Campuraduk Iman dan dzalim

bencana alam dan peperangan sering terjadi sepanjang sejarah di mana ikut terlibat berbagai golongan manusia, sementara yang mati terbunuh terdapat juga orang-orang yang menyatakan dirinya Mukmin. Maka kini timbul pertanyaan: Apakah orang-orang beriman yang mati dalam perang itu juga tergolong munafik yang mendapat hukuman di dunia kini? Dan apakah semua orang yang mati karena bencana alam tergolong kafir? Jawaban kedua pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut.
Janjian ALLAH sebagai tercantum pada Ayat 40/51 selalu benar dan terlaksana bahwa ALLAH menolong Rasul-rasul-NYA dan orang-orang beriman pada kehidupan dunia dan di Akhirat. Karena itu kita tidak pernah mendapat bukti tentang adanya seorang Rasul yang mati terbunuh dalam perang atau oleh musuhnya. Semenjak Nabi Adam dan semua Rasul yang tercantum dalam Alquran tiada seorangpun yang sampai dianiaya musuhnya, masing-masingnya diselamatkan ALLAH dengan berbagai cara. Kalau pernah dikatakan ada Rasul mati terbunuh atau dianiaya musuhnya, maka itu hanyalah dongeng tanpa bukti tersebab salah analisa atau mungkin pula kepalsuan yang sengaja dibikin fihak tertentu.
Jadi Ayat 40/51 sejalan dengan maksud Ayat 6/82 yang menyatakan bahwa orang beriman dan tidak mencampurkan imannya dengan kezaliman, maka untuknya keamanan di dunia dan di Akhirat. Hal ini adalah suatu kepastian hukum ALLAH tentang mana tidak berlaku pengecualian. Tetapi di antara orang-orang beriman itu sendiri banyak sekali yang pernah melakukan kezaliman dalam kehidupan, dan sesudah mendapat keinsafan, lalu meminta ampunan ALLAH sembari bertekad dan berjuang untuk keredhaan ALLAH. ALLAH memberi ampunan bagi orang itu lalu memasukkannya ke dalam golongan penduduk Surga di Akhirat, namun balasan kezaliman yang dilakukannya harus terlaksana di dunia ini, lalu dia mati terbunuh oleh musuhnya atau gugur dalam peperangan melawan orang-orang kafir. Dalam hal ini termasuk Khalifah Umar Bin Khattab, Ali Bin Abi Thalib, dan Usman Bin Affan. Masing-masingnya mati dibunuh musuhnya sebagai realita dari maksud Ayat 6/82 karena pernah mencampurkan iman dengan kezaliman.
Maka orang-orang yang bernasib sama dengan pejuang-pejuang Islam demikian banyak sekali, namun semuanya mendapat ampunan ALLAH karena mereka telah bertobat sesudah zalim dan tidak mati dalam keadaan syirik. Walaupun mereka mati terbunuh dalam perang, tetapi hal itu adalah balasan bagi kezaliman yang telah diampuni, sementara di Akhirat nanti mereka ditentukan jadi penduduk Surga. Keadaan demikian juga berlaku pada orang-orang Islam yang kebetulan mati karena bencana alam, sebagai balasan ALLAH terhadap kezaliman mereka yang pernah berlaku. Maka janjian ALLAH pada Ayat 6/82 dan 40/51 tidak pernah mungkir dalam sejarah manusia, hanya mungkin kita sendiri yang kurang memperhatikan secara seksama. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Over View

PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH

(Nana Masrur) Kompetensi Dasar : Mampu Menguraikan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di Madrasah Indikator : Madrasah dan Perkemb...