DEKADENSI SISTEM PENDIDIKAN

Focus kajian : Guru PAI & Peran Supervisor 

Rendahnya mutu pendidikan di dalam teori Human Kapital akan berimbas pada penurunan tingkat produktifitas tenaga kerja; penurunan produktifitas tenaga kerja berkorelasi positif dengan pertumbuhan moral (aklaq).

Rendahnya mutu pendidikan salah satunya lebih disebabkan faktor tenaga pengajarnya (dalam hal ini adalah gurunya). Karena kebanyakan metode ajar yang terjadi sekarang ini adalah bukan mengajarkan bagaimana memahami sesuatu masalah, menemukan akar masalah dan mencarikan solusinya, namun lebih menitik-beratkan (malah memaksa!!) untuk memahami model yang ada; kebanyakan dari model yang diajarkan tersebut tidak pernah ada dalam realitanya, sehingga ketika para siswa tersebut dihadapkan pada suatu permasalahan mereka tidak mampu untuk memecahkannya.....
Saat yang paling kritis dalam setiap upaya perbaikan pengajaran adalah apakah guru mempraktekkan gagasan yang telah dipahaminya di kelas. Hasil pemecahan masalah bukan sekedar untuk dipahami, akan tetapi yang lebih penting adalah pelaksanaannya di kelas. Hal ini sangat penting, karena upaya perbaikan atau pembaharuan pengajaran apapun tidak akan mempunyai dampak terhadap peningkatan dan proses hasil belajar mengajar apabila tidak dipraktekkan di kelas.

Masalah-masalah professional sudah semestinya diidentifikasi, selanjutnya perlu dikaji lebih lanjut dengan maksud untuk memahami esensi masalah sesungguhnya dan faktor-faktor penyebabnya, selanjutnya masalah-masalah tersebut diklasifikasikan dengan maksud untuk menemukan masalah yang mana yang dihadapi oleh kebanyakan guru di sekolah.

Keberhasilan suatau usaha hanya dapat kita ketahui dengan cara mengadakan penilaian terhadap usaha kita. Dengan penilaian, kita dapat mengukur sampai dimana tujuan sudah atau belum tercapai, dan beberapa banyak kemajuan atau peningkatan yang dapat dicapai pada setiap usaha. Yang dinilai bukan hanya hasil atau produknya saja, tetapi juga prosedurnya, kerana peningkatan hasil tak dapat dilepaskan dari prosedurnya. Penilaian harus dilakukan secara terus menerus dan kooperatif. Secara terus menerus berarti dilakasanakan pada waktu-waktu tertentu secara teratur. Selama ada usaha peningkatan, selama ada usaha untuk mencapai suatu tujuan, selama itu pula diperlukan penilaian.

Jika kita mencoba menghubungkan kondisi diatas dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi “serahkanlah suatu pekerjaan pada ahlinya jika tidak tunggulah kehancuran”, maka akan terlihat bahwa hal ini memang cocok dengan kondisi yang terjadi sekarang ini. Dimana para guru atau pengajar yang mengajar bukan karena kepintarannya saja, namun lebih disebabkan oleh faktor-faktor yang lain.

Agar proses pendidikan berlangsung dengan baik diperlukan sumber daya manusia yang handal untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik. Perencanaan atau kurikulum pendidikan yang sesuai juga sangat mempengaruhi agar tujuan pendidikan tersebut tercapai. Kurikulum tersebut berisi standar-standar pembelajaran dan pengembangan intelektualitas manusia. Untuk itu, berkembangnya sebuah sekolah atau lembaga pendidikan, dengan hasil output yang bagus, kinerja guru yang profesional, serta prestasi sekolah yang membanggakan tentu tidak terlepas dari peran seorang supervisor. Untuk itu diperlukan adanya supervisor guna melakukan pengawasan dan bertanggung jawab tentang keefektifan program tersebut. Supervisor meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Pastinya dalam mengadakan supervisi pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip supervisi pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Over View

PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH

(Nana Masrur) Kompetensi Dasar : Mampu Menguraikan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di Madrasah Indikator : Madrasah dan Perkemb...