Informasi

SELAMAT HARI IBU

`als salaamu 'alay–kum, wa rahmatu–`allaahi, wa barakaatu–huu.

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّــــــهِ الرَّحْــــــمَنِ الرَّحِــــــيْم
الحمــد للــه والصــلاة والســلام علــى رســول اللــه
وعلــى آلــه وصحــبه أجمعــين, أما بعد:

Saudara dan Saudariku yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Setiap orang Islam haruslah sangat berhati-hati terhadap anak cucu dan masa depannya. Sikap yang benar akan menguntungkan dirinya sendiri dan anak cucunya, sebaliknya sikap yang keliru akan menimbulkan sesal berkepanjangan.
Sebagai orang yang bertanggung jawab, setiap Bapak tentulah berusaha membelanjai dan mengelamatkan hidup anak-anaknya, baik dalam hal sandang, pangan maupun pengasuhan dan lain sebagainya. Hal ini termuat pada ayat 2/33, tetapi tanggung jawab itu hanya sekedar tenaga atau sekadar kesanggupan yang dimiliki, karena memang rizky seseorang hanya ditentukan olah Allah. Namun didikan dan nasehat yang mengandung amar makruf nahi mungkar harus selalu diberikan.

"Musuh dalam selimut selalu ada diantara kita"
Pendidikan yang diberikan kepada anak-anak sangat dipentingkan untuk ketinggian martabat generasi mendatang. Dalam hal ini si-Ibu ternyata melakukan peranan utama karena dia selalu berdampingan dengan si-Anak, bahakan menghamilkan, melahirkan dan merawatnya sampai tumbuh dewasa.
Walaupun persoalan pendidikan diberatkan kepada kedua orang tua tetapi, karena si-Bapak banyak memakai waktunya di luar rumah tangga untuk mencarikan kebutuhan hidup keluarga, maka praktislah tanggung jawab dalam mendidik anak-anak lebih ringan dibandingkan dengan yang harus dipikul si-Ibu. Karena itulah timbul motto :
“SURGA BERADA DI TELAPAK KAKI IBU”
“MAJU MUNDURNYA MASYARAKAT TERGANTUNG PADA SIKAP KAUM IBU”
Ayat 11/46 menceritakan betapa Nabi Nuh dulunya telah tertipu dengan didikan yang diberikan isterinya kepada anaknya. Pada ayat 66/10 dinyatakan bahwa isterinya itu termasuk golongan orang-orang kafir. Rupanya Nabi Nuh tak menyadari hal tersebut, mungkin terlalu sibuk dengan tugas dakwah agama diantara masyarakat kala itu, ataupun mungkin karena sebab lain, maka dia menyangka bahwa anaknya telah dididik secara Islami olah isterinya, ternyata tidak, bahkan Allah menyatakan anak itu bukan termasuk orang-orang shaleh.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
_______________
- CATATAN -
1. Selamat Hari Ibu
2. Dua Generasi
3. Libur (Lanjutan)
4. Libur
5. Sempurna
6. Keadaan Konkrit
7. Salam Untuk Saudaraku Yang Jauh Disana
8. Jaminan Rizki
9. Hadits Isralliat
10. Kafir - Dzalim - Fasik
11. Dunia Arab Masa Silam
12. Tantangan Risalah
13. Sekuler
14. Pendidikan dan Pelajaran
15. Da’i dan Guru Agama (Lanjutan)
16. Da’i dan Guru Agama
17. Istilah Allah Bukan Milik Islam Semata
18. Bangunan Islam
19. Religion

Tidak ada komentar:

Posting Komentar