(Studi Kasus Fungsi Supervisi Akademik di SMP N 1 Magetan, Kec. Sukomoro Kab. Magetan)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahPendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sistem pendidikan menurut Peter F. Oliva terdiri dari 4 sistem: administrative behavior system (sistem penyelenggara sekolah), teacher behavior system (system guru), Supervisory behavior system (sistem Pengawasan), dan counselor behavior system (penasehat). Dan semua sistem itu berhubungan satu sama lainya.[1]
Kepala sekolah sebagai supervisor mempunyai kemampuan untuk menciptakan situasi belajar mengajar sedemikian rupa, sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan. tanggungjawab pembinaan guru atau supervisi banyak berada ditangan kepala sekolah disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa kepala sekolah yang setiap hari bergaul dan bekerja sama dengan guru-guru. kepala sekolah bertanggungjawab penuh terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan akademik di sekolah.
Menurut Azis Wahab, bahwa “dalam perannya sebagai supervisor kepala sekolahdiharapkan dapat membantu rekan-rekan guru secara profesional untuk mengatasi berbagai persoalan belajar mengajar”[2]Kepala sekolah sebagai orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap keberhasilan proses belajar mengajar, dapat membaca dan mengatasi permasalahan yang dihadapinya, sehingga guru terlepas dari kemelut yang dapat mempengaruhi kelancaran tugasnya. lebih lanjut azis wahab mengemukakan bahwa “kemampuan membantu rekan guru mengatasi persoalan mengajar yang dihadapi di kelas dengan human resource supervison akan dapat membantu memelihara kewibawaan kepala sekolah”.[3]
Kepala sekolah selaku Supervisor akademik dalam usahanya memberikan bantuan atau pelayanan profesional kepada guru selalu menaruh perhatian yang sungguh-sungguh terhadap aspek-aspek yang dapat mengganggu tugas guru dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini, kepala sekolah senantiasa mempelajari secara obyektif dan terus menerus masalah-masalah yang menjadi kendala guru dalam pelaksanaan Tugasnya.Dengan demikian kepala Sekolahyang efektif adalah kepala sekolah yang memahami permasalahan yang dihadapi guru, selanjutnya memberikan bantuan dan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi itu, baik secara individu maupun kelompok. Kemudian memberi kesempatan kepada guru-guru untuk mengembangkan kreativitas dan mendorong GURU ke arah ide-ide yang baik bagi perbaikan Tugasnya.
Kedudukan kepala sekolah sebagai supervisor dan pemimpin pendidikan tidak diganti oleh pengawas atau pejabat lain yang bertugas khusus di bidang supervisi yang ditetapkan untuk tugas itu. pengawas atau pejabat lain bisa memberikan pelayanan melalui bantuan tak langsung, sedangkan kepala sekolah memberikan bantuan kepada guru secara langsung melalui kunjungan kelas, wawancara (pembicaraan individual), pemberian saran tentang cara-cara memajukan proses balajar mengajar, membantu merencanakan satuan pelajaran.Wahju Sumidjo menyatakan bahwa apabila seorang kepala sekolah ingin berhasil menggerakkan para guru dalam menjalankan Tugasnya, maka :
1. Menghindarkan diri dari sikap dan perbuatan memaksa atau bertindak keras terhadap guru.Keinginan guru untuk tumbuh dan berkembang begitupun kualitas tugas sesuai dengan kompetensi profesional menuntut perhatian dari kepala sekolah untuk dapat menjaring dan memenuhi kebutuhan tersebut. kepala sekolah dituntut membantu menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan profesional guru sehingga guru terbebas dari rasa takut, ancaman atau paksaan. Untuk itu kepala Sekolahdapat menggunakan pola pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik guru.
2. Harus mampu melakukan perbuatan yang melahirkan kemauan untuk bekerja dengan penuh semangat dan percaya diri terhadap guru dengan: menyakinkan (persuade) dan membujuk (induce) bahwa apa yang dilakukan adalah benar.[4]
Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, maka fungsi dan peranan kepala sekolah sebagai supervisor dan pemimpin pendidikan akan efektif apabila (1) melakukan program intruksional akademik secara efektif, (2) melalui kepemimpinan yang dinamis, (3) mengacu proses pembelajaran guru, (4) membantu menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan professional guru, (5) menggunakan pola pendekatan yang sesuai kebutuhan dan karakteristik guru, (6) dan memberikan bantuan kepada guru secara langsung melalui kunjungan kelas, pembicaraan/bimbingan individual pemberian petunjuk tentang cara memajukan proses belajar mengajar.Faktor kemampuan atau kompetensi kepala sekolah dalam supervisi sangat menentukan terlaksananya kegiatan supervisi akademi di sekolahnya masing-masing. Kompetensi itu meliputi pengetahuan tentang supervisi, kemampuan dalam hubungan antar pribadi dan keterampilan teknis dalam supervisi. Ketiga hal tersebut merupakan faktor kemampuan yang mutlak dimiliki oleh setiap kepala sekolah sebagai supervisor akademik.
Timbul pertanyaan, apakah kepala sekolah cukup mampu, atau cukup kompeten dalam menjalankan Fungsinya sebagai supervisor akademik. Dalam buku The Principalship : Concepts, Competencies, and Ceses, James A. Lipham menyebutkan bahwa : “…Principals cannot be leaders in staff improvement because they are not technically competent in all teaching fields. In this regard, however, principals should be able to mobilize and capitalize on the services of subject Supervisors and coordinators from inside and outside the school district”[5]Berdasarkan kutipan di atas, secara teknis kepala sekolah sebagai supervisor sangat terbatas kemampuannya di bidang studi yang diajarkan guru di kelas. Oleh karena itu kepala sekolah semestinya menggunakan pendekatan supervisi yang sedemikian rupa sehingga dapat mendorong guru untuk mengembangkan diri secara mandiri. kepala sekolah dapat memobilisasi dan menggunakan tugas-tugas dari para supervisor dan koordinator dari dalam dan luar lingkungan sekolah. Selanjutnya Glickman menyebut pelaksanaan supervisi yang bersifat mengembangkan (Developmental Supervision), yaitu : “The scope for understanding instructional SUPERVISIon is therefore reduce to the theory and findings about human learning. The goals of instructional Supervision is to help teachers learn how to increase their own capacity to achieve professed learning goals for their students”[6]
Pendapat Glickman di atas menyatakan bahwa ruang lingkup pemahaman supervisi akademik berorientasi kepada teori dan temuan lapangan tentang pembelajaran. Tujuan supervisi akademik adalah untuk menolong para guru belajar, sebagai upaya meningkatkan kapasitas mereka dalam mencapai tujuan pembelajaran yang nyata bagi para siswanya.Sally J. Zepeda menyebutkan ”Instructional Supervision aims to promote grouwth, development, interaction, fault-free problem solving, and a commitment to build capacity in teachers”[7]. supervisi pembelajaran [akademik] bertujuan untuk mendorong pertumbuhan, pengembangan, interaksi, pemecahan masalah dan komitmen untuk membangun kekurangan kapasitas guru.
Berdasarkan realita secara umum pelaksanaan supervisi pembelajaran oleh kepala Sekolah cukup baik dan sepenuhnya tidak mungkin dapat dilaksanakan sepenuhnya oleh kepala sekolah, karena kepala sekolah tidak menguasai seluruh bidang studi yang ada di sekolahnyanya. Oleh karena itu kepala sekolah mutlak mengembangkan strategi supervisi yang sebaik-baiknya, dalam bentuk supervisi langsung maupun tidak langsung.Peningkatan kinerja guru melalui supervisi dan monitoring pengawas bukan sekedar diarahkan kepada pembinaan yang lebih bersifat aspek-aspek administrative kepegawaian, tetapi harus lebih kepada peningkatan kemampuan keprofesionalannya dan komitmen sebagai seorang guru.[8] supervisi terhadap guru dimaksudkan untuk melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap guru sebagai salah satu komponen sekolah.[9] Hasil penelitian Liphan sebagai mana yang dikutip oleh Syaiful Sagala berkaitan dengan kinerja kepala sekolah menyatakan bahwa kepala Sekolahyang berhasil adalah kepala yang memiliki komitmen yang kuat terhadap peningkatan kualitas akademik. Komitmen yang kuat menggambarkan adanya kemauan dan kemampuan melakukan monitoring pada semua aktivitas personel sekolah. Misalnya dalam Pembelajaran dilakukan dengan cara memonitor waktu-waktu dan proses Pembelajaran di kelas.[10]
E. Mulyasa mengemukakan bahwa guru memegang peranan utama dalam pembangunan pendidikan khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik terutama kaitannya dengan proses belajar mengajar.[11] Apalagi pekerjaan dan dan tanggung jawab guru makin hari bukan makin ringan. Sejalan dengan meningkatnya pengakuan dan penghargaan masyarakat dan pemerintah terhadap profesi guru, maka ekspektasi mereka pun makin tinggi. guru diharapkan bekerja sungguh-sunguh dan profesional.[12] Maka salah satu untuk meningkatkan kompetensi guru professional di sekolah, guru sangat memerlukan bantuan dan bimbingan dari kepala Sekolahsalah satu diataranya adalah dalam bentuk kegiatan supervisi akademik.Berdasarkan pengamatan di SMPN 1 Magetan, bahwa kinerja guru cukup baik, salah satunya disebabkan oleh supervisi kepala sekolah telah melaksanakan supervisi akademik.
