INFAQ
Kata INFAAQ adalah dari akar kata N-F-Q, yang berarti membayar (uang) atau membagikan (hadiah) dan lain lain. Kata NAFAQ, yang jamaknya “ANFAAQ”, juga berarti lubang wirog atau tikus, terutama sebuah lubang yang mempunyai dua ujung tempat masuk, sedemikian rupa sehingga wirog atau tikus-tikus tersebut dapat masuk dari ujung yang satu dan keluar pada ujung lainnya. Kata “NAIFAQ“ berarti bagian dari pantaloon/ celana panjang yang ditekuk ke bawah bagian atasnya, dan dijahit dan ikat pinggang masuk melaluinya dari satu sisi dan muncul dari sisi lain. Dari arti inilah kata INFAAQ dapat dipahami, yaitu untuk mendapat uang pada satu sisi dan membelanjakannya pada sisi lainnya, tanpa menimbun.
Perkataan Arab untuk seorang munafik adalah MUNAAFAQ yang juga mempunyai akar yang sama N-F-Q, menandakan bahwa ia mempunyai dua pilihan yang terbuka bagi dia. Ketika ia berada bersama orang-orang kafir, ia berkata, “Aku seorang kafir” dan ketika ia berada bersama orang-orang beriman, ia berkata, “Aku seorang yang beriman”.
Perintah Allah tentang INFAAQ (menafkahkan/ mengeluarkan harta/ membelanjakan uang)
Di ayat 2:254, Allah memerintahkan infaq.
2:254. Wahai orang-orang yang percaya, nafkahkanlah sebagian dari apa yang Kami rezekikan/ berikan kepadamu, sebelum datang satu hari yang padanya tiada jual beli, dan tiada persahabatan, dan tiada juga syafaat (perantaraan); dan orang-orang yang tidak percaya – merekalah orang-orang yang zalim.
Mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang ber-infaq karena Allah:
8:3. Orang-orang yang menegakkan sholat, dan menafkahkan (membelanjakan) apa yang Kami merezekikan kepada mereka.
8:4. Mereka itulah sebenarnya orang-orang mukmin; bagi mereka derajat-derajat di sisi Pemelihara mereka, dan keampunan, dan rezeki yang mulia.
Setiap klaim kesalehan atau kebajikan adalah palsu, kecuali jika orang tersebut ber-infaq karena Allah:
3:92. Kamu tidak akan mencapai kebajikan (al-bir) sehingga kamu menafkahkan sebagian dari apa yang kamu cintai, dan apa saja yang kamu menafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.
Dekatnya kepada Allah dapat diperoleh dengan ber-infaq karena Allah:
Quran menyebutkan bahwa suatu jalan/ cara untuk mencapai kedekatan kepada Allah adalah berinfaq karena Allah:
9:99. Dan di antara orang-orang Arab yang mempercayai Allah dan Hari Akhir, dan mereka menganggap apa yang mereka nafkahkan sebagai suatu cara mendekatkan mereka kepada Allah, dan sholawat (dukungan/ perhatian dari) Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu akan menaikkan derajat mereka kepada Allah, dan Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya; sesungguhnya Allah Pengampun, Pengasih.
Ber-infaq dari apa?
A. Dari apa saja yang Allah berikan, baik banyak maupun sedikit:
Menurut ayat 2:3, 2:254, 4:39, 13:22, 14:31, 22:35, 28:54, Allah berfirman bahwa ber-infaq adalah DARI APA YANG ALLAH TELAH KAMI BERIKAN KEPADA MEREKA/ KAMU (MIMMA RAZAKNAHUM/ KUM). Ini berarti baik sedikit ataupun banyak, dari apa yang Allah telah berikan, kita harus ber-infaq dari itu. Allah tidak menyebutkan suatu jumlah minimum yang harus kita punyai sebelum ber-infaq. Jika kita mempunyai sedikit, kita harus ber-infaq dan jika kita mempunyai lebih banyak, kita juga harus ber-infaq.
B. Pada saat berkelebihan maupun kekurangan:
Ayat 3:134 menjelaskan bahwa ber-infaq adalah pada waktu makmur maupun pada saat kekurangan, yaitu pada waktu yang baik/ longgar maupun sempit.
C. Yang kaya ber-infaq menurut cara mereka dan yang miskin ber-infaq menurut cara mereka
Menurut suatu prinsip yang diperoleh dari ayat 65:7, si kaya perlu ber-infaq menurut cara mereka dan si miskin perlu ber-infaq menurut cara mereka.
Ber-infaq untuk tujuan apa?
Ber-infaq karena Allah (2:195).
Ber-infaq kepada siapa?
- Orang tua (ibu dan bapak),
- Famili; keluarga dekat, (2:233, 4:9)
- Yatim piatu, para janda, dan mereka yang hidup tanpa harapan,
- Mereka yang pendapatannya tidak mencukupi kebutuhan dasar mereka, mereka yang bisnisnya gagal, dan mereka yang kehilangan pekerjaan,
- Musafir yang perlu bantuan, tunawisma, anak jalanan dan seseorang yang datang ke kotamu dalam kondisi miskin (2:215)
- Kaum fakir miskin yang menderita karena Allah dan tidak bisa merantau mencari rizki.
- Mereka yang tidak mampu berusaha di muka bumi untuk mencari penghidupan.
- Seseorang, yang tidak acuh pada kondisi mereka, yang dikira bebas dari kekurangan, karena mereka berpantang memohon. Tetapi kamu dapat mengenali mereka melalui tanda pada wajah mereka karena mereka tidak selalu meminta kepada orang-orang (2:273).
Ber-infaq berapa banyak?
Dari apapun yang berlimpah dan lebih harus dibelanjakan (2:219).
Jangan terlalu pelit dan jangan terlalu boros (17:19).
Bagaimana cara ber-infaq? Tatakramanya:
- Tidak menceriterakan pemberianmu kepada orang-orang.
- Tidak menyakiti mereka dengan ucapan yang menyakitkan (2:262),
- Tidak mengingatkan mereka perihal kedermawananmu
- Tidak mencela mereka yang kamu beri, terhadap apa yang kamu anugerahkan kepada mereka
- Tidak pamer kepada manusia (2:264, 4:38)
- Ber-infaq dapat terbuka atau rahasia (2:274, 13:22, 14:31, 35:29)
- Ber-infaq dari apa yang TAYYAB, yaitu apa yang baik dan kamu sukai (2:267)
- Ber-infaq dari berbagai hal yang kamu cintai (3:92)
- Ber-infaq dari hasil usaha yang baik dan dari hasil bumi
- Jangan memilih yang buruk (2:267)
Kapan ber-infaq?
Ber-infaq siang malam (2:274), kapanpun kamu mempunyai harta lebih dan ada yang membutuhkan. Tidak ada masa tunggu satu tahun sebelum ber-infaq.
Pembebasan
Hanyalah mereka yang dikecualikan untuk ber-infaq karena Allah, siapa saja yang benar-benar tidak mempunyai harta untuk ber-infaq tetapi mereka harus tulus hati karena Allah (9:91)
Memberi:
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan secara boros. (17:26)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar