Informasi

MA'RIYFATULLAAH

6. ALLÁH

Kata atau lafazh "Alláh" adalah nama (ismun), bukan sebutan pengganti "`ilaah" atau tuhan. Dan Dia sendiri yang menamakan diri-Nya sedemikian.

Lafazh "Alláh", merupakan Indonesiasi kata dari bentuk transliterasi harfiyyah (letter-look transliteration) dari lafazh "`allaah" [`allaahu,`allaaha,`allaahi], berasal dari isim ma’riyfah (recognized noun) "`al `ilaahu" = "`al + `ilaahun", yang berarti maha tuhan, sang tuhan, maha hyang, sang hyang, all god, the god.

Ada pelanggaran aturan baku tata bahasa Arabiyan dalam pembentukan nama Alláh, yang jadi hak Dia, dimana huruf hamzah di atas huruf `aliyf dalam lafazh isim nakirah (undefined noun) "`ilaahun" dinyatakan bukan sebagai hamzah qathi (pemutus, cutter), tapi sebagai hamzah washli (penyambung, connector), dan dalam penyambungan digugurkan, atau dengan kata lain, tak dibaca huruf hamzah-`aliyf di awal isim nakirah–nya, dan dilafazhkan tafhim atau difahamkan; sedangkan tanda tanwin atau bunyi "n" diakhir lafazh isim nakirah "`ilaahun", berdasarkan pada gramatika, dengan sendirinya gugur, karena didepan lafazh tersebut dipasang kata-sandang "`al", yang berarti sang, si, the, de, atau huruf `aliyf-laam ta’riyf. Sedemikian sehingga, "`al" + "`ilaahun" = "`al `ilaahu" menjadi "`allaahu".

Jadi nama–Nya saja unik, beda dari yang lain, tak menuruti aturan baku bahasa, apalagi eksistensi atau keberadaan–Nya. Dia sendiri menyatakan:

● laysa ka mitsli–hi syay`un.
● Tak-akan-pernah-ada bak laksana–Dia sesuatu-pun.

[Q 42:11]

(C) 2013 – AF | COM19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar