Nikmat Allah

Ikwan fillah...
     Kita tidak asing lagi dengan salah satu Surat dalam Al-Qur'an; yaitu Surat Al-Fatihah.  
Setiap kita melaksanakan shalat, disetiap rakaat, kita diperintah untuk membaca surat Al Fatihah, sebagai salah satu rukun shalat. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لاَصَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ

“Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca Fatihatul Kitab (Al Fatihah)”. (HR. Abu Dawud no. 297 dan At Tirmidzi no. 230 dari shahabat Abu Hurairah dan ‘Aisyah)
     Para ahli ibadah memberikan kesimpulan, bahwa salah satu penyebab seseorang tidak bisa melaksanakan shalatnya dengan khusuk tersebab; pelaku shalat tidak memamahami dan mengerti apa yang dia baca ketika shalat.
     Tak jarang mereka; disibukkan dengan rutinitas keseharian mungkin... atau mungkin disibukkan dengan menghafal bacaan shalat, menghafal bacaan surat dlsbg; hingga dia sendiri lupa terhadap makna yang dia baca, walhasil; dia hanya fokus kepada hafalannya, dan mengenyampingkan maksud dan tujuan apa yang mereka baca.  

     Satu contoh; Kita membaca Surat ke 1:6 dan 7, dengan bunyi redaksi ayatNYA yaitu:

1:6. [..?..]
1:7. [..?..]
Ikwan fillah..., 
     Jika kita membaca, kemudian kita tidak mengerti makna DAN maksud dari apa yang kita baca, otomatis; solat kita tidak bisa kusuk, itulah salah satu penyebabnya, (ada resepnya, agar kita bisa khusu'; kata para ahli ibadah), maka didalam QS 4 ayat 43, 
4:43. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan...., al-aayah...
     Ayat Itu memberi pengertian kepada kita, yang maksudnya; ketika dalam sholat hendaklah mengerti/paham apa yang kita baca, kalau tidak faham dianggap; seperti orang sukarok; digambarkan seperti orang yang sedang (mabuk, lupa, tidak sadarkan diri... dll), hal ini juga menjadi bahan renungan bagi kita, agar tidak hanya sekedar membaca ayat-ayat Qur'an saja, hendaklah di barengi dengan membaca terjemahannya; 'sekalipun hanya terjemahannya'. Hal demikian akan lebih baik, sehingga kita mengerti apa yang kita baca dari ayat-ayat Qur'an.     
Ikwan fillah...,
  QS. Fatikhah [1]:6-7, itu seolah-olah kita meminta kepada ALLAH:
1:6. Ya ALLAH; Tunjukilah kami jalan yang lurus,
1:7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka,
bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
     Dengan mengajukan pertanyaan; SIAPAKAH ORANG-ORANG YANG TELAH DIANUGERAHI NIKMAT OLEH ALLAH, hal mana, kita disetiap sholat, juga meminta kepada ALLAH agar diberikan NIKMAT seperti orang-orang tersebut...!
 Ikwan fillah...,
     ALLAH telah memberikan jawaban tentang siapa orang yang telah diberi nikmatNYA...
Didalam QS. A N - N I S A ' 
4:68. dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus. 
4:69. Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: 
1. Nabi-nabi, 2. para shiddiiqiin, 3. orang-orang yang mati syahid dan 4. orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
Ikwan fillah...,
Kiranya, telah terjawab bahwa; orang yang diberikan NIKMAT oleh ALLAH dan kita menghendaki diberikan NIKMAT serupa kepada 4 golongan yaitu; Para Nabi, Para Siddiqiin, Para Suhada' dan Orang-orang Shaleh.  Mereka itulah orang-orang yang telah diberikan NIKMAT oleh ALLAH.
Siapa saja mereka:  
1. Para Nabi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Over View

PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH

(Nana Masrur) Kompetensi Dasar : Mampu Menguraikan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di Madrasah Indikator : Madrasah dan Perkemb...