(C) 2001-2011 — Achmad Firwany
Kita sering terjebak dgn kebiasaan
penggunaan kata, istilah, atau ungkapan, seolah segala sesuatu itu berkonotasi
selalu baik, padahal tak selalu demikian.
Secara bhs, arti umum teladan adalah
panutan, contoh, atau misal (similitude, example), dan bisa memiliki arti
positiv dan juga negativ, baik atau buruk. Jika disebut teladan saja, maka pd
umumnya konotasinya adalah dlm arti positiv. Jadi secara bhs, bisa dinyatakan
pasangan kata majemuk, teladan baik dan teladan buruk.
Analogi dgn nilai bilangan dlm
hitungan, bisa bernilai positiv | plus dan juga negativ | minus. Jika tak
diberi tanda (+ atau -), maka berarti bilangan bernilai positiv.
Hampir tiap hal netral di alam ini
secara normal selalu dinyatakan dlm pasangan (in pair, in mate). Ada positiv
ada negativ, ada baik ada buruk. Meski pd dasarnya yg buruk itu sering
diabaikan.
Analogi dlm kata bhs juga berlaku
utk kata "akhirat." Jika tak disebutkan secara tersurat atau
eksplisit, maka org mengkonotasikannya dlm konteks baik atau positiv, dan
berarti "surga." Padahal akhirat secara tersirat atau implisit
mencakup arti, selain surga, juga "neraka" yg mempunyai konteks buruk
atau negativ.
Secara logika, ada nol (0) ada satu
(1), meski pada dasarnya nol itu tak ada, krn berarti nihil, kosong, hampa,
atau ketiadaan, tp dia dibutuhkan utk menunjukkan adanya satu. Demikian juga
gelap dan terang. Gelap itu adalah ketiadaan cahaya, sedangkan terang adalah
keberadaan cahaya sbg energi sekaligus materi. Jadi kegelapan itu tdk ada, yg
ada adalah terang. Tp gelap dibutuhkan utk menujukkan adanya terang. Begitu
pula dgn dingan dan panas. Dingin itu tdk ada, yg ada adalah panas. Dingin
adalah ketiadaan panas sbg energi yg memiliki ukuran kualitas dan kuantitas.
Kebaikan dan keburukan adalah
pasangan. Secara logika bhs, keburukan bisa diartikan sebagai kebaikan negativ,
dan sebaliknya.
Bhs selalu berkembang, mengadopsi
kata dan beradaptasi dgn lokasi, dan didlm ilmu bhs atau lingusitik, ada cabang
ilmu yg dinamakan mantik sharaf bahasa, logika arti-kata bahasa, atau logika
semantik linguistik (linguistic semantic logics) yg berkembang sejak
Aristoteles, dan hingga kini tetap diajarkan di fakultas sastra universitas,
spt di UI misalnya, dan di institut linguistik di seluruh dunia.
Dari logika semantik linguistik
Aristoteles, kemudian dikembangkan logika simbolik matematik Boole, dan
akhirnya ke logika digital elektronik Shannon yg menjadi dasar ilmu komputer
dan elektronika digital modern ini.
. . .
Demikian semoga bisa dipahami dan
berguna.
FINE ART ™
FIRWANY INTERNETWORK ENTERPRISE —
ARTICLES ON REFORM AND TRANSFORM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar