tidak diharapkan sebagai pribadi sempurna. Akhirnya dia terbiasa berbohong, menipu dan tidak dipercaya dalam pergaulan.
  2. Orang yang berpacaran akan terbiasa mengelamun, berkhayal, pada yang sukar terlaksana terutama dalam hubungan kehendak syahwat. Hal ini mendidiknya bersikap tidak objektif, gemar berhalusinasi, penuh kepalsuan, dan bertumbuh tanpa ketabahan dengan tindak tanduk tak menentu.
  3. Orang yang berpacaran akan terbiasa membuang waktu secara percuma karena memikirkan masa depan yang penuh keraguan, bahkan kadang-kadang memakai harta benda dengan pemborosan. Hal ini merugikan dirinya dalam urusan lain yang lebih penting seperti dalam rumah tangga dalam keluarga, perekonomian, pelajaran, cita-cita dan sebagainya. 
  4. Perbuatan berpacaran adalah peragaan dari dorongan syahwat yang seolah harus dipenuhi, seringkali terbentur mencapai kehendaknya, maka ini akan membawa orang kepada monosex, mimpi sexual, membayangkan seseorang yang dicintai dan tindak tanduk lain yang merugikan diri dalam pertumbuhan. Kerugian ini akan berpengaruh pada masyarakat, lingkungan bahkan juga pada generasi mendatang. 
  5. Seringkali orang yang berpacaran tidak direstui oleh fihak ibu bapak yang harus menentukan jodohnya atau yang berhak atas akad nikahnya menurut hukum. Hal ini mungkin menyebabkan dia : 
  • Lebih banyak menyimpan rahasia pribadi yang sebenarnya tidak disenangi oleh fihak keluarga. 
  •  Lebih banyak memikir dan berkhayal tentang cara bagaimana mencapai kehendak hatinya begitupun mencapai kehendak syahwat, hingga dia lebih terbiasa pada homosex ataupun lesbian, maksud QS. 4:15 dan 4:16. 
وَاللاَّتِي يَأْتِينَ الْفَاحِشَةَ مِن نِّسَآئِكُمْ فَاسْتَشْهِدُو عَلَيْهِنَّ أَرْبَعةً مِّنكُمْ فَإِن شَهِدُواْ فَأَمْسِكُوهُن فِي الْبُيُوتِ حَتَّىَ يَتَوَفَّاهُنّ الْمَوْتُ أَوْ يَجْعَلَ اللّهُ لَهُنَّ سَبِيلاً
 [4:15] Yang mendatangkan kekejian  dari perempuanmu, adakanlah saksi atas mereka empat orang dari kamu. Jika mereka telah membuktikan maka tahanlah perempuan-perempuan itu dalam rumah hingga maut mewafatkan mereka atau Allah menjadikan bagi mereka garis hukum (4:19, 24:3, 66:10)
وَاللَّذَانَ يَأْتِيَانِهَا مِنكُمْ فَآذُوهُمَا فَإِن تَابَا وَأَصْلَحَا فَأَعْرِضُواْ عَنْهُمَا إِنَّ اللّهَ كَانَ تَوَّابًا رَّحِيمًا
[4:16] Dan dua lelaki yang mendatangkannya  dari kamu maka sakitilah keduanya. Jika keduanya bertobat dan berbuat shaleh maka berpalinglah dari mereka, bahwa Allah pemberi tobat penyayang. (7:81, 24:5, 27:55).
  •  Dia jadi pendiam, murung, tak suka bergaul sebagaimana biasanya, hingga akhirnya mengambil keputusan nekad seperti misalnya melarikan diri dari rumah keluarga, pergi ke daerah lain bersama pacarnya tanpa izin orang tua, menghabisi hidupnya dengan kematian direncanakan seperti minum racun serangga, terjun bebas tanpa parasut di jembatan ataupun berobah jadi depresi, edan, gila dan sebagainya.    
6.  Seringkali pula orang yang berpacaran itu gagal menurut rencana bermula,  digagalkan oleh berbagai sebab, misalnya :
  • Salah seorang diantaranya berbau amis atau memiliki cacat diri yang tersembunyi. Hal ini baru diketahui setelah tindakan berpacaran itu semakin akrab tersebab keterbukaan pada masing-masing pribadi perihal keluarga yang seharusnya rahasia keburukan keluarga tak selayaknya di obral untuk jadi bahan kejujuran diluar keluarganya sendiri.
  • Salah satu diantaranya memiliki cacat keturunan atau cacat keluarga yang kemudian baru diketahui.
  • Salah seorang diantaranya berpindah daerah tempat tinggal yang jauh dibawa orang tuanya sendiri.
    7.    Kegagalan seseorang dalam berpacaran seperti yang dimaksud pada alinea 6 diatas, akan mengakibatkan :
  • Bahwa dia akan mencari pacar baru yang cocok menurut kehendak hati dan syahwatnya.
  • Bahwa dia akan menahan diri dalam beberapa tahun atau untuk selamanya tinggal membujang. Dan kalau dia perempuan maka hal ini sangat berbahaya, mungkin dia tidak akan mempercayai lelaki lain apalagi untuk mencintai, dan mungkin pula tetap lajang sampai akhir hayatnya.  
    8. Orang yang berpacaran jarang seringkali menemui hasil yang diidamkan dari awal. Berbagai sebab mungkin saja jadi alasan. Sementara itu, tidak semua orang suka berpacaran, bahkan banyak orang yang mengutuk  sikap berpacaran. Karenanya orang yang seperti ini akan sangat berhati-hati dalam memilih calon isteri atau suami, dan merambah persoalan ini kepada semakin susah fihak orang tua untuk mencarikan jodoh anak-anaknya.   


   9. Umumnya orang yang berpacaran lebih cenderung kepada pergaulan bebas, mondar-mandir dengan pasangannya di depan kalayak ramai, menunjukkan sikap arogan, peluang dan kebebasan kesana kemari, berpakaian ala borjuis diluar ketentuan hukum dengan dalih yang penting pasangannya menyukai sehingga tidak menghiraukan lingkungan sekitar. Hal demikian yang sebenarnya justru merendahkan kepercayaan terhadap agamanya sendiri. 

     Karena itulah hukum Islam menamakan tindakan berpacaran itu dengan “mendekati zina”, dan hal ini dilarang Allah termuat pada maksud QS. 17:32. Maka perzinaan dengan pacar sendiri membuka kesempatan kepada perbuatan berzina dengan orang lain diluar ketentuan hukum pernikahan, bahkan memudahkan orang memasuki lapangan pelacuran.

_____________
NS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Over View

PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH

(Nana Masrur) Kompetensi Dasar : Mampu Menguraikan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di Madrasah Indikator : Madrasah dan Perkemb...