SHUWARU صُوَرَ
Ionosfir, 40:64, 64:3, terbentuk dari Mar'a yang mengapung dari permukaan Bumi (lihat MAR'A). Maka istilah SHAWWARA berarti "memberi ionosfir" setiap planet tercantum pada 3:6, 7:11, 40:64 dan 64:3. Mar'a atau Neutrino yang melingkupi Proton pada setiap atom. Setiap benda terdiri dari atom bersusun jadi molekul, maka yang kelihatan adalah Mar'a yang melingkupi atom tadi. Karena Mar'a itu ada yang mengapung ke angkasa menjadi lapisan Ionosfir tentulah rupa dan warna benda yang dilihat tidak ada yang permanen, semuanya berubah. Sementara itu lapisan Ionosfir planet menjadi semakin tebal dan semakin sempurna. Hal itulah yang dimaksud ALLAH dengan "membaguskan Ionosfirmu" pada ayat suci tadi. Sebaliknya hal demikian menimbulkan iklim permukaan planet semakin sejuk. terbukti dengan semakin melebarnya daerah dingin pada kedua bahagian kutub Bumi. Dalam pada itu Mar'a yang mengapung dari bintang-bintang tersebab berlakunya Carbon Cycle atau Proton-Proton Cycle, pada mulanyan berwujud Nebula yang kelihatan berupa awan berada di antara bintang-bintang. Kemudian Nebula tersebut saling bergabung menjadi Komet yang oleh Alquran disebut SHUUR pada ayal 6:73, 18:99, 20:l02, 23,101, 27:87, 36:51, 39:68, 50:20. 69:13 dan 78:18. Mar'a yang sifatnya anti partikel tetapi saling bergabung antara sesamanya, maka Komet tersebut senantiasa lari dari bintang-bintang yang beredar, dan semakin cepat melebihi kecepatan sinar, maka daram kecepatan demikian dia terbentur pada Tatasurya yang kebetulan menghalangi. Tatasurya itu langsung rerseret karena Neutrino yang ada panya bergabung pada Komet, lalu tampaklah Komet itu bagaikan berekor panjang. Benturan Komet demikian disebut SA’AH atau waktu kehancuran total di permukaan planer-planet. (lihat SA'AH). Menurut sinyalemen ayat 69:17, jumlah Komet di semesta raya hanyalah delapan, bukan jutaan milyar sebagai pernah diduga orang. Semuanya bergerak tanpa orbit tertentu. Namun pada suatu kali nanti delapan Komet itu akan bersatu dan berlakulah peristiwa dahsyat sekali, kemudiannya ALLAH mewujudkan kehidupan kedua di Akhirat" karena pada waktu itu setiap bintang mengambii posisi tertentu di semesta raya dengan sifatnya yang repelen. Itulah benturan pertama dan benturan kedua yang disebutkan pada ayat 39:68.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar