___________________H A W A___________________
istilah HAWAA berarti KEJATUHAN, yang pluralnya tiada sama sekali. Karenanya istilah HAAWIYAH haruslah diartikan YANG MENARIK JATUH sebagai pusat gravitasi yang kalau di dunia kini tentunya Surya, api besar.
Dalam menterjemahkan HAWAA inilah banyak memperlihatkan pengertiannya sendiri. Di bawah ini kita berikutkan terjemahan itu secukupnya:
HAWAA sebagai Noun berarti KEJATUHAN:
وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلۡهَوَىٰٓ
53/3. Dan tidaklah dia berkata tentang kejatuhan.
وَأَمَّا مَنۡ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفۡسَ عَنِ ٱلۡهَوَىٰ
79/40. Dan adapun orang yang cemas pada Kebesaran Tuhannya dan Menahan diri dari kejatuhan.
فَإِنَّ ٱلۡجَنَّةَ هِىَ ٱلۡمَأۡوَىٰ
79/41. Maka adalah sorga tempat berlindungnya.
Pada ayat 4/135, 7/176, 18/28, 20/16, 25/43, 38/26, dan 45/23 juga terdapat istilah tersebut, tetapi semuanya ada yang mengartikan dengan "hawa nafsu".
HAWAA sebagai Verb berarti JATUH :
لَقَدۡ أَخَذۡنَا مِيثَـٰقَ
بَنِىٓ إِسۡرَٲٓءِيلَ وَأَرۡسَلۡنَآ إِلَيۡہِمۡ رُسُلاً۬ۖ
ڪُلَّمَا جَآءَهُمۡ رَسُولُۢ بِمَا لَا تَهۡوَىٰٓ أَنفُسُہُمۡ فَرِيقً۬ا ڪَذَّبُواْ وَفَرِيقً۬ا يَقۡتُلُونَ
5/70. Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian Bani Israil dan Kami utus kepada mereka Rasul-rasul. Setiap kali datang pada mereka seorang Rasul dengan apa yang diri mereka tidak jatuh tertarik padanya, maka sebahagian mereka dustakan dan sebahagiannya mereka perangi.
كُلُواْ مِن طَيِّبَـٰتِ مَا
رَزَقۡنَـٰكُمۡ وَلَا تَطۡغَوۡاْ فِيهِ فَيَحِلَّ
عَلَيۡكُمۡ غَضَبِىۖ وَمَن يَحۡلِلۡ عَلَيۡهِ غَضَبِى فَقَدۡ هَوَىٰ
20/81. Makanlah dari yang baik-baik apa yang Kami berikan padamu dan janganlah melanggar hukum padanya karena akan halal atasmu kemarahan-KU, dan siapa-siapa yang halal atasnya kemarahan-KU maka sungguh dia jadi jatuh (kepada pusat jatuh).
وَٱلنَّجۡمِ إِذَا هَوَىٰ
53/1. Demi bintang (Surya) jatuh (terbenam di barat).
مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمۡ وَمَا غَوَىٰ
53/2. Tidaklah sesat temanmu (Muhammad) itu dan tidaklah dia keliru.
Ada yang menterjemahan di atas ini istilah HAWAA diterjemahkan dengan "inginkan", "binasa", dan "terbenam". Semuanya berbeda, padahal mestinya "jatuh".
Seterusnya perhatikanlah pula istilah HAAWIYAH, AHWA dan HAWAA ILA yang semuanya harus mengandung pengertian JATUH:
فَأُمُّهُ ۥ هَاوِيَةٌ۬
101/9. Maka ibunya ialah yang menarik jatuh.
وَمَآ أَدۡرَٮٰكَ مَا هِيَهۡ
101/10. Dan apakah yang memberitahu padamu tentang itu ?
نَارٌ حَامِيَةُۢ
101/11. Dia adalah api yang bergejolak.
وَٱلۡمُؤۡتَفِكَةَ أَهۡوَىٰ
53/53. Dan pemalsu yang DIA Jatuhkan.
فَغَشَّٮٰهَا مَا غَشَّىٰ
53/54. Lalu ditutuplah dia (Bumi ini) oleh apa yang menutup. (waktu topan Nuah).
رَّبَّنَآ إِنِّىٓ أَسۡكَنتُ مِن
ذُرِّيَّتِى بِوَادٍ غَيۡرِ ذِى زَرۡعٍ عِندَ
بَيۡتِكَ ٱلۡمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجۡعَلۡ أَفۡـِٔدَةً۬
مِّنَ ٱلنَّاسِ تَہۡوِىٓ إِلَيۡہِمۡ وَٱرۡزُقۡهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٲتِ لَعَلَّهُمۡ يَشۡكُرُونَ
14/37. "Ya Tuhan kami, bahwa aku menempatkan sebahagian, keturunanku pada lembah yang tidak bertetanaman pada Rumah (Ka'bah)-MU yang dimuliakan. Ya Tuhan kami, semoga mereka mendirikan Shalat, maka jadikanlah mental manusia lain tertarik jatuh kepada mereka, dan berilah mereka rezki dengan buah-buahan semoga mereka bersyukur.
Pada semua ayat suci di atas ini, ada yang memberikan sinonim pada istilah "jatuh" dengan kata-kata yang hampir bersamaan maksudnya, namun berbagai sinonim itu dapat menimbulkan keraguan pada para pembaca terjemahan Alquran.
Sementara itu istilah "mu'tafikah" berarti "pemalsu" karena berasal dari 'ifku" kepalsuan, ada yang menterjemahkan dengan "kota-kota yang dibinasakan" dalam ayat 53/53 di atas tadi begitu pula dalam ayat 9/70 dan 69/9.
istilah HAWAA berarti KEJATUHAN, yang pluralnya tiada sama sekali. Karenanya istilah HAAWIYAH haruslah diartikan YANG MENARIK JATUH sebagai pusat gravitasi yang kalau di dunia kini tentunya Surya, api besar.