Atas dasar ini peneliti ingin mengungkap studi kasus supervisi akademik sesuai dengan judul proposal tesis yakni “PENGARUH FUNGSI SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH TERHADAP KUALITAS TUGAS GURU”. Studi Kasus Supervisi AKADEMIK di SMPN 1 Magetan, Kec. Sukomoro, Kab. Magetan.B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :C. Signifikansi Peneltian
1. Bagaimanakah pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah di SMPN 1 Magetan?
2. Bagaimanakah pelaksanaan supervise oleh kepala sekolah ditinjau dari teori-teori supervise?
3. Bagaianakah pengaruh fungsi supervisi akademik oleh kepala sekolah terhadap kualitas tugas guru?
1. Tujuan Penelitian.D. Sistematika Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan penelitian ini adalah :
a. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala Sekolah di SMPN 1 Magetan
b. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah ditinjau dari teori-teori supervisi.
c. Untuk mendeskripsikan pengaruh fungsi supervisi akademik oleh kepala sekolah terhadap kualitas tugas guru.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
1) Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan tentang supervisi akademik kepala sekolah dalam upaya meningkatan kualitas tugas guru SMPN 1 Magetan.
2) Memberi rangsangan untuk melakukan penelitian lebih mendalam tentang supervisi akademik oleh kepala sekolah dalam upaya meningkatan kualitas tugas guru di SMPN 1 Magetan.
3. Kegunaan Praktis
1) Hasil penelitian ini bisa dijadikan salah satu rujukan pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas tugas guru di SMPN 1 Magetan.
2) Menambah wawasan penulis terutama yang berhubungan dengan supervisi akademik oleh kepala sekolah dalam upaya meningkatan kualitas tugas guru diSMPN 1 Magetan.
Penulisan Tesis ini terdiri atas lima bab. Bab Pertama: Pendahuluan, yang meliputi : Latar belakang masalah; Rumusan masalah; Signifikansi Penelitian yang meliputi : Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian; Sisitematika Penelitian.
Bab Kedua: Tinjauan Pustaka. Bab ini berisi tujuh sub bab. Sub bab pertama tentang kajian teori yang meliputi: peran kepala sekolah sebagai supervisor pembelajaran; tujuan supervisi akademik; fungsi supervisi akademik; prinsip supervisi akademik. sub bab kedua tentang perencanaan progam supervisi akademik yang meliputi: yang harus diperhatikan dalam menyusun perencanaan supervisi; faktor– faktor yang diperlukan dalam perencanaan supervisi. sub bab ke tiga model supervisi, pendekatan supervisi, metode dan teknik supervisi akademik, yang meliputi: model supervisi akademik; pendekatan supervisi akademik meliputi: pendekatan supervisi direktif, pendekatan supervisi kolaboratif, pendekatan supervisi non direktif; teknik supervisi akademik. sub bab ke empat tindak lanjut supervisi akademik terhadap guru dalam rangka meningkatkan kualitas tugas guru. sub bab ke lima tinjauan tentang kompetensi guru yang membahas tentang: Pengertian Kompetensi; Ruang lingkup kompetensi guru. Sub Bab ke enam pengaruh fungsi supervisi akademik oleh kepala sekolahterhadap kualitas tugas guru. Sub Bab ke tujuh Studi Terdahulu yang Relevan.
Bab Ketiga: Metodologi Penelitian. Terdiri dari: Jenis Penelitian, Pendekatan Penelitian, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Validasi Data, Analisa Data, Keabsahan Data. Gambaran Umum SMPN 1 Magetan yang meliputi: Profil data SMPN 1 Magetan. Sub Bab berikutnya yang membahas pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di SMPN 1 Magetan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Cetakan kedua. Jakarta: Bumi Aksara.
Bloom, Benyamin S. 1985. Taxonomy of Education Objective Cognitive Domain. New York and London: Longman.
Dewan Riset Nasional. 1993. Program Utama Nasional Riset dan Teknologi dalam Pelita VI. Jakarta.
Direktorat Pendidikan Menengah Umum. 1994. Petunjuk Pelaksanaan Supervisi di Sekolah. Jakarta: Depdikbud.
Djumijati. 2003. Kontribusi Supervisi Kunjungan Kelas oleh Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Kinerja Guru SMU Negeri Kabupaten Pati. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana UNNES.
Hadi, Sutrisno. 1994. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.
Irianto, A. 1988. Statistik Pendidikan I. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti-P2L.PTK
Joni T, Raka. 1991. Pendekatan Kemampuan dalam Pendidikan Pra-Jabatan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Depdikbud.
Mantja, Willem. 1998. ”Kompetensi Kekepalasekolahan: Landasan, Peran, dan Tanggung Jawabnya”. Jurnal: Filsafat, Teori dan Praktek Kependidikan. Tahun 23 Nomor 1 Januari 1996. Malang: FIP IKIP Malang.
Mendikbud RI. 1995. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 025/0/1995 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikdasmen.
Nasution, S. 1996. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.
Pidarta, Made. 1992. Penelitian Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Poerwodarminto, WJS. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. 1982. Alat Penilaian Kemampuan Guru: Rencana Pengajaran. Buku I. Jakarta: Depdikbud
Purwanto, Ngalim. 1998. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sahertian, A. Piet. 2000. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan, Dalam rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. 1992. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara
Supriadi, Dedi. 1998. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Surakhmad, Winarno. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metoda, Teknik. Bandung: Tarsito.
Suryabrata, Sumadi. 1995. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Sutrisna. 1993. Administrasi Pendidikan: Desain Teoritis untuk Praktek Profesional. Bandung: Penerbit Angkasa.
[1] Oliva, Peter F., Supervision for Today’s Schools (secon edition), New York & London: Longman, 1984, 30
[2] Azis Wahab, “Mencari Arah Baru Dalam Pengelolaan Sekolah,” Mimbar Pendidikan, No.3, 1996, 35.
[3] Azis Wahab, “Mencari Arah Baru Dalam Pengelolaan Sekolah” Mimbar Pendidikan, No.3, 1996, 35.
[4] Wahju Sumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Raja Grapindo Persada, 1999, 105
[5] James A. Lipham, The Principalship Concepts, Competencies, and Cases, New York: Longmars, 1985, 177.
[6] Carl D. Glickman, Developmental Supervision Alternative Practices for Helping Teachers, Improve Instruction, ASCD (Association for Supervision and Curriculum Developmen), Alexandria, Virginia, 1981, 3.
[7] Sally J. Zepeda. Instructional Supervision Applying Tools and Concepts, Eye On Education,
Library of Conggres Cataloging-in-Publication Data, 2003, 19.
[8] E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan enyenangkan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007, 13.
[9] Abdul Choliq MT, Supervisi Pendidikan, Yogyakarta: Mitra Cendekia, 2011, 1.
[10] Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010, 134
[11] Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, 5
[12] Jurnal Attarbiyah Kajian Agama, Budaya, Kependidikan No 1 Tahun XXI, Januari-Juni 2011, Rahmat Hariyadi, Tuntutan Pofesionalisme Guru di Era Globalisasi,STAIN Salatiga, 2011, 46.
Download : Klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar