★ ★ ★ ★
KESIMPULAN TENTANG SHALAT DAN PUASA
لَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ ﴿٤٢
2:42. Janganlah memakai yang logis dengan kebatilan, dan jangan sembunyikan yang logis itu padahal kamu mengetahui.
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ ﴿٤٣
2:43. Dan dirikanlah Shalat serta berikanlah zakat dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku.'
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ ﴿١٥٢
2:152. Ingatlah AKU, AKU akan mengingatmu; Bersyukurlah pada-KU dan janganlah engkar.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ ﴿١٥٣
2:153. Wahai orang-orang beriman, mintalah pertolongan dengan ketabahan dan Shalat, bahwa ALLAH bersama orang-orang tabah.
ALLAH sengaja menciptakan planet-planet untuk tempat hidup manusia bergenerasi agar mengabdi dan menyembah pada-NYA. DIA selalu dalam ghaib maka untuk petunjuk dan bimbingan bagi manusia, DIA mengutus para Rasul dan menurunkan Firman Suci yang paling akhir bernama Alquran terdiri dari 6.326 Ayat dalam 114 Surat. Dari Alquran ini dapat diketahui berbagai pokok ilmu, di antara lain sebagai berikut di bawah ini:
1. Di permukaan setiap planet telah hidup generasi manusia, berasal dari satu diri di Muntaha yaitu planet terpinggir, yang kesepuluh dari Surya. Kepada generasi manusia itu telah diutus ALLAH para Rasul yang menyampaikan hukum hidup yang diredhai-NyA. Tetapi di antara mereka ada yang beriman dan ada pula yang kafir.
2. Pengetahuan kita dibatas ALLAH untuk hal dan wujud yang ada dalam daerah Tatasurya ini saja, bukan hanya karena Tatasurya lain terlalu jauh untuk capaian ilmu dan perjalanan, tetapi juga tidak bersangkutan antara sesamanya sekalipun jumlahnya jutaan milyar.
3. Nabi Adam yang menjadi nenek moyang manusia Bumi telah hidup jutaan tahun sebelum Nabi Nuh. Dia adalah manusia cerdas dan pilihan, karena itu Dia diangkat jadi Nabi bersamaan dengan kecerdasan dan pengangkatan Isa Almasih jadi Nabi. Adam dilahirkan ibunya dan dipindahkan dari planet lain turun ke Bumi ini, demikian pula Isa Almasih dilahirkan ibunya dan dipindahkan dari Bumi turun ke planet lain.
4. Setiap planet berputar di sumbunya, sebab itu terwujudlah kutub utara dan selatan. Tetapi sehubungan dengan daya magnet positif lebih besar daripada negatif maka di utara planet terbentuklah daratan luas yang oleh para ilmuwan disebut "Pangaea" sementara lautan hanya ada di selatan. Sebab itu manusia purbakala hidup di kutub utara. Demikian pula di Bumi bahwa Nabi Adam dulunya bermukim di kutub utara yaitu di Makkah yang sesudah topan Nuh menjadi daerah tandus gersang.
5. Selama jutaan tahun manusia telah melakukan Shalat dan puasa. Kedua ibadah ini adalah kunci untuk mendapat keinsafan hidup di mana hubungan vertikal pada ALLAH harus berlaku dan hubungan horizontal sesama manusia wajib terjalin. Celakalah mereka yang meninggalkan salah satu dari kedua hubungan itu.
6. Waktu itu Makkah adalah daerah paling subur, kini terbukti dengan bahan minerainya yang kaya; Makkah juga kutub utara, kini dapat dibuktikan dengan susunan daratan muka Bumi serta jalur gempa antara negeri yang aman diberkahi itu dengan pulau Tuamato di Pacifik kutub selatan dulu. Itulah sebabnya kerangka manusia purbakala ditemui agak bungkuk yang oleh para ilmuwan dinyatakan kurang mendapat sinar Surya.
7. Ketika itu tidak ada pergantian musim; maka penanggalan yang dipakai hanyalah Lunar Year atau Qamariah. Penanggalan itulah yang permanen, juga harus dipakai manusia kini. Mereka berpuasa di bulan Ramadhan sebagai kini juga diwajibkan atas orang-orang beriman. Mereka tidak mengenal pergantian siang malam karena Surya tampak bergerak horizontal dari kiri ke kanan, kecuali mereka yang tinggal jauh dari kutub utara.
