Ampunan Dosa

Jadi, semua dosa akan diampuni ALLAH dengan syarat bahwa yang berdosa itu meminta ampun pada ALLAH tentang dosanya yang telah berlalu, kemudian bertindak zahir batin menurut hukum hidup yang diredhai ALLAH. Tidaklah permintaan ampun itu berarti apa-apa jika baru dilakukan sewaktu maut telah mendatang. Maka orang-orang beriman demikianlah yang dimaksud pada Ayat 2/154 dan3/169 bahwa di antara mereka ada yang mati terbunuh dalam perang terhadap kafir. Dosa mereka telah diampuni ALLAH, jasanya tetap tinggal menjadi kebanggaan generasi penerus. Mereka hidup dalam pandangan sejarah kemanusiaan walaupun jasadnya sudah hancur dalam kubur, sementara balasan kebaikannya selalu bertambah banyak sebanding dengan nilai jasa yang mereka pusakakan, berupa penambahan nikmat yang mereka terima di Akhirat nanti.
Suatu hal pasti pula yang kita ketahui dari maksud Ayat 2/154 dan 3/169 itu ialah perbuatan baik akan dibalasi dengan kebaikan sebanding dengan semua akibat baik yang ditimbulkannya hingga pada Ayat 2/261 dikatakan sampai 700 kali lipat yang masing-masingnya berupa biji yang juga bertumbuh. Sebaliknya begitu pula perbuatan jahat atau doktrin sesat yang dikembangkan di antara masyarakat, bahwa balasannya juga berganda sebanding dengan kejahatan atau kesesatan yang dia timbulkan, dinyatakan ALLAH dalam Ayat 16/25 dan 29/13. Masing-masingnya itu akan ditemui manusia di Akhirat tanpa kecuali hingga mereka terpisah jadi penduduk Surga atau penduduk Neraka. Tentang inilah Ayat 95/4 s/d 95/8 yang artinya dikutipkan di muka tadi menentukan betapa manusia itu dalam perwujudan lebih baik di antara semua makhluk, kemudian dikembalikan kepada kerendahan lebih rendah dalam kehidupan, kecuali yang beriman menurut hukum Alquran dan berbuat shaleh di antara manusia ramai.
Memang hukum hidup yang ditentukan ALLAH bagi manusia harus terlaksana logis rasional. Hal itu dapat diketahui jika orang sudi memperhatikan maksud Firman-NYA secara terbuka lalu menghubungkan yang satu dengan yang lain selaku syarat penganalisaan atas Ayat-ayat Alquran. Tiada lagi yang dapat didustakan tentang agama Islam hingga ALLAH bagaikan menempelak, bukankah DIA Hakim lebih bijaksana. Pada Ayat Suci lain dikatakan bahwa manusia semuanya dalam kerugian kecuali yang menjalani riwayat hidupnya dengan iman dan beramal shaleh, maka untuk orang-orang ini disediakan upah yang tak terbatas.
Namun masing-masingnya akan menemui balasan amal yang sebanding dengan baik buruknya dan akibat yang ditimbulkannya:
لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۙ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُم بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ ﴿٢٥﴾
16/25. Agar mereka bawa risiko mereka dengan sempurna pada Hari kiamat dan dari risiko orang-orang yang mereka sesatkan tanpa ilmu. Bukankah jahat yang mereka pikul? 
أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ﴿٣٨﴾
53/38. Bahwa yang berbeban tidak akan memikul risiko orang lain.
وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ ﴿٣٩﴾
53/39. Dan tiada bagi manusia itu selain yang dia usahakan.
وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَىٰ ﴿٤٠﴾
53/40. Dan bahwa usahanya itu akan diperlihatkan padanya.
ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ الْأَوْفَىٰ ﴿٤١﴾
53/41. Kemudian dia dibalasi dengan balasan lebih sempurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Over View

PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH

(Nana Masrur) Kompetensi Dasar : Mampu Menguraikan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di Madrasah Indikator : Madrasah dan Perkemb...