Dalam menterjemahkan HAWAA inilah banyak memperlihatkan pengertiannya sendiri. Di bawah ini kita berikutkan terjemahan itu secukupnya:
HAWAA sebagai Noun berarti KEJATUHAN:
وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلۡهَوَىٰٓ
53/3. Dan tidaklah dia berkata tentang kejatuhan.
وَأَمَّا مَنۡ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفۡسَ عَنِ ٱلۡهَوَىٰ
79/40. Dan adapun orang yang cemas pada Kebesaran Tuhannya dan Menahan diri dari kejatuhan.
فَإِنَّ ٱلۡجَنَّةَ هِىَ ٱلۡمَأۡوَىٰ
79/41. Maka adalah sorga tempat berlindungnya.
Pada ayat 4/135, 7/176, 18/28, 20/16, 25/43, 38/26, dan 45/23 juga terdapat istilah tersebut, tetapi semuanya ada yang mengartikan dengan "hawa nafsu".
HAWAA sebagai Verb berarti JATUH :
لَقَدۡ أَخَذۡنَا مِيثَـٰقَ
بَنِىٓ إِسۡرَٲٓءِيلَ وَأَرۡسَلۡنَآ إِلَيۡہِمۡ رُسُلاً۬ۖ
ڪُلَّمَا جَآءَهُمۡ رَسُولُۢ بِمَا لَا تَهۡوَىٰٓ أَنفُسُہُمۡ فَرِيقً۬ا ڪَذَّبُواْ وَفَرِيقً۬ا يَقۡتُلُونَ
5/70. Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian Bani Israil dan Kami utus kepada mereka Rasul-rasul. Setiap kali datang pada mereka seorang Rasul dengan apa yang diri mereka tidak jatuh tertarik padanya, maka sebahagian mereka dustakan dan sebahagiannya mereka perangi.
كُلُواْ مِن طَيِّبَـٰتِ مَا
رَزَقۡنَـٰكُمۡ وَلَا تَطۡغَوۡاْ فِيهِ فَيَحِلَّ
عَلَيۡكُمۡ غَضَبِىۖ وَمَن يَحۡلِلۡ عَلَيۡهِ غَضَبِى فَقَدۡ هَوَىٰ
20/81. Makanlah dari yang baik-baik apa yang Kami berikan padamu dan janganlah melanggar hukum padanya karena akan halal atasmu kemarahan-KU, dan siapa-siapa yang halal atasnya kemarahan-KU maka sungguh dia jadi jatuh (kepada pusat jatuh).
وَٱلنَّجۡمِ إِذَا هَوَىٰ
53/1. Demi bintang (Surya) jatuh (terbenam di barat).
مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمۡ وَمَا غَوَىٰ
53/2. Tidaklah sesat temanmu (Muhammad) itu dan tidaklah dia keliru.
Ada yang menterjemahan di atas ini istilah HAWAA diterjemahkan dengan "inginkan", "binasa", dan "terbenam". Semuanya berbeda, padahal mestinya "jatuh".
Seterusnya perhatikanlah pula istilah HAAWIYAH, AHWA dan HAWAA ILA yang semuanya harus mengandung pengertian JATUH:
فَأُمُّهُ ۥ هَاوِيَةٌ۬
101/9. Maka ibunya ialah yang menarik jatuh.
وَمَآ أَدۡرَٮٰكَ مَا هِيَهۡ
101/10. Dan apakah yang memberitahu padamu tentang itu ?
نَارٌ حَامِيَةُۢ
101/11. Dia adalah api yang bergejolak.
وَٱلۡمُؤۡتَفِكَةَ أَهۡوَىٰ
53/53. Dan pemalsu yang DIA Jatuhkan.
فَغَشَّٮٰهَا مَا غَشَّىٰ
53/54. Lalu ditutuplah dia (Bumi ini) oleh apa yang menutup. (waktu topan Nuah).
رَّبَّنَآ إِنِّىٓ أَسۡكَنتُ مِن
ذُرِّيَّتِى بِوَادٍ غَيۡرِ ذِى زَرۡعٍ عِندَ
بَيۡتِكَ ٱلۡمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجۡعَلۡ أَفۡـِٔدَةً۬
مِّنَ ٱلنَّاسِ تَہۡوِىٓ إِلَيۡہِمۡ وَٱرۡزُقۡهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٲتِ لَعَلَّهُمۡ يَشۡكُرُونَ
14/37. "Ya Tuhan kami, bahwa aku menempatkan sebahagian, keturunanku pada lembah yang tidak bertetanaman pada Rumah (Ka'bah)-MU yang dimuliakan. Ya Tuhan kami, semoga mereka mendirikan Shalat, maka jadikanlah mental manusia lain tertarik jatuh kepada mereka, dan berilah mereka rezki dengan buah-buahan semoga mereka bersyukur.
Pada semua ayat suci di atas ini, ada yang memberikan sinonim pada istilah "jatuh" dengan kata-kata yang hampir bersamaan maksudnya, namun berbagai sinonim itu dapat menimbulkan keraguan pada para pembaca terjemahan Alquran.
Sementara itu istilah "mu'tafikah" berarti "pemalsu" karena berasal dari 'ifku" kepalsuan, ada yang menterjemahkan dengan "kota-kota yang dibinasakan" dalam ayat 53/53 di atas tadi begitu pula dalam ayat 9/70 dan 69/9.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar