Berdasarkan pada al Qur`an:
Berdasarkan pada sains, saya mengambil kesimpulan bahwa, alam jin dan alam manusia, secara fisik adalah berimpit (coincide) dalam kesinambungan ruang-waktu empat-dimensional (four-dimensional space-time continum), tapi alam jin memiliki satu dimensi lain dengan atribut invisibilitas atau ketaktampakan (invisibility attribute), sehingga tersembunyi (hidden) dari pandangan mata fisik manusia normal biasa.
Berdasarkan pada matematika dan fisika dimensi ruang, secara fisik jin tak dapat masuk ke alam manusia, tapi hanya proyeksinya dalam bentuk bayangan (ghost) atau hantu tiga-dimensional, seperti hologram dihasikan sinar LASER (light amplification by stimulation of emission of radiation), karena secara fisik tubuhnya dibatasi oleh ruang tiga-dimensional. Hal ini menjelaskan kenapa proyeksi jin dengan mudah berubah bentuk menyerupai berbagai makhluq tiga-dimensional, seperti manusia dengan berbagai rupa dan berbagai binatang. Ini juga menjelaskan kenapa jin dapat menembus benda padat seperti dinding dan semacamnya, karena secara fisik ia tak dibatasi oleh bidang dua-dimensional.
Karena jin tak dapat masuk ke alam manusia, kecuali proyeksinya, dan sesuai dengan faktor-faktor dan kesimpulan-kesimpulan saya sebelumnya diatas, dengan demikian, saya menyimpulkan bahwa peristiwa kesurupan bukan karena tubuh manusia dirasuki oleh jin. Meski demikian, secara emosional manusia bisa terpengaruh oleh penampakan proyeksi jin, yang kebanyakan manusia sebut sebagai hantu, dan bila faktor-faktor dan kriteria sikon terpenuhi, akan membangkitkan efek psiko-fisik sebagaimana telah dipaparkan diatas.
_______________
Firwany
- Jin diciptakan dari api lebih dulu daripada manusia [Q 7:12; 15:27; 38:76; 55:15], yaitu pada masa Bumi dan Bulan belum diciptakan atau masih berbentuk plasma [gas pijar terbakar seperti Matahari] dan nebula [dukhaan, kabut gas dan debu kosmik].
- Jin dapat melihat manusia, tak sebaliknya, [Q 7:27] kecuali dengan status tertentu, sesuai dengan sebutannya, jin, yang berarti tersembunyi (hidden).
- jin tak dapat mendatangkan manfaat dan tak pula mudharat bagi manusia [Q 72:21].
- Jin ada yang jahat dan kafir, seperti Iblis (Devil; 'Iblys) [Q 2:34], dan ada juga yang baik dan beriman [Q 72:9-14], seperti Ifrit (Stalwart) [Q 27:39].
- Jin dan manusia dapat berkomunikasi atau berhubungan dan melakukan persetujuan kerjasama atau saling tolong-menolong. Bergantung apakah itu dalam kebaikan ataukah dalam keburukan [Q 72:6].
- Kerjasama jin dan manusia dalam kejahatan membentuk kelompok jahat yang terdiri dari jin jahat dan manusia jahat, yang dinamakan setan (satan, syaythan) [Q 4:118; 6:112; 43:38; 114:4-6].
- Diantara setan jin pengikut Iblis adalah Lelembut (Deity, Jibti; Jibt) dan Dedemit (Demon, Daemon, Daimon, Thaqhooti; Thaghut) [Q 2:256; 4:51,60,76; 5:60; 16:36; 39:17].
Berdasarkan pada sains, saya mengambil kesimpulan bahwa, alam jin dan alam manusia, secara fisik adalah berimpit (coincide) dalam kesinambungan ruang-waktu empat-dimensional (four-dimensional space-time continum), tapi alam jin memiliki satu dimensi lain dengan atribut invisibilitas atau ketaktampakan (invisibility attribute), sehingga tersembunyi (hidden) dari pandangan mata fisik manusia normal biasa.
Berdasarkan pada matematika dan fisika dimensi ruang, secara fisik jin tak dapat masuk ke alam manusia, tapi hanya proyeksinya dalam bentuk bayangan (ghost) atau hantu tiga-dimensional, seperti hologram dihasikan sinar LASER (light amplification by stimulation of emission of radiation), karena secara fisik tubuhnya dibatasi oleh ruang tiga-dimensional. Hal ini menjelaskan kenapa proyeksi jin dengan mudah berubah bentuk menyerupai berbagai makhluq tiga-dimensional, seperti manusia dengan berbagai rupa dan berbagai binatang. Ini juga menjelaskan kenapa jin dapat menembus benda padat seperti dinding dan semacamnya, karena secara fisik ia tak dibatasi oleh bidang dua-dimensional.
Karena jin tak dapat masuk ke alam manusia, kecuali proyeksinya, dan sesuai dengan faktor-faktor dan kesimpulan-kesimpulan saya sebelumnya diatas, dengan demikian, saya menyimpulkan bahwa peristiwa kesurupan bukan karena tubuh manusia dirasuki oleh jin. Meski demikian, secara emosional manusia bisa terpengaruh oleh penampakan proyeksi jin, yang kebanyakan manusia sebut sebagai hantu, dan bila faktor-faktor dan kriteria sikon terpenuhi, akan membangkitkan efek psiko-fisik sebagaimana telah dipaparkan diatas.
_______________
Firwany
Tidak ada komentar:
Posting Komentar