8. Jadwal Shalat dan waktu imsak serta berbuka puasa ditentukan oleh para Rasul berdasarkan rotasi Bumi dari kanan ke kiri 360 derajat selama 24 jam, sembari menjadikan beberapa patokan bagi ukuran waktu. Hal itu menyebabkan manusia purba lebih banyak yang insaf dan digolongkan sebagai Sabiqun dua perenam bahagian, sedangkan kita kini sedikit sekali atau hanya satu perenam.
9. Mereka tidak pernah mengalami bencana alam, dan peradaban mereka telah tinggi sekali tentang mana kita sekarang belum satu persepuluhnya, tetapi itu pula yang menimbulkan kesombongan dan ketidakwajaran. Akhirnya mereka jadi pendurhaka dan kafir, lalu ALLAH mematikan mereka kecuali yang diselamatkan dalam kapal Nabi Nuh.
10. ALLAH sengaja mengirim rombongan Comet mendekati Tatasurya kita, hingga Surya tertarik keluar statusnya. Hal ini diikuti oleh semua planet yang mengorbit, lalu terjadilah pemindahan rotasi sekira 68 derajat. Planet-planet terdorong keluar garis ekliptik ke utara dan ke selatan, terwujudlah pergantian musim yang semakin pendek, dan Makkah yang mulanya di kutub utara berubah menjadi daerah gersang.
11. Nabi Nuh waktu itu sudah sangat tua, tetapi sempat memimpin mereka yang dalam kapal. Kemudian itu Nabi Nuh jadi pikun dan meninggal dunia, dan pengikutnya kehilangan pimpinan lalu berpindah-pindah tempat hingga mendiami benua-benua yang waktu itu masih berhubungan atau baru dipisahkan oleh lautan dangkal.
12. Nabi Ibrahim kemudian itu diperintah ALLAH mendirikan Ka'bah di Makkah. Untuk itu dijatuhkan batu meteor besar yang kini disebut dengan Hajar Aswad, maka Ibrahim mendirikan Rumah itu bersama Ismail persis di tempat rumah Nabi Adam dulunya selaku Rumah Pertama di Bumi ini. Ke Ka'bah itu manusia kini diperintah berkiblat Shalat dan melakukan Ibadah Hajji. 13. Ada dua unsur untuk berkiblat ke Ka'bah di Makkah. Yang pertama, di sanalah masyarakat Bumi pertama dulunya bermukim. Hal ini diperintahkan pula kepada Nabi Musa untuk berkiblat ke Mesir, tepatnya, ke rumah-rumah pertama masyarakat Bani Israil di negeri itu pada zaman Nabi Yusuf. Unsur kedua yaitu kutub utara dulunya sesuai dengan istilah "Ka'bah" sendiri yang berarti "Sumbu Bumi" atau "Mata Bumi."
14. Shalat ialah kewajiban manusia semenjak dulu kala, bukanlah baru diterima Nabi Muhammad sewaktu Mi'raj, karena Nabi ini diperintah ALLAH mengikuti ajaran Ibrahim yang memang telah sempurna. Dan Shalat itu sendiri telah berlaku semenjak Nabi Adam dan semua Nabi, termasuk Nuh, Huud, Musa, Zakariadan Isa Almasih. Bukanlah Muhammad bertemu dengan Musa di waktu Mi'raj, karena ini hanyalah dongeng dari Bani Israil untuk kepentingan agamanya.
15. Muhammad dari Makkah langsung ke Muntaha di mana ada Masjidil Aqsha. Bukanlah beliau singgah ke Palestina yang ketika itu tidak punya Masjid kecuali gereja, bahkan semenjak dulu sampai kini jadi disputed area atau daerah perbantahan. Memang tiada urusan beliau untuk singgah ke Palestina sewaktu Mi'raj, malah juga Muhammad tidak pernah berkunjung ke sana selama hidupnya.
16. Selama belasan tahun, Nabi Muhammad berkiblat Shalat bukan ke Palestina karena waktu itu di sana tidak ada Masjid, dan juga bukanlah Masjid yang harus dijadikan Kiblaf Shalat. Beliau bukan pula menghadap ke Mesir, karena ALLAH memerintahkan hanya Bani Israil untuk berkiblat ke sana di zaman Musa, tetapi Muhammad berkiblat ke kutub utara yang sampai kini jadi lautan es, juga tiada Masjid, tetapi kutub putaran Bumi yang fungsinya senilai dengan Ka'bah sebelum topan Nuh.
17. Jika ditarik suatu garis antara Makkah dan kutub utara kini maka garis itu bagai melalui daerah Palestina. Hal ini oleh Bani Israil dijadikan alat untuk meninggikan agamanya dalam pandangan masyarakat Islam, dan langsung menyatakan Masjidil Aqsha ada di Palestina. Namun bangsa Arab memperkuat pernyataan itu untuk kepentingan politik negara Arab sendiri, bukan untuk kepentingan Islam.
18. Penerbangan antarplanet pasti berlaku di antara manusia yang mendiami Tata surya ini. Maka di manapun orang berada pada 10 planet, maka di sana hukum ALLAH juga berlaku. Di sana ada Ka'bah sebagai di Bumi selaku kutub utara sebelum topan Nuh. Ke sanalah setiap orang wajib berkiblat. Tetapi kewajiban Shalat tidak berlaku sewaktu orang ada di angkasa tanpa bobot, begitu pula di Bulan, namun jika sempat, setiap orang boleh melakukan, bahkan lebih baik.
19. Wajib Shalat lima kali dalam satu hari. Hal ini telah berlangsung semenjak dulu, di planet mana pun. Dan satu hari yaitu satu kali rotasi planet di sumbunya 360 derajat. Jika satu hari di Bumi 24 jam, dan di Jupiter 9 jam 50 menit. maka setiap satu hari itu haruslah dilakukan Shalat yang lima kali pada waktu-waktu tertentu.
20. Jadwal Shalat haruslah didasarkan pada waktu Wustha atau Standard Time, yaitu waktu daerah Ekuator planet sebagaimana juga berlaku dalam hubungan internasional pada awal abad 15 Hijriah, bukan didasarkan terbit dan terbenamnya Surya yang menimbulkan pergantian musim. Jadi Shalat Maghrib dan berbuka puasa haruslah berlaku di daerah utara atau selatan menurut Standard Time tertentu walaupun ketika itu Surya sudah terbenam di ufuk barat atau masih tampak bersinar terang di angkasa. Demikian pula Shalat Fajar, imsak puasa, dan Shalat lainnya harus didasarkan atas waktu di Ekuator pada garis bujur tertentu.
21. Hilal Bulan hendaklah dijadikan penanggalan bulan baru, dan orang-orang Islam dilarang memakai penanggalan musim yang mengacaukan ketentuan hukurn Islam. Namun Hilal Bulan itu, terutama mengenai bulan Ramadhan, hendaklah diperhitungkan menurut orbit Bulan keliling Bumi. Untuk itu masyarakat Islam dituntut menyusun kalender berjangka panjang, dan hendaklah memulai perhitungan dari waktu berlakunya gerhana Surya. Tidaklah wajar untuk melihat Hilal Bulan waktu senja tanggal 1 hari bulan. karena waktu itu garis terang di Bulan masih sangat tipis dan kabur, bahkan berada dalam daerah lingkungan Corona keliling Surya yang menyilaukan mata.
22. Alquran mengandung cukup bahan pemikiran tentang segala sesuatu terutama rnengenai hukum yang harus berlaku. Maka kembalilah kepada memikirkan Firman ALLAH bilamana terjadi sesuatu keraguan, kekeliruan, dan perbedaan pendapat. ALLAH selalu mempertinggi nilai Islam dalam pandangan masyarakat manusia dan kenyataan yang berlaku. Tentang ini setiap Muslim harus mempersiapkan diri untuk jadi pandu, pemberi bukti, dan pembuka lembaran sejarah baru. Dan janganlah jadi pembeo dan ketinggalan zaman:
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِّنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الْأَنبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوا وَّكَانُوا يَعْتَدُونَ ﴿١١٢
3:112. Ditimpakan atas mereka kehinaan di mana mereka berada kecuali pada hubungan dari ALLAH dan hubungan dari manusia. Mereka pantas pada kemarahan dari ALLAH dan ditimpakan kemiskinan atas mereka. Yang demikian karena mereka kafir pada Ayat-ayat ALLAH serta membunuh perkabaran-perkabaran tanpa hal logis. Yang demikian karena mereka menyanggah dan telah melanggar hukum.
يُرِيدُونَ أَن يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَن يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ ﴿٣٢
9:32. Mereka ingin memadamkan petunjuk ALLAH dengan mulut mereka, dan ALLAH menolak kecuali menyelesaikan petunjuk-NYA walaupun orang-orang kafir merasa benci.
____
Tidak ada komentar:
Posting Komentar