LAPORAN PRAKTIK PENGAWASAN



LAPORAN PRAKTIK PENGAWASAN
MAHASISWA S2 CALON PENGAWAS PAI
IAIN SURAKARTA


SMP-SMA MUH. BOARDING SCHOOL PRAMBANAN
KAB. SLEMAN DAERAH ISTIMEWA JOGJAKARTA
TAHUN PELAJARAN
2015/2016



 Disusun Oleh:
NANA MASRURI, S.Pd.I
NIM: 144031051



PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PASCASARJANA IAIN SURAKARTA
2015





PENGESAHAN


Laporan Praktik Pengawasan Mahasiswa S2 Calon Pengawas PAI IAIN Surakarta di SMP-SMA Muhammadiyah Boarding School Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Jogjakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 ini disusun sebagai hasil pelaksanaan Praktik Pengawasan.






Disahkan pada tanggal,           Nopember  2015

=






Mengetahui,
Kepala Kantor Kementerian Agama               
Kabupaten Sleman




Drs. H Muhammad Lutfi Hamid MA.
NIP. 19680116 199503 1 002


Pengawas PAI Praktikan





Nana Masruri, S.Pd.I
NIP. 19800508 200901 1 003




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang 
Menjadi seorang pengawas, khususnya dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, tidak bisa dilakukan serta merta. Dalam rekrutmen oleh instansi yang berwenang, seorang guru atau kepala sekolah harus mengikuti diklat kepengawasan dalam jumlah hari atau jumlah jam tertentu. Diklat ini dilakukan untuk mempersiapkan mereka dalam melaksanakan tugas-tugasnya di lapangan. Sebab guru atau kepala sekolah yang lolos rekrutmen pengawas atau akan ditugaskan sebagai pengawas akan menghadapi tugas yang berbeda,  meskipun mereka akan tetap berkomunikasi dengan guru dan kepala sekolah dalam tugasnya sehari-hari.
Demikian pula sebagai mahasiswa calon pengawas, tentu tidak cukup jika hanya berbekal ilmu atau teori-teori kepengawasan. Sebab aplikasi teori dan ilmu di lapangan, belum tentu selancar yang dibayangkan. Banyak kendala yang bisa menjadi masalah dalam pelaksanaan tugas. Beragam latar belakang  stakeholder yang dihadapi. Sehingga sebelum terjun ke tempat tugas yang semestinya, seorang mahasiswa tetap membutuhkan praktek langsung dilapangan.
Dari tempat praktek inilah banyak dijumpai permasalahan yang ada dalam pelaksanaan proses belajar mengajar yang membutuhkan dampingan dari seorang pengawas. Disatu sisi ada pengalaman yang bisa dijadikan pelajaran bagi praktikan pengawas. Kedua hal ini kemudian dievaluasi untuk memperoleh kesimpulan sementara. Selanjutnya menguji hasil praktek ini dengan diskusi dan mencari pendapat pembanding, baik secara literer maupun diskusi dengan pengawas pendamping yang lebih berpengalaman dalam melaksanakan pengawasan yang semestinya. Setelah selesai praktik, kemudian kami susun laporannya untuk menjadi bahan renungan bagi berbagai fihak yang bekepentingan dengan pelaksanaan PPL ini.


B.     Tujuan dan Sasaran  
1. Tujuan
Tujuan praktek pengawasan ini adalah agar setelah mengikuti perkuliyahan dan praktek pengawasan dilapangan, mahasiswa memiliki pemahaman yang komperhensif terhadap tugas pokok dan fungsi pengawas serta memiliki pengalaman yang nyata dari tempat praktek kepengawasannya. Alhamdulillah tujuan ini dapat tercapai mskipun belum maksimal
2. Sasaran
Sasaran praktek pengawasan ini adalah guru PAI di SMA Muhammadiyah Boarding School Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Jogyakarta. Sedangkan sasaran untuk penguasaan standar kompetensinya adalah mahasiswa S2 program pengawasan itu sendiri. Alhamdullillah praktik ini sudah dapat dilaksanakan meskipun ada beberapa hambatan, seperti lokasi yang agak jauh dari tempat tinggal, sedikitnya waktu yang dapat digunakan dan sebagainya.
C.    Kegiatan Praktek Pengawasan
Praktik pengawasan dimulai dengan penyerahan praktikan kepada fihak sekolah. Kemudian dengan bimbingan pengawas pndamping, praktikan melakukan praktek pengawasan dengan membagi diri menjadi beberapa kelompok. Masing-masing praktikan melakukan praktik kepengawasannya dengan seorang atau dua orang ustadz di SMA MBS.
Dalam perjalanannya, proses praktik ini juga terbantu dengan kemajuan tehnologi. Dimana komunikasi dan pengiriman berkas yang perlu dipelajarai masing-masing bisa melalui facebook maupun email. Sehingga persoalan jarak dan waktu bisa dikelola dengan lebih efektif dan efisien. Akhirnya praktik ini dapat berlangsung, meskipun belum maksimal.
Kegiatan pengawasan ini merupakan praktek pengawasan untuk mahasiswa S2 Program Pengawas di IAIN Surakarta. Dengan melakukan praktek lapangan, akan diperoleh pengalaman yang baik dan berguna setelah benar-benar menjadi pengawas. Ataupun jika kembali tetap menjadi guru dan mungkin akan menjadi kepala sekolah. Pengalaman ini tetap akan berguna sebab sepanjang menjadi guru dan kepala sekolah juga akan berhubungan dan terkait dengan pengawas sekolah atau pengawas PAI. Kemajuan sebuah lembaga pendidikan tidak lepas dari peran ketiganya.
Praktek pengawasan ini dibatasi dengan melakukan supervisi akademik. Hal ini dilakukan karena luasnya cakupan tugas seorang pengawas, tentu waktu yang tersedia untuk praktek tidak mencukupi, jika harus melakukan praktek supervisi manajerial dan supervisi klinis. Namun dengan melakukan praktek supervisi akademik ini, seorang calon pengawas akan mengetahui sejauh mana supervisi akademik ini dilakukan dan bisa membandigkan serta menganalisa antara teori dan ilmu kepengawasan dengan realita di lapangan.
Pelaksanaan praktek supervisi akademik ini meliputi :
1. Menyusun Program Pengawasan yang meliputi :
a)  Standar Isi, b) Standar Proses, c) Standar Kelulusan, d) Standar Penilaian
2. Menyusun kisi-kisi instrumen pengawasan.
3. Melaksanakan Praktek Pengawasan, yang meliputi :
a). Mengadakan observasi, b). Menyiapkan perangkat guru (Silabus, Prota, Promes, dan RPP), c). Mengunjungi GPAI atau visitasi kelas, d). Mewawancarai  guru PAI tentang kendala Tupoksinya dan membahas solusinya, e). Melihat dan memeriksa dokumen guru, f). Mengevaluasi poin-poin yang tersebut di atas, mulai a sampai e. 
4. Pembinaan pada Guru PAI.
5. Mengkoordinasikan hal-hal yang berkenaan dengan pengawasan kepada Kepala Sekolah.
6.  Menggerakkan peningkatan mutu atau kualitas PBM (guru), mutu kepemimpinan dalam manajemen (Kepala Sekolah), dan pembinaan, pengembangan, monitoring dan evaluasi (Pengawas).
7. Menjadi Informal Leader.


BAB II
PELAKSANAAN PRAKTEK PENGAWASAN

A.  Program Pembinaan Guru GPAI
Pembinaan guru dilaksanakan dengan memantau penyusunan silabus, RPP dan kunjungan kelas. Praktek pengawasan ini memang bertujuan untuk wahana untuk praktek pembinaan guru. Pertemuan antara guru dengan praktikan yang bersangkutan dapat mendiskusikan dan membandingkan bebrapa program dengan kelengkapan administrasi pembelajaran yang dimiliki guru. Meskipun pada kenyataannya mereka melakukan praktek pengawasan tetapi dengan bekal ilmu kepengawasannya, praktikan juga melakukan pembinaan pada guru yang ditemui.
Program pembinaan ini meliputi :
1. Kompetensi spiritual
2. Kompetensi sosial
3. Kompetensi akademik
4. Kompetensi ilmu pengetahuan

Selain itu dalam beberapa pertemuan, dijumpai adanya kekuranglengkapan administrasi guru. Persoalan yang ditemui adalah karena guru di SMP dan SMA MBS banyak yang mengajar di kelas, sekaligus sebagai pembina santri selama 24 jam di lingkungan pondok. Sehingga kesulitan untuk membagi waktu dan menyediakan waktu khusus untuk melengkapi perangkat pembelajarannya. Mereka mensiasati dengan meminta waktu khusus untuk KKG sekaligus penyusunan perangkat pembelajaran, biasannya di awal tahun pelajaran.

B.  Program Pemantauan 
Praktik Supervisi akademik yang dilakukan oleh praktikan dari program PPL Pengawasan dari IAIN Surakarta, pada hakekatnya adalah upaya pemantauan terhadap kinerja dan produktivitas seorang guru. Dengan adanya pemantauan secara rutin, meskipun hanya dalam rentang waktu dua bulan, guru akan mendapatkan pemantauan, evaluasi dan bimbingan serta solusi dari masalah yang dihadapi sehingga guru dapat meningkatkan kinerjanya dengan bantuan dan bimbingan dari praktikan pengawas.
Pemantauan kinerja dan produktifitas guru meliputi :
1. Penyusunan perangkat pembelajaran
2. Pelaksanaan KBM di kelas
3. Program penilaian
4. Program remidi dan pengayaan

 Meskipun tidak semua dapat terpantau secara keseluruhan, namun ada upaya guru untuk melaksanakan proses penyusunan perangkat dan peaksanaan KBM di kelas. Dalam praktik kunjungan kelas guru (Ustadz Ali As’ad) juga menggunakan metode pembelajaran dengan peibatan siswa dalam upaya memahami materi pembelajarannya.
C.      Program Penilaian Kinerja Guru
Pelaksanaan praktek pengawasan ini menjadi proses praktik penilaian terhadap kinerja akademik yang dilakukan seorang guru. Bagaimana mereka melakukan proses penyusunan silabus, menyusun program semester, program tahunan dan menyusun RPP. Dalam kesempatan ini kami melakukan penilaian pada Ustad Saifuddin, S. Pd
Dari penilaian ini dapat diketahui sejauhmana produktfitas dan kinerja seorang guru dalam menjalankan tugas dan kewajibannya secara profesional. Memang kami rasakan disinilah fungsi penting pengawas sebagai thinktank atau dalam istilah lain sebagai gurunya guru, atau sebagai mitra guru dalam menjalankan amanatnya. Sehingga dalam upayanya menjalankan tugas dengan baik, guru tidak merasa berjuang sendirian.
Program ini meliputi :
1. Kelengkapan perangkat pembelajaran.
2. Kelengkapan media dan alat bantu ajar.
3. Kelengkapan dokumen penilaian
4. Kelengkapan dokumen tindak lanjut.


Memang secara keseluruhan belum lengkap. Namun dari laporan ini dapat dilihat sejauhmana prose pembelajaran dilaksanakan di SMP dan SMA MBS Sleman Jogyakarta. Pelaksanaan pembelajaran di kelas cukup menyenangkan dengan intekasi santri dengan ustadnya yang cukup baik. Sehingga siswa merasa nyaman dalam proses pembelajarannya.












BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyusunan program pengawasan ini, praktek kepengawasan dapat dilakukan dengan alur yang jelas. Sehingga proses praktek pengawasan harapannya dapat dilakukan dengan baik dan lancar. Namun bimbingan dari pengawas pendamping sangat menentukan dalam keberhasilannya, disamping upaya yang maksimal oleh praktikan.
B. Saran
Program praktik pengawasan yang dilakukan ini, semoga kedepan mekanisme persiapan prakteknya dapat lebih maksimal. Sehingga seorang praktikan dapat melaksanakan proses praktek pengawasannya dengan lebih baik.


RENCANA  PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP
No. 2



NAMA SEKOLAH      :     SMP Muhammaddiyah Boarding Scool Yogyakart
Mata Pelajaran             :     Hadits
Kelas/Semester              :     XI (sebelas) / 1
Pertemuan Ke               :     2

Alokasi Waktu              :     1  x 40 menit

Standar Kompetensi     :     2.       Memahami Ajaran Al Hadits tentang adab dalam majelis
(Al-Hadits)

Kompetensi Dasar        :     2.2.     Menyebutkan arti hadits tentang adab dalam majelis

2.3.     Menjelaskan makna adab dalam majelis seperti dalam Hadits
 






A.  TUJUAN PEMBELAJARAN
1.    Para peserta didik dapat menyebutkan arti al hadits tentang adab dalam majelis dan menjelaskan maknanya.

B.   MATERI PEMBELAJARAN
               1.             Arti hadits adab dalam majelis setiap kata

·         وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ
·         فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ
·         يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ
·         وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ
·         إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ
·         السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ
·         وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ
·         وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

·         وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ
·         لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ
·         Tidaklah suatu kaum berkumpul
·         di satu rumah Allah,
·         mereka membacakan kitabullah
·         dan mempelajarinya,
·         kecuali turun kepada mereka
·         ketenangan, dan rahmat menyelimuti mereka,
·         para malaikat mengelilingi mereka
·         dan Allah memuji mereka di hadapan makhluk yang ada didekatnya.
·         Barangsiapa yang kurang amalannya,
·         maka nasabnya tidak mengangkatnya

               2.             Arti hadits secara keseluruhan
Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah Allah, mereka membacakan kitabullah dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketenangan, dan rahmat menyelimuti mereka, para malaikat mengelilingi mereka dan Allah memuji mereka di hadapan makhluk yang ada didekatnya. Barangsiapa yang kurang amalannya, maka nasabnya tidak mengangkatnya”.

               3.             Makna yang terkandung dalam hadits tentang adab dalam majelis
Pertama :
Arti Penting Majelis Ilmu
Majelis ilmu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari para ulama rabbani. Bahkan mengadakan majelis ilmu merupakan perkara penting yang harus dilakukan oleh seorang ‘alim. Karena hal itu merupakan martabat tertinggi para ulama rabbani, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

مَاكَانَ لِبَشَرٍ أَن يُؤْتِيَهُ اللهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِّي مِن دُونِ اللهِ وَلَكِن كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنتُمْ تَدْرُسُونَ
Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia:"Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah". Akan tetapi (dia berkata):"Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya. [Ali Imran : 79].

Hal inipun dilakukan Rasulullah. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menganjurkan kita untuk menghadiri majelis ilmu. Dengan sabdanya,

إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ
Jika kalian melewati taman syurga maka berhentilah. Mereka bertanya,”Apakah taman syurga itu?” Beliau menjawab,”Halaqoh dzikir (majlis Ilmu). [Riwayat At Tirmidzi dan dishahihkan Syeikh Salim bin Ied Al Hilali dalam Shahih Kitabul Adzkar 4/4].
Demikian juga para salafus shalih sangat bersemangat mengadakan dan menghadirinya. Oleh karena itu kita dapatkan riwayat tentang majelis ilmu mereka. Di antaranya majelis Abdillah bin Mas’ud di Kufah, Abu Hurairah di Madinah, Imam Malik di masjid Nabawi, Syu’bah bin Al Hajjaj, Yazid bin Harun, Imam Syafi’i, Imam Ahmad di Baghdad, Imam Bukhari dan yang lainnya.
Kedua :
Faidah dan Keutamaan Majelis Ilmu.
Di antara faidah majelis ilmu ialah :
         Mengamalkan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan mencontoh jalan hidup para salaf shalih.
         Mendapatkan ketenangan.
         Mendapatkan rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala
         Dipuji Allah di hadapan para malaikat.
         Mengambil satu jalan mendapatkan warisan para Rasul.
         Mendapatkan ilmu dan adab dari seorang alim.
Ketiga :
Adab Majelis Ilmu.
Perkara yang harus diperhatikan dan dilakukan agar dapat mengambil faidah dari majelis ilmu ialah :
         Ikhlas.
Hendaklah kepergian dan duduknya seorang penuntut ilmu ke majelis ilmu, hanya karena Allah semata. Tanpa disertai riya’ dan keinginan dipuji orang lain. Seorang penuntut ilmu hendaklah bermujahadah dalam meluruskan niatnya. Karena ia akan mendapatkan kesulitan dan kelelahan dalam meluruskan niatnya tersebut. Oleh karena itu Imam Sufyan Ats Tsauri berkata,“Saya tidak merasa susah dalam meluruskan sesuatu melebihi niat.”[2]
         Bersemangat Menghadiri Majelis Ilmu.
Kesungguhan dan semangat yang tinggi dalam menghadiri majelis ilmu tanpa mengenal lelah dan kebosanan sangat diperlukan sekali. Janganlah merasa cukup dengan menghitung banyaknya. Akan tetapi hitunglah berapa besar dan banyaknya kebodohan kita. Karena kebodohan sangat banyak, sedangkan ilmu yang kita miliki hanya sedikit sekali.
          Lihatlah kesemangatan para ulama terdahulu dalam menghadiri majelis ilmu. Abul Abbas Tsa’lab, seorang ulama nahwu berkomentar tentang Ibrahim Al Harbi,“Saya tidak pernah kehilangan Ibrahim Al Harbi dalam majelis pelajaran nahwu atau bahasa selama lima puluh tahun”.
Lantas apa yang diperoleh Ibrahim Al Harbi? Akhirnya beliau menjadi ulama besar dunia. Ingatlah, ilmu tidak didapatkan seperti harta waris. Akan tetapi dengan kesungguhan dan kesabaran.
Alangkah indahnya ungkapan Imam Ahmad bin Hambal,“Ilmu adalah karunia yang diberikan Allah kepada orang yang disukainya. Tidak ada seorangpun yang mendapatkannya karena keturunan. Seandainya didapat dengan keturunan, tentulah orang yang paling berhak ialah ahli bait Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam ”. Demikian juga Imam Malik, ketika melihat anaknya yang bernama Yahya keluar dari rumahnya bermain,“Alhamdulillah, Dzat yang tidak menjadikan ilmu ini seperti harta waris”.
Abul Hasan Al Karkhi berkata,“Saya hadir di majelis Abu Khazim pada hari Jum’at walaupun tidak ada pelajaran, agar tidak terputus kebiasanku menghadirinya”.
Lihatlah semangat mereka dalam mencari ilmu dan menghadiri majelis ilmu. Sampai akhirnya mereka mendapatkan hasil yang menakjubkan.
         Bersegera Datang Ke Majelis Ilmu Dan Tidak Terlambat, Bahkan Harus Mendahuluinya Dari Selainnya.
Seseorang bila terbiasa bersegera dalam menghadiri majelis ilmu, maka akan mendapatkan faidah yang sangat banyak. Sehingga Asysya’bi ketika ditanya,“Dari mana engkau mendapatkan ilmu ini semua?”, ia menjawab,“Tidak bergantung kepada orang lain. Bepergian ke negeri-negeri dan sabar seperti sabarnya keledai, serta bersegera seperti bersegeranya elang”.[3]
         Mencari Dan Berusaha Mendapatkan Pelajaran Yang Ada Di Majelis Ilmu Yang Tidak Dapat Dihadirinya.
Terkadang seseorang tidak dapat menghadiri satu majelis ilmu karena alasan tertentu. Seperti : sakit dan yang lainnya. Sehingga tidak dapat memahami pelajaran yang ada dalam majelis tersebut. Dalam keadaan seperti ini hendaklah ia mencari dan berusaha mendapatkan pelajaran yang terlewatkan itu. Karena sifat pelajaran itu seperti rangkaian. Jika hilang darinya satu bagian, maka dapat mengganggu yang lainnya.
         Mencatat Fidah-Faidah Yang Didapatkan Dari Kitab.
Mencatat faidah pelajaran dalam kitab tersebut atau dalam buku tulis khusus. Faidah-faidah ini akan bermanfaat jika dibaca ulang dan dicatat dalam mempersiapkan materi mengajar, ceramah dan menjawab permasalahan. Oleh karena itu sebagian ahli ilmu menasihati kita. Jika membeli sebuah buku, agar tidak memasukkannya ke perpustakaan. Kecuali setelah melihat kitab secara umum. Caranya dengan mengenal penulis. Pokok bahasan yang terkandung dalam kitab dengan melihat daftar isi dan membuku-buka sesuai dengan kecukupan waktu sebagian pokok bahasan kitab.
         Tenang Dan Tidak Sibuk Sendiri Dalam Majelis Ilmu.
Ini termasuk adab yang penting dalam majelis ilmu. Imam Adz Dzahabi menyampaikan kisah Ahmad bin Sinan, ketika beliau berkata,“Tidak ada seorangpun yang bercakap-cakap di majelis Abdurrahman bin Mahdi. Pena tak bersuara. Tidak ada yang bangkit. Seakan-akan di kepala mereka ada burung atau seakan-akan mereka berada dalam shalat” [4]. Dan dalam riwayat yang lain,
“Jika beliau melihat seseorang dari mereka tersenyum atau berbicara, maka dia mengenakan sandalnya dan keluar”.[5]
         Tidak Boleh Berputus Asa.
Terkadang sebagian kita telah hadir di suatu majelis ilmu dalam waktu yang lama. Akan tetapi tidak dapat memahaminya kecuali sedikit sekali. Lalu timbul dalam diri kita perasaan putus asa dan tidak mau lagi duduk disana. Tentunya hal ini tidak boleh terjadi. Karena telah dimaklumi, bahwa akal dan kecerdasan setiap orang berbeda. Kecerdasan tersebut akan bertambah dan berkembang karena dibiasakan. Semakin sering seseorang membiasakan dirinya, maka semakin kuat dan baik kemampuannya. Lihatlah kesabaran dan keteguhan para ulama dalam menuntut ilmu dan mencari jawaban satu permasalahan! Lihatlah apa yang dikatakan Syeikh Muhammad Al Amin Asy Syinqiti, “Ada satu masalah yang belum saya pahami. Lalu saya kembali ke rumah dan saya meneliti dan terus meneliti. Sedangkan pembantuku meletakkan lampu atau lilin di atas kepala saya. Saya terus meneliti dan minum the hijau sampai lewat 3/4 hari, sampai terbit fajar hari itu”. Kemudian beliau berkata,“Lalu terpecahlah problem tersebut”.
         Jangan Memotong Pembicaraan Guru Atau Penceramah.
Termasuk adab yang harus diperhatikan dalam majelis ilmu yaitu tidak memotong pembicaraan guru atau penceramah. Karena hal itu termasuk adab yang jelek. Rasulullah n mengajarkan kepada kita dengan sabdanya.
ليس منا من لم يجل كبيرنا و يرحم صغيرنا و يعرف لعالمنا حقه
Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti hak ulama. [Riwayat Ahmad dan dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’].

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits ini berpaling dan tidak memperhatikan penanya untuk mendidiknya.
Demikianlah perihal kehadiran kita dalam majelis ilmu. Hendaklah bukan semata-mata mengambil faidah ilmu saja, akan tetapi juga mengambil semua faidah yang ada.

C.   METODE PEMBELAJARAN
-     Pemodelan dan Praktik  (salah seorang siswa dijadikan model untuk mempraktikan bacaan hadits tentang adab dalam majelis dengan benar)
-     Tikror (untuk memudahkan siswa menghapal arti hadits adab dalam majelis secara bergantian berdasarkan kelompoknya siswa mengulang-ngulang bacaan dan artinya)
-     Model Pembelajaran : Cooperative Script (model pembelajran dimana siswa belajar secara berpasangan dan bergantian dalam pelaksanaan tugas)


D.  LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN


No

Kegiatan

Waktu
1
Pendahuluan
a Mengadakan pengabsenan, appersepsi dan pretest
b Menjelaskan kompetensi yang harus di capai dalam kegiatan pembelajaran.
10 menit
2
Kegiatan Inti
a Seluruh  siswa  membaca  arti  hadits  tentang  menuntut  ilmu setiap kata  melalui tayangan yang disajikan guru dan dengan bimbingan dari guru.
b Seluruh  siswa  mengulangi  bacaan  dan  arti  hadits  tentang
adab dalam majelis yang dibacakan gurunya.
c Siswa  dikondisikan  dalam  empat  kelompok  sesuai  tempat
duduk. Kelompok 1 dan 3 membacakan bunyi hadits tentang adab dalam majelis dan kelompok 2 dan 4 membacakan artinya. Selanjutnya posisi  dibalikan kelompok 2 dan 4 membacakan haditsnya dan kelompok 1 dan 3 membacakan artinya.
d.  Siswa     yang    telah    hapal    diberikan    kesempatan    untuk menghapa hadits tentang adab dalam majelis dan artinya secara berpasangan.
60 menit
3
Penutup
a Guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap  proses dan hasil  belajar
b Mengadakan pos tes
c Siswa    diberika tuga untuk    menghafa hadit tentang
adab dalam majelis dengan artinya. Dan di informasikan kepada siswa bahwa penilaian dilakukan secara berpasangan.
10 menit

E MEDIA/ BAHAN/ SUMBER BELAJAR
1.   Buku pedoman guru dan siswa
2.   Software Hadits Kutubussittah.

F.   PENILAIAN


No

Indikator

Tekhnik

Bentuk

Instrumen
2.2.1
Mengartikan     hadits
tentang         adab dalam majelis               setiap       kata dengan benar
Tes Tulis
PG
1.                            4  5
Arti yang tepat untuk kalimat yang digaris bawahi adalah ....
a. menempuh                c. Melakukan
b. menuntut                   d. mempermudah

2. Lafal yang berarti mempermudah adalah .... a.                              c.    (  #   
b.      /  !                         d.                    


3.                    A      B      C>  -
arti kalimat yang digaris bawahi adalah .... a. karena rela             c. keridloannya
b. sukarela                      d. Diridloinya




No

Indikator

Tekhnik

Bentuk

Instrumen




4.             &>   5  .       >       @  5  .       >         5  .       >      ?   4 9*
arti kalimat yang digaris bawahi adalah .... a. pendengar             c. pencinta
b. murid                          d. Pengajar



5. Orang yang mengajarkan ilmu pengetahuan kepada orang lain disebut ....
a.   >    ?                        c.   >      @  5
b.   >        5                      d.  &>   5
2.2.2
Mengartikan     hadits
tentang         adab dalam majelis                         secara keseluruhan
Tes Tulis
Uraian
6. Artikan  dengan  tepat  bunyi  hadits berikut ini
/         < #=   6   7       &     8"      9               A         8"  :     ;   4  5
2.3.1
Menjelaskan    makna
yang          terkandung dalam hadits tentang adab dalam majelis
Tes Tulis
Uraian
7. Jelaska maksu dari   art hadit yang berbunyi : janganlah menjadi orang yang kelima”
2.3.2
Menjelaska hukum adab dalam majelis seperti
yang          terkandung dalam Al Hadits
Tes Tulis
Jawaban singkat
8.               ا    
Berdasarkan bunyi hadits hadits di atas  mencari
ilmu hukumnya ….


Kunci Jawaban
1.  A
2.  C
3.  A
4.  D
5.  A
6.  Barangsiapa keluar (pergi) untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah sehingga
kembali.
7.  Orang yang kelima adalah orang yang tidak menjadi pengajar, tidak menjadi peserta
didik, tidak menjadi pendengar ilmu, dan tidak menjadi orang yang menyukai ilmu pengetahuan dan orang yang ke lima ini adalah tipe orang yang akan celaka.
8.  Wajib

Pedoman Penilaian

1.
Soal no 1 s.d. 5 setiap jawaban benar diberi skor 1, Skor Max
= 5
2.
Soal no 6, skor max
= 2
3.
Soal No7, setiap kata yang digaris bawahi adalah kata kunci
Masing-masing diberi skor 1, skor max no 7

= 4
4.    Soal no 8, skor max                                                                            = 1
Total Skor                                                       = 12


Alternative penilaian yang lain jika diperlukan, agar penilaian berfareatif:
NB: Format penilaian terlampir.
RENCANA  PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPPNo. 1
 



NAMA SEKOLAH      :     SMP Muhammaddiyah Boarding Scool Yogyakarta
Mata Pelajaran             :     Hadits
Kelas/Semester              :     XI (sebelas)  / 1
Pertemuan Ke               :     1
Alokasi Waktu              :     1  x 40 menit
Standar Kompetensi     :     2.       Memahami Ajaran Al Hadits Tentang Adab dalam Majelis
(Al-Hadits)
Kompetensi Dasar        :     2.1.     Membaca Al Hadits Tentang Adab dalam Majelis
 



A.  TUJUAN PEMBELAJARAN

1.   Para peserta didik dapat membaca hadits-hadits tentang adab dalam majelis

B.   MATERI PEMBELAJARAN
Hadits 1

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ


C.   METODE PEMBELAJARAN

-     Penugasan
-     Pemodelan
-     Belajar Kelompok


D.  LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN


No

Kegiatan

Waktu
1
Pendahuluan
a Mengadakan pengabsenan, appersepsi dan pretest
b Menjelaskan kompetensi yang harus di capai dalam kegiatan
pembelajaran.
10 menit
2
Kegiatan Inti
a Peserta didik dibagi ke dalam empat kelompok sesuai barisan tempat duduk
b Dalam setiap kelompok ditugaskan salah seorang peserta didik yang menjadi model untuk membimbing peserta didik lainnya
dalam membaca hadits tentang adab dalam majelis
c Peserta didik dalam kelompok membaca setiap kata yang ada
dalam hadits adab dalam majelis di bawah bimbingan peserta didik yang menjadi model
d.  Salah  seorang  peserta  didik  yang  paling  bagus  bacaannya menjadmodel untuk  memiminpin  membaca  hadits tentang
adab dalam majelis dan peserta didik lainnya mengulangnya.
e Peserta didi diberikan kesempatan untuk menghapal hadits
adab dalam majelis
f.    Peserta  didik  yang  telah  menghapal  hadits  adab dalam majelis diberikan  kesempatan  untuk  menghapal  hadits  tersebut  di depan guru.
60 menit
3
Penutup
a.       Menyimpulkan isi kandungan hadits adab dalam majelis
b.      Melakukan refleksi terhadap kegiatan   yangsudah dilaksanakan
c.       Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; merencanakan  kegiatan  tindak  lanjut  sesuai  denga  hasil yang telah dicapai siswa dalam KBM
d.      Menyampaikan rencana pembelajaran pada     pertemuaberikutnya.
10 menit

E MEDIA/ BAHAN/ SUMBER BELAJAR

1.   Buku pedomon guru dan siswa
2.   Software Hadits Kutubussittah.

F.   PENILAIAN


No

Indikator

Tekhnik

Bentuk

Instrumen
2.1.1
Membaca setiap kata
yang ada dalam
hadits adab dalam majelis
lisan
Daftar
Pertanyaan
1.  Bacalasetiap  kata  yang  ada  dalam
hadits tentang adab dalam majelis dengan
benar
2.1.2
Membaca seluruh
hadits tentang adab dalam majelis
lisan
Daftar
pertanyaan
2.  Bacalah  Keseluruhan  hadits  tentang
adab dalam majelis.


Kunci Jawaban
1.      Bacaan Hadits setiap kata

السَّكِينَةُ
وَمَا اجْتَمَعَ
 وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ
 قَوْم
 وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ
 فِي بَيْتٍ
 وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ
 مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ
 فِيمَنْ عِنْدَهُ
 يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ
 وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ
 وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ
 لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ
إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ

2.      Bacaan Hadits keseluruhan
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ

Pedoman Penilaian

Untuk memberikan penilaian atas indicator di atas dibauatkan rubric sebagai berikut :


No.

Nama Peserta didik

Aspek yang dinilai

Nilai

Ketuntasan
Tidak
Lanjut
1
2
3
T
TT
P
R











Catatan :
a.
Aspek Yang dinilai
1 = Makhraj

Skor maksimum 5

2 = Tajwid
3 = Kelancaran
Skor maksimum 5
Skor maksimum 5

Total skor
= 15




a.      Cara Pemberian Nilai
Skor Perolehan   X 100     = Nilai
Skor Maksimum






Mengetahui                                                                      
Kepala Sekolah MBS Yogyakarta                                   Guru Mapel Hadits





Agus Yuliyanto, S.Pd                                                      Saifuddin, S.Pd
NBM. 990 193                                                                


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Over View

PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH

(Nana Masrur) Kompetensi Dasar : Mampu Menguraikan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di Madrasah Indikator : Madrasah dan Perkemb...