Informasi

KABAH


   ASLAMA اَسْلَمَ Masuk Islam, 2:112, 3:83 n lain" shbungan dg SALAAM = “Keselamatan” n SALLAMA = “menyelamatkan” pd ayat 8:43. Masuk Islam berarti : mnyelamatken diri” di dunia kini n di AKHIRAT, crnya; mmatuhi hukum yg diturunkan ALLAH... ISLAM tidak menghendaki penganutnya bersikap buta tuli asal patuh saja, tetapi menuntut setiap orang kritis dan suka memikirkan tiap sesuatu walaupun yang berbentuk perintah:
 وَالَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوا عَلَيْهَا صُمًّا وَعُمْيَانًا ﴿٧٣
25/73. Dan orang-orang yang ketika diperingatkan Ayat-ayat TUHAN mereka tidak merunduk atasnya secara tuli dan buta. 
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا ﴿٧٤ 
25/74. Dan orang-orang yang mengatakan: "TUHAN kami, anugerahkanlah untuk kami dan istri kami dan keturunan kami (anak-anak) kesenangan mata, dan jadikanlah kami Imam bagi orang-orang insaf.
 أُولَـٰئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلَامًا ﴿٧٥﴾ 
25/75. Itulah yang akan dibalasi dengan pengangkatan tersebab mereka tabah, dan mereka ditempatkan di sana dengan ucapan selamat dan keselamatan.
 اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
96/1. Bacalah dengan Nama TUHAN-mu yang menciptakan.
    
     Segala sesuatu hendaklah dibaca atau dipikirkan, karena membaca tanpa pikiran sama saja dengan nuri dan beo atau seperti robot dan kotak radio yang memang bukan manusia. Selanjutnya untuk memikirkan sesuatu haruslah didasarkan atas petunjuk ALLAH karena manusia sendiri memiliki jangkauan ilmu sangat pendek, utama lagi tentang Makkah dan Ibadah Hajji. Jika pemikiran hanya didasarkan atas kekuatan otak sebagaimana seringkali berlaku pada berbagai teori Barat, maka penganalisaannya terbatas sekali hingga hasilnya berupa kekeliruan dan kesalahan yang selalu harus diperbaiki.
     Ka'bah yang ada di Makkah selaku tujuan jema'ah Hajji adalah dulunya tempat Rumah pertama yang didirikan manusia Bumi. Dalam ajaran agama, manusia pertama bersama keluarganya hidup di Bumi adalah Nabi Adam bersama istrinya. Hal ini sekaligus membatalkan teori evolusi yang menyatakan manusia kini hasil evolusi monyet. Pendirian orang-orang Barat tentang manusia pertama di Bumi tampak nyata dalam sikapnya mundur maju untuk membenarkan ketentuan agama yang dianut atau untuk menerima teori evolusi Darwin, dan mereka belum mengambil pilihan tertentu. Hal ini tergambar dalam keterangan The Book of Populair Science 1976 jilid 3 halaman 225 yang antara lain artinya sebagai berikut:
"Untuk sekian lama Asia Tengah dianggap selaku tempat kelahiran manusia pertama, tetapi semenjak penemuan tengkorak manusia yang sangat primitif di Afrika, orang tidak lagi yakin tentang di mana tempat kelahiran asal-usul itu, ditambah lagi dengan beberapa penemuan lain dari bekas-bekas manusia dulu kala di berbagai daerah muka Bumi, di Afrika, Asia dan di Eropa. Dari satu segi terdapat kesepakatan bahwa daerah Amerika bukanlah tempatnya manusia dulunya berkembang. Sangat mungkin Homo sapiens telah pindah ke sana dari Asia melalui daratan luas yang menghubungkan Alaska dan Siberia sekira 10.000 s/d 50.000 tahun lampau." 

     Bangsa Inca dan Maya yang dianggap penduduk benua Amerika dulu adalah keturunan masyarakat Asia. Hal ini tidak diragukan lagi dan memang sesuai dengan sinyalemen ilmu dalam Alquran. Mereka menyeberang dari Siberia ke Alaska melalui Selat Bering yang dulunya daratan bersambung berhubungan, kini dibatasi oleh lautan yang menurut perhitungan memang bertambah luasnya 2 cm tiap tahun sebanding dengan semakin dinginnya iklim di Bumi. Maka pastilah manusia pertama dulu bermukim di Asia, Eropa, atau Afrika, tentang mana orang-orang Barat diragukan oleh teori evolusi. Tetapi teori evolusi itu sendiri banyak kekurangan alasan dan kekurangan itu dinyatakan sebagai missing links, ditambah dengan berbagai penemuan ilmiah tentang peradaban purbakala dalam hal mana teori itu kehilangan daya, maka pastilah manusia kini bukan hasil evolusi monyet, tetapi keturunan Nabi Adam yang pertamanya mendirikan Rumah pemukiman di Makkah. Jika kini banyak ditemui tengkorak tua di Afrika atau di Eropa, tidaklah dapat dijadikan alat pembantah terhadap ketentuan Alquran pada Ayat 3/96, karena suatu bantahan tidaklah wajar tanpa pernyataan yang diyakini sebagai bukti. Padahal penduduk Bumi kini adalah keturunan orang-orang Makkah dulunya yang merantau ke segala daerah untuk kehidupan mereka.

     Jika penduduk Bumi telah menjadi berbagai bangsa dalam lingkungan daerah tertentu masing-masingnya, maka semua orang itu adalah perantau, bukan penduduk asli. Tentang inilah Islam mengemukakan ajaran psikologis bahwa orang hendaklah mengingat asal-usul, bilamana kesanggupan dan kesempatan mengizinkan, agar pulang ke kampung asli ke Makkah dengan istilah menunaikan Ibadah Hajji yang ALLAH tentukan, ataupun dengan istilah lain berziarah ke tempat pemukiman nenek moyang dulu kala. Begitu tinggi nilai ajaran Islam dalam bidang moral dan material sekiranya orang sudi memikirkan, dan memang Islam itu malah lebih cocok dan serasi bagi mereka yang berilmu pengetahuan luